Chapter 43 : The Call

131 14 0
                                    




"Jwaaannnnn...."

Suara di seberang sana membuat Seokjin menjauhkan ponselnya dari telinga.

Ia masih setengah sadar dari tidurnya.

"Ayo bangunnnn....sudah siang.."

"Hob-ahhh....astaga..ada apa?" Ia pun duduk di tempat tidurnya mendengarkan.

"Jangan lupa nanti jam 6 ya....langsung ke klubku okaayyy...."

"Nee.....kau meneleponku hanya untuk bilang itu?"

"Iya...kenapa?" Hoseok menjawab dengan polos.

"Aisshhhh....kau ini"

Dan sambungan pun diputus.

Seokjin menscroll ponselnya.

Beberapa pesan dan panggilan tak terjawab terlihat di notifikasinya.


"Kookieya...." Ia langsung keluar kamar dan menghampiri adiknya yang sedang berdiri menatap Seokjin dengan ponsel di tangannya.

"Eomma dan appa mengajak kita bertemu hyung..." Ucapnya datar.

"Mereka meneleponmu?" Seokjin membulatkan matanya.

Jungkook mengangguk.

"Mereka melihat kita waktu makan siang kemarin"

"Katanya ada hal penting yang harus dibicarakan"



DEG




"Apa lagi ini?" Raut wajah Seokjin berubah kesal.





"Seokjin kenapa?"

Namjoon segera datang ke apartemennya.

Jungkook mengirim pesan tak lama setelah Seokjin membanting ponselnya hingga berserakan dan kembali ke kamarnya.

Jungkook menceritakan kejadian pagi itu.

Ia berharap Namjoon bisa ikut dengan mereka bertemu dengan kedua orang tuanya.

Ia takut kakaknya terbawa emosi dan membahayakan dirinya sendiri lagi.



TOK TOK




"Sayang....." Namjoon membuka pintu kamarnya perlahan.

Seokjin sedang duduk di lantai samping tempat tidur dengan kedua tangan yang terlipat di dadanya.

"Namjoonie...." Matanya membulat melihat kekasihnya yang tiba-tiba datang.

"Kita berangkat jam 6 sayang..." Seokjin mencoba tersenyum.

"Aku tahu....aku mampir setelah mengantar pesanan tuan Lee..." Namjoon berbohong.

Ia melangkahkan kakinya dan duduk di sebelah Seokjin yang telah mengalihkan pandangannya.

"Kenapa duduk disini?" Ia membelai lembut rambut Seokjin yang terjuntai ke keningnya.

"Namjoonie...aku...."

"Kookie dan aku akan bertemu kedua orang tuaku sekarang"

Suaranya sedikit bergetar.

"Katanya ada hal penting yang mau dibicarakan". Ia menunduk sambil meremas jari-jarinya.

Namjoon menghela napas.

"Akankah kau lebih tenang jika aku ikut?"

"Maksudku......."

"Aku tidak akan berbicara apa-apa...hanya...."

Seokjin menoleh dan mengangguk dengan cepat.

"Please......" Ucapnya dengan puppy eyesnya yang menggemaskan.

Namjoon tersenyum, menarik dan memeluknya erat.

Seokjin memejamkan matanya.


"Berada di dekatmu adalah caraku menenangkan diri, Kim Namjoon...."

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang