Chapter 34 : First Fight

138 15 1
                                    



Mereka berdua masih terdiam.

Namjoon telah beranjak dari duduknya.

Ia menyandarkan dirinya di samping meja, menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. Menunduk sambil sesekali menatap Seokjin yang masih duduk di tengah tempat tidur.

"Katakan sesuatu Namjoon-ah...." Ujarnya pelan.

"..."

"Aku harus bagaimana sekarang?" Lanjutnya masih tertunduk.

"..."

"Namjoon-ahhh!" Seokjin yang tidak sabar bangun dan menghampiri Namjoon yang sedikit tersentak.

"Seokjinnie.....aku tidak bisa menjawabnya sekarang..."

"Maaf....." Namjoon menunduk dan mendorong perlahan kedua bahu lebar itu.

Seokjin mundur beberapa langkah kemudian berbalik.

"Kau mau kemana Seokjinnie?" Namjoon menarik tangan pria yang hendak berjalan keluar.

"Bukan urusanmu Namjoon-ah.." Jawabnya datar.

"Aku tidak akan membiarkan kau menyetir dalam keadaan seperti ini"

"Menginaplah disini Seokjinnie" Namjoon memohon.

"Lepaskan aku..."

"Kita bicara lagi besok pagi okay...."

"Bagaimana jika keputusannya sama saja Namjoon-ah...aku tidak harus menunggu sampai pagi untuk mendengarnya!" Ia mendorong tubuh yang lebih besar darinya itu sampai terjatuh kemudian pergi meninggalkannya.



Seokjin menginjak gas dalam-dalam. Mobil besar itupun meraung dan melesat saat Namjoon menggebraknya.



"DAMN IT!"



"Aku membuat kesalahan besar membiarkan Seokjin pergi dalam keadaan seperti itu"

Namjoon menerobos Jimin yang berdiri tercengang di tengah ruangan.

"Mana kunci mobilmu Jimin-ah"

"Hyung....sabar...biar aku mengantarmu"




Mobil tua itu berjalan cepat menuju apartemen Seokjin.

Pandangan Namjoon berkeliaran sepanjang jalan.

Pikiran-pikiran buruk berkelebat di kepalanya.



Ia dan Jimin memasuki parkiran apartemen.


"Mobilnya tidak ada disini Jimin-ah..."

"Mungkin ia parkir di tempat lain hyung...ayo cepat naik ke unitnya!"

Namjoon berlari menuju lift dan berhenti di lantai 7, menekan kode kombinasi dan membuka pintunya.

Kosong. Gelap.

Seokjin belum pulang dari tadi.


Suara nada dering itu terus berulang seiring langkahnya kembali menuju parkiran.

"Unitnya kosong, ia juga tidak mengangkat teleponku"

"Sekarang ponselnya mati"  Namjoon membanting pintu mobilnya.

Mereka pun kembali ke jalanan yang sepi.

"Tuhan...dimana Seokjinku....."

"...Seokjin...ku......" Namjoon mengepalkan tangan di depan bibirnya.

Tatapannya kembali berkeliaran sepanjang perjalanan.

Apartemen Seokjin, studio, cafe dan coffee shop, bar sampai rumah sakit tempat Yoongi bekerja mereka datangi.

Tapi hasilnya nihil.

Seokjin tak ada dimana-mana.





Mereka akhirnya kembali ke rumah.

Namjoon melangkah lunglai, diikuti adiknya yang terus berusaha menenangkannya.

Yang bisa Namjoon lakukan sekarang hanya berdoa semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Seokjinnya.

Kesayangannya.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang