Chapter 61 : Only Then

131 13 0
                                    




"Aku tidak akan pernah bisa meninggalkanmu jika kau seperti ini terus Seokjin-ah..."

Namjoon membelai rambut pria yang masih berada dalam pelukannya.

Ia sudah tidak berontak.

"Kau janji untuk tidak menyakiti dirimu lagi..."

"Setidaknya tepatilah janjimu yang satu itu..."

"Kau benar-benar akan meninggalkan aku Namjoon-ah?"

"Benar-benar akan melupakan aku?"

"Tidak akan bisa secepat itu Seokjin-ah..."

"Biarkan saja berjalan apa adanya okay..."

"Jika waktunya tiba...jika aku sudah bisa melupakanmu...jika kau sudah merasa bahagia tanpa aku...maka...."

"Saat itulah kita....."





Seokjin terbangun dari tidurnya. Ia menutup mata dengan lengannya.

Air matanya kembali mengalir.

Kenangan buruk itu terus bertengger di pikirannya.



"Jinnieya....." Suara di seberang sana sedikit menenangkan Seokjin.

"Taehyungie....bagaimana kabarmu?"

"Kenapa suaramu? Kau flu?"

Tidak ada jawaban.

"Ah.....kau menangis lagi Jinnieya...."

Ia menutupi isakannya dengan punggung tangannya.

"Hey....."

"Keadaan akan membaik Jinnie..."

"Percayalah..."

Suara Taehyung yang dalam itu mulai membuat Seokjin tenang.




Hampir dua bulan berlalu. Hari-hari Seokjin makin dipenuhi oleh berbagai kesibukan.

Kadang ia melihat Namjoon di depan universitasnya. Tapi ia selalu menahan niatnya untuk menghampiri.

Namjoon pun tak jarang melihat mobil biru itu melintas di jalan.

Sekeras apapun mereka mencoba, mereka tidak akan mampu untuk saling melupakan.


'Anda mengebut Seokjin-ssi'

'Pelanggaran lho...haha...'

Sebuah pesan singkat muncul di ponsel pria yang sedang menikmati kosongnya jalan di malam hari itu.

'Catch me!'

Jawaban singkat itu diakhiri oleh emoticon smiley berkacamata hitam.

Namjoon melajukan mobilnya mengejar Seokjin.

"Okaaayyyy" Ia tersenyum lebar.

Jalanan itu sepi. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Namjoon baru selesai dari kegiatan mengajarnya.

Matanya melirik-lirik sekitarnya. Berharap ia benar-benar akan menyusul pria tersebut.


Sepi.

Kosong.


Tidak ada siapapun di sekitar mobilnya yang telah berjalan cukup jauh dari tempat ia menyapa pria yang sudah tidak pernah ia temui selama ini.


"Begini ya rasanya...." Namjoon mendengus.

"Inilah rasanya kehilangan...."

"Aku merindukan pria keras kepala itu"

"Ingin sekali mendengar tawa berisiknya"





"Kau egois hyung" Jimin yang sedang menghabiskan sarapannya menjawab dengan tenang.

"Tapi aku trauma Jiminie..."

"Iya....kau egois..."

Namjoon mendengus. Kalimat singkat yang diucapkan adiknya benar-benar membuatnya merasa bodoh.



"Hyung....manusia bisa berubah kok..."

"Jika Jin hyung bisa berubah, kau juga harus bisa...."

"Jangan membuat penyesalan lagi hyung..."

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang