Chapter 32 : Morning Talk Pt. 2

137 12 3
                                    




"Begitulah Kookieya...."

Pagi itu Seokjin menelepon adiknya, menceritakan percakapan antara Namjoon dan dirinya di bukit kemarin.

"Begini hyung..." Jungkook berdehem layaknya seorang dosen.

"Kalian ini sama-sama pria dewasa yang sudah berpenghasilan bukan?"

"Ngg..." Seokjin mengangguk.

"Tidak adil kan jika hubungan itu berjalan sebelah pihak?"

"Tapi aku kan bisa untuk melakukan semua itu Kookie..." Seokjin berkeras.

"Bukan begitu hyungg....astaga kau keras kepala sekali" Jungkook tertawa di seberang sana.

"Sekali-sekali biarkanlah Namjoon hyung membayar makan malam kalian..atau tiket menonton...atau hadiah-hadiah lainnya"

"Tidak apa-apakah begitu?"

"Tidak apa-apa hyung....itu normal kok dalam berpacaran" Jungkook lagi-lagi tertawa dengan kepolosan kakaknya itu.

"Aniiii...jika Namjoon membayar semuanya aku merasa tidak berguna Kookieyaa...."

"Iyaaaa...betul sekali hyung...itulah yang Namjoon hyung rasakan sekarang ini"

Seokjin terdiam mencerna ucapan terakhir adiknya itu.

"Hmmmm.....aku bodoh ya Kookie...."

"Tidak hyung.....hanya kurang peka saja" Jungkook mendengus.

"Kookie....kapan kau pulang? Sudah akan libur akhir tahun bukan?"

"Aku tahu hyung....aku akan pulang begitu mulai liburan okay...aku juga kangen hyung..."

"Nee....jaga diri baik-baik ya Jungkookie..."


Percakapan panjang lebar itupun berakhir.

Seokjin tidak memiliki rencana apa-apa hari itu. Ia hanya berdiam diri di rumahnya.




"Jiminie...."

"Ya hyung?" Jawabnya singkat tanpa menoleh pada kakaknya yang sedang menopang dagunya di atas meja kasir.

"Kenapa aku kangen Seokjin ya?" Ia menatap ke luar.

Hujan mulai turun membasahi jalanan.

"Astaga hyung....kalian baru bertemu kemarin" Jimin mengerucutkan bibirnya.

"Hehehe...betul juga..." Namjoon menoleh singkat dan kembali memandangi hujan yang semakin deras.

"Jin hyung baik-baik saja kan sejak kejadian kemarin?" Jimin penasaran.

Namjoon mengangguk. Ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bercerita tentang percakapan mereka di atas bukit itu.

"Menurutmu, apakah Seokjin tersinggung?"

"Hyung.....mungkin Jin hyung hanya tidak mengerti...ia tidak memiliki pengalaman selama kau"

"Kau benar Jimin-ah...." Namjoon mengusap wajahnya kasar.

"Dan...mungkin hal-hal itu sangat biasa di kalangan hidup glamor para model..." Jimin melirik hati-hati pada kakaknya.

Kalimat terakhir Jimin benar-benar mengenai hatinya.

"Aku bukan siapa-siapa...bagaimana aku bisa berada setara dengannya..."

Namjoon menunduk.

Tiba-tiba semuanya menjadi suram.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang