Chapter 54 : Back To One

144 12 0
                                        



Acara itu berhenti sementara di tengah-tengah untuk pergantian tema.

Jimin, Namjoon dan para karyawannya kembali sibuk.




"Lalu mereka memutarkan lagu itu Hoseokieee..."

"Bagaimana aku tidak jadi sedih"
Seokjin mengerucutkan bibirnya.

Ia menyempatkan diri untuk menelepon sahabatnya saat di ruang ganti.

"Jinnie...maaf yaa...kondisiku benar-benar payah hari ini..." Hoseok menjawab dengan suara berat.

Ia flu.

Lagi-lagi Seokjin harus menggantikan posisinya di acara itu.

"Tidak apa-apa Hoseokie....aku hanya ingin bercerita saja..." Jawabnya lesu.

"Aku akan berganti outfit sekarang..cepat sembuh ya..."

"Jwann...."

"Semua akan baik-baik saja..."

"Percayalah...."



Acara itu pun dimulai kembali dengan para model berpakaian serba hitam.

Dan tentu saja Seokjin satu-satunya yang paling mencuri perhatian Namjoon.

Selama pameran itu jantungnya tak berhenti berdegup kencang.

Ia menghela napas lega ketika jam menunjukkan pukul 10 malam seiring dengan berakhirnya Wedding Expo tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menghela napas lega ketika jam menunjukkan pukul 10 malam seiring dengan berakhirnya Wedding Expo tersebut.

Mereka kembali sibuk membereskan tiap dekorasi indah itu.



"Ini yang terakhir?" Ujar Namjoon kepada adiknya.

"Satu lagi di ruang ganti hyung...entah siapa tadi memasukkan rangkaian bunga itu kesana karena buru-buru"

Jimin masih sibuk membantu memasukkan beberapa rangkaian bunga itu ke dalam truk karyawannya.

"Okaayyyy...biar aku yang ambil"




"Ah...dasar bodoh...ponselku ketinggalan"

Seokjin menepuk keningnya pelan dan memutarkan mobilnya.


Ia parkir tidak jauh dari halaman gedung tersebut dan segera turun menuju ruang ganti.



"Pasti kutinggalkan di laci setelah menelepon Hoseok tadi"

Ia menimang-nimang kunci mobilnya.




BRUK
SRAAKKKKK



"Astagaa...maafkan aku tuan...maaf...."

Seokjin yang hampir jatuh langsung membungkuk memunguti rangkaian bunga putih yang berserakan di lantai.

"Aku tidak melihatmu berbelok...maafkan aku tuan..."


DEG
DEG
DEG



Ucapan itu.

Nada suaranya.

Salah tingkahnya.

Ia teringat kembali saat pertemuan pertama mereka.

"Tuhan...kenapa aku harus bertemu dengannya..."

"Seokjin hyung...." Namjoon tersenyum sedih.



SRAAKKK



"N-Namjoon....aaw ssshhh..."

Seokjin mengibaskan kedua tangannya ketika bunga-bunga itu kembali jatuh berserakkan.

"Astaga hyung..."

Namjoon segera mengambil kedua tangan Seokjin yang penuh darah itu dan menyekanya dengan sapu tangan biru dari kantong celananya.

Seokjin masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat di depan matanya.

Ia tidak bisa menyembunyikan rasa rindunya.

Air matanya pun menetes.

"Ah...sakit ya..."

"Ayo cuci dulu lukanya.."

Namjoon menarik kedua tangannya.

Membantunya berdiri saat ia menyadari Seokjin menangis.

Seokjin mengangguk tersenyum diantara air matanya dan berjalan mengikuti Namjoon.

Bahunya semakin bidang.

Jalannya tegap seperti biasa.

Rambutnya dipotong pendek dan warna itu cocok sekali dengannya.

Air matanya tidak bisa berhenti mengalir.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang