Lagu-lagu instrumen khas pernikahan mengisi ruangan besar yang mulai terhias perlahan-lahan.
Hari Sabtu siang itu terasa hectic sekali.
Jimin beserta beberapa orang karyawan partimenya terlihat sibuk mondar mandir.
Sementara Namjoon tengah dalam perjalanan menuju gedung serba guna tersebut setelah mengurus beberapa hal di tempat mengajarnya.
Acara yang akan digelar pada sore hari ini mendapatkan banyak sorotan dari berbagai media karena ini adalah Wedding Expo terbesar yang pernah diadakan.
Tentu saja itu membuat Namjoon dan Jimin antusias dalam pengerjaannya.
Waktu menunjukkan pukul 4 sore.
Para model telah bersiap di ruang make up dengan baju serba putih.
Dekorasi telah terpasang dengan sempurna.
Wangi mawar menyeruak ke seluruh penjuru ruangan.
Panggung catwalk pun terlihat cantik dengan bermacam bunga berwarna putih.
Satu persatu model wanita berjalan perlahan menyusuri catwalk dengan baju pengantin mereka diiringi lagu instrumen Canon in D.
Disusul dengan lagu-lagu romantis modern lainnya.
Namjoon dan Jimin ikut duduk dan menikmati acara tersebut di deretan depan paling ujung bangku penonton sambil sesekali saling berbisik mengagumi design-design pakaian yang berlalu lalang di hadapannya.
Lagu pun berubah seiring para model wanita itu berganti dengan model pria.
Know you love me girl
So that I love you
Know you love me boy
So that I love you..."Ah...kenapa ada lagu ini..."
Seokjin yang menjadi model terdepan menggeleng kecil dan terus melangkah.
Namjoon menyandarkan duduknya.
Ingatannya kembali pada hari mereka bersenang-senang sebelum keberangkatan Seokjin ke Paris.
Ia menunduk dan tersenyum.
Sesaat kemudian jantung Namjoon rasanya ingin melompat dari tempatnya.
Wajah dan postur tubuh yang ia kenal dengan sangat baik.
"Seokjinnie......"
Ia menggumam pelan setelah sebelumnya memperhatikan pria yang sangat indah itu dari kejauhan.
Balutan outfit serba putih itu mengingatkannya pada rencananya hari itu.
Ia akan melamar pria kesayangannya.
Namjoon meraba benda bulat yang menggantung di kalungnya.
Cincin itu selalu dibawa menemaninya kemanapun.
Entah untuk kenapa.
"Indah sekali..." Pandangannya tidak lepas dari pria di atasnya.
Ia berusaha menutupi wajahnya dengan kepalan tangannya.
Sampai kapanpun ia tak akan pernah siap untuk bertemu Seokjin.
Jimin pun langsung menengok ketika sadar bahwa model itu adalah mantan kekasih kakaknya.
Seokjin tampaknya tidak menyadari kehadiran pria berambut ash grey dengan kacamata dan jas itu diantara kegelapan.
Ia terus berjalan.
Pandangannya tetap lurus ke depan.
Tetapi Namjoon bisa melihatnya dengan jelas.
Tatapannya dingin tetapi matanya berkaca-kaca.