Rashelyna menggeleng lagi, ia tidak tahu siapa mereka. Ia semakin dibuat terkejut mendengar ucapan dari seseorang yang umurnya mungkin sama seperti orang yang mengaku sebagai orang tuanya.
“Saya Ibu dan ini ayah mertuamu Rashel. Adira Zergant dan Rega Zergant.”
M-mertua? Sejak kapan ia punya mertua Dia belum pernah menikah. Tidak-tidak ini pasti tidak benar. Ada apa ini sebenarnya? Mengapa banyak orang asing di sini? Rashelyna ingin berteriak. Ia ketakutan melihat wajah mereka.
Rashelyna memegangi kepalanya begitu terasa amat sakit seperti di tusuk ribuan jarum. Ia menjambak rambutnya sendiri agar sakit itu hilang namun nihil kepalanya malah terasa sangat sakit
Mama Fira terlihat sangat khawatir berusaha mendekat, namun suara gadis itu membuatnya terdiam dengan tangan bergetar menahan tangis.
“T-tidak j-j-angan mendekat!”
Dokter berusaha menenangkan gadis itu, namun Rashelyna memberontak. Dengan segara suster menyuntikkan bius atas perintah dokter. Rashelyna pun menutup matanya tertidur.
“Ada apa ini, Dokter!” sentak Papa Argan menarik kerah dokter dengan kasar.
“Papa! Tenang, Pah,” ucap Darlina.
Dokter menghela napas, “Akibat benturan yang keras pada kepala Nona Rashelyna, ada kemungkinan ia mengalami amnesia."
“APA?!”
“Ingatan Nona Rashelyna akan kembali jika dengan perlahan mengingatkan moment-moment kecil yang pernah nona lakukan. Namun, jangan terlalu memaksakannya untuk terus berfikir,” lanjut dokter.
***
Rashelyna membuka mata perlahan, hidungnya menghirup aroma obat-obatan. Apa ia masih di tempat asing itu? Jadi tadi itu bukan mimpi? Oh tidak! Ia mengernyit tak menemukan orang-orang asing tadi di ruangannya.
“Ke mana mereka?”
“Aku masih penasaran siapa mereka? Apa mereka orang-orang yang membunuhku di malam itu?”
Rashelyna bergidik ngeri, mungkin benar. Bagaimana kalau mereka orang jahat? Mereka hanya mengaku-ngaku menjadi keluarganya. Air mata Rashelyna jatuh begitu saja, ia tidak mau mati lagi.
“Ini kesempatanku untuk pergi dari sini,” ucap gadis itu menghapus air mata, dengan cepat menyingkap selimut.
Rashelyna meringis merasakan darah mengalir dari lengannya kala mencabut alat infus dengan paksa. Saat kakinya berpijak pada lantai dingin, Rashelyna berpegangan pada ranjang menyeimbangkan tubuh yang sedikit oleng.
Bruk
Rashelyna terjatuh, ia tidak kuat berdiri karena masih lemas.
“Kasihan.”
Mendengar sebuah suara, Rashelyna mendongak. Ia menatap seseorang yang
tengah menertawakan dirinya. Wanita berambut panjang bergelombang, wajah
yang dipolesi make up tebal bersidekap dada memandang remeh Rashelyna.“Siapa kau?” tanya gadis itu curiga.
“Hahaha, simpan lelucon sampahmu itu! Aku tau kau hanya berpura-pura,”
Wanita itu menjambak rambut Rashelyna. Gadis itu mengaduh kesakitan, telinganya berdengung.
“Hei! Kau gila?!”
“Jaga ucapanmu! Dasar wanita sampah! Kau berpura-pura hanya untuk mendapatkan perhatian Arkielga, jangan harap!” kata wanita itu menghempaskan rambut Rashelyna membuat gadis itu terjungkal menabrak ranjang.
“Apa maksudmu? Siapa Arkielga?”
“Cih, bahkan kau tidak ingat dengannya?” sinis wanita itu kemudian menyeringai. “Aku akan membunuhmu, lihat saja!”
Rashelyna menegang begitu mendengar kalimat itu.
“M-mengapa? Apa salahku?” tanya Rashelyna dengan tubuh bergetar.
“Kau gadis tak tahu malu! Merebut pria yang kucintai, tak akan kulepaskan kau!” sentak wanita itu kemudian menarik bantal dan membekap wajah Rashelyna membuat gadis itu memberontak ketika kehilangan oksigen.
“Tidak!”
Huh
Rashelyna membuka mata, keringat mengucur dari dahinya. Ia melirik sekitar ketika tidak ada seorang pun kecuali dirinya yang tengah terbaring. Jadi itu hanya mimpi?
Degup jantungnya berdetak dengan keras. Ia sangat takut, dan lagi ternyata ia masih di ruangan yang sama dengan pakaian pasien.
“Aku ingin pulang,” lirihnya.
Seorang pria memasuki ruangan dengan beberapa orang berbadan kekar berpakaian hitam di belakangnya. Rashelyna beringsut mundur ketakutan, mereka seperti orang-orang pada malam itu.
“Nona? Apa Anda menginginkan sesuatu?” tanya pria itu, menatap Rashelyna.
Pria dengan kemeja kotak-kotak menggunakan celana jeans, wajahnya terlihat sangat tampan dengan rambut ikalnya.
“S-siapa kalian?”
Pria itu tiba-tiba terkekeh padahal tidak ada yang lucu. “Ternyata Anda beneran lupa ya? Baiklah perkenalkan nama saya Zidan, Tangan Kanan Tuan Arkielga. Apakah sekarang Nona mengingatnya?”
Rashelyna menggeleng lucu. Zidan hanya berdehem melihat wajah polos istri
tuannya itu.“A-arkielga? Siapa dia?” Rashelyna mengingat nama itu dalam mimpinya.
Nama seseorang yang wanita itu sebutkan.Zidan tercengang. “N-nona tidak mengingat tuan?” Habislah riwayatnya.
____
𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞
𝐃𝐨𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐛𝐞 𝐥𝐢𝐤𝐞, "𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐮𝐞 𝐝𝐨𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐠𝐚𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐰𝐚𝐬 𝐚𝐣𝐚 𝐥𝐨 𝐩𝐚𝐝𝐚!"
𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡: 𝟏𝟓 𝐌𝐚𝐫𝐞𝐭 𝟐𝟎𝟐𝟑
𝐑𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢: 𝟐 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟑
©𝐈𝐜𝐞𝐲𝐧𝐝𝐚, 𝟐𝟎𝟐𝟑
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...