"Pilih sesukamu, Rashel," ucap Adira ketika mereka tengah memilih pakaian di toko yang katanya terkenal itu.
Rashelyna mengangguk, ia memilih dress yang menurutnya sangat cantik dan elegan. Namun ketika melihat harga dari dress itu membuat Rashelyna melotot.
Ia melirik sedikit ke arah Adira yang juga tengah sibuk memilih. Akhirnya Rashelyna meletakkan kembali dress itu. Ia akan memilih baju lain dengan harga yang lebih pas dan cocok untuknya.
Walaupun mungkin ia bisa saja memakai card yang sudah diberikan oleh suaminya, Arkielga. Tetapi Rashelyna tidak terbiasa untuk membeli barang-barang mewah.
"Sudah memilihnya, Nak?"
"Eh, kenapa? Apakah tidak ada yang cocok denganmu?" tanya Adira begitu melihat Rashelyna tidak membawa satupun pakaian.
Gadis itu tersenyum kecil. "Sepertinya baju Rashel masih banyak di rumah, Ma."
Adira menepuk jidatnya melihat tingkah polos sang menantu. Ia terkekeh gemas kemudian mengajak Rashelyna pada tempat dress yang sempat gadis itu inginkan.
"Padahal tidak apa-apa. Pilihlah apa yang kau mau," bujuk Adira. Rashelyna kembali menggeleng, ia benar-benar tidak menginginkannya.
"Baiklah, setelah ini kita makan dulu ya."
Gadis itu mengangguk mengikuti ucapan sang mertua. Mereka pergi hanya berdua saja, karena saat ingin membawa Efzy, Arkielga melarangnya. Mereka hanya diperbolehkan pergi dengan penjagaan bodyguard. Berlebihan memang.
Saat ini mereka berdua tengah berada di tempat makan. Adira tengah membuka buku menu. Ia memesankan makanan untuk dirinya dan juga Rashelyna pada waitress.
Adira menatap Rashelyna sembari tersenyum. "Apakah kau ingat? Ini bukan pertama kalinya kita ke sini."
"Kau sangat senang sekali ketika Mama ajak ke mall," sambung Adira.
"Rashel sering pergi ke sini, Ma?" tanya Rashelyna. Adira mengangguk mengiyakan, entahlah dulu mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Bukan hanya berdua melainkan dengan seseorang yang saat ini tengah ia rindukan.
Seketika wajah Adira berubah sendu. Melihat perubahan pada raut wajah mertuanya. Rashelyna inisiatif bertanya. "Ada apa, Ma? Mama terlihat sedih."
"Mama hanya rindu pada anak Mama, Sayang."
Gadis itu mengernyit, mama sedang merindukan Arkielga? Yang benar saja!
"Maksud, Mama?"
"Iya, anak perempuan Mama, kakak Arkielga. Kau tidak mengingatnya?"
Jadi Arkielga ternyata memiliki kakak perempuan? Mengapa ia baru tahu? Lantas di mana kakak perempuan Arkielga?
"Maaf, Ma." Rashelyna menggeleng dengan penuh penyesalan. Adira tersenyum lembut mengelus rambut halus gadis itu.
"Tidak apa-apa, Sayang."
Saat ia akan bertanya tentang keberadaan kakak perempuan suaminya. Tiba-tiba waitress datang dengan membawa makanan yang telah dipesan. Rashelyna pun mengurungkan niatnya, ia tidak mau bertanya lebih, takut jika Adira akan kembali bersedih.
"Mari kita makan!" seru Adira begitu makanan tersaji. Rashelyna pun menatap dengan berbinar. Kapan lagi, kan, ia makan di tempat makan mewah.
Mereka berdua berbincang ringan sembari tertawa membahas hal-hal konyol. Tiba-tiba terdengar suara gaduh, Adira dan Rashelyna mengalihkan pandangan menuju asal suara.
"Ada apa ya, Ma?" tanya Rashelyna bingung.
"COPETTT!!"
"MALING!?!! KE SINI KAU HAHH!"
"HEI BANTUUU JANGAN CUMAN MELIHAT?!" teriak seorang wanita berlarian mengejar pencopet.
Adira dan Rashelyna pun segera berdiri dari duduknya kala pencopet itu mengarah pada meja mereka.
Gadis itu mengernyit ketika pencopet tersebut tersenyum smirk ke arahnya. Ia merasa seperti ada yang aneh dari gelagatnya.
"RASHEL! AWASS!" teriak Adira.
Karena tak sempat menghindar, pencopet itu menubruk tubuh Rashelyna dengan cepat. Gadis itu terjatuh dengan sangat keras, kepalanya terbentur meja. Darah segar mengalir di pelipisnya.
"Shhh... " ringis Rashelyna.
Setelah menabrak dengan sengaja, pencopet itu segera lari. Tak memedulikan gadis yang sudah ditabraknya. Begitupula dengan wanita yang terus mengejar pencopet itu.
"Astaga! Rashel, kau baik-baik saja?" Adira memasang wajah penuh khawatir melihat kondisi sang menantu.
"Anak tidak tahu diri!"
"Pergi kau dari sini!"
"Tolong...."
"Diam!"
"Tidak Ayah!"
Bersamaan dengan itu, adegan yang susah payah Rashelyna lupakan kini membayangi dirinya. Ia menekan kuat kepalanya.
"Rashel! Ada apa, Sayang?" ucap Adira panik.
"T-tidak! Tolong..." lirih Rashelyna terisak.
"Nyonya! Apa yang terjadi?" Kedua bodyguard yang sempat Arkielga percayakan untuk menjaga istri dan ibunya datang dengan tergesa-gesa. Mereka berdua sudah lebih dulu membubarkan kerumunan.
Adira menatap marah, "Kalian ke mana saja hah?!"
Kedua bodyguard itu menunduk, mereka memang sedang berjaga di sekitaran Adira dan Rashelyna. Namun kejadian tadi sungguh tidak terduga. Mereka kecolongan.
Adira memegang pundak Rashelyna pelan berusaha menenangkan gadis itu yang masih terisak.
"Mama aku ingin pulang," isak kecil gadis itu.
Dengan cepat mereka pun membawa Rashelyna pulang agar luka di pelipis gadis itu segera ditangani. Keluarga Zergant memiliki dokter pribadi. Maka dari itu Adira sudah sedari tadi menghubungi dokter untuk segera datang ke rumahnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Arkielga dingin begitu mereka sampai.
Adira gelagapan melihatnya. "Kiel, Rashelyna tertabrak pencopet."
Suasana di ruangan menjadi mencekam ketika Arkielga melihat darah mengotori lengan beserta baju bagian atas Rashelyna. Ia mengepalkan tangan kemudian meninju kedua orang yang tak becus menjaga istrinya.
"Sialan! Tidak berguna!"
"KIEL!" teriak Adira histeris.
Bugh
Bugh
Bugh
Rashelyna berjalan pelan sembari menahan ringisan, ia memegang lengan Arkielga lembut saat lelaki itu hendak melayangkan tinjunya lagi.
"Ki—"
Belum sempat memanggil namanya. Rashelyna langsung ambruk, untungnya Arkielga dengan refleks menahan tubuh gadis itu.
"Rashel!"
***
𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞
𝐀𝐤𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬, 𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐠𝐚𝐤𝐚𝐤 𝐓_𝐓
𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡: 𝟐 𝐀𝐩𝐫𝐢𝐥 𝟐𝟎𝟐𝟑
𝐑𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢: 𝟒 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟑
©𝐈𝐜𝐞𝐲𝐧𝐝𝐚, 𝟐𝟎𝟐𝟑
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...