Seseorang mengerutkan kening saat memasuki kamar. Ia tidak bisa melihat apapun karena kamar tersebut gelap. Lelaki itu menyalakan lampu, menampilkan sosok yang tengah ia rindukan sedang tertidur lelap.
Ia menghampiri sosok itu lalu ikut berbaring sambil menarik tubuh mungil istrinya ke dalam pelukan. Ia menghirup rakus aroma strawberry yang memasuki indra penciumannya.
Rashelyna terusik sedikit. Ia mengubah posisi tidurnya menghadap ke arah Arkielga. Lelaki itu tersenyum puas karena bisa melihat dengan jelas wajah cantik istrinya.
Ia mengusap pelan pipi gadis itu. Mata Arkielga menatap pada bibir mungil Rashelyna. Kemudian dengan kilat ia mencuri kecupan pada bibir gadis itu.
Arkielga memejamkan mata karena merasa sangat lelah. Akhirnya ia pun ikut tertidur dengan tangan yang masih mendekap erat tubuh Rashelyna.
***
Perlahan cahaya matahari memasuki lewat celah-celah jendela kamar. Mengusik seorang gadis dari tidur nyenyaknya. Rashelyna membuka kelopak mata dengan malas.
Tetapi entah mengapa perutnya terasa berat seperti tertimpa sesuatu. Saat sepenuhnya telah sadar, ia terkejut melihat sebuah tangan kekar memeluk dirinya.
Lebih terkejut lagi ketika Rashelyna menoleh ke kiri langsung dihadapkan dengan wajah tampan Arkielga. Ia tertegun saat melihat lingkaran hitam di bawah kedua mata lelaki itu.
Namun mengapa Arkielga terlihat lebih tampan jika sedang tidur? Eh?
"Terpesona, hm?"
Rashelyna gelagapan, sejak kapan lelaki itu bangun? Ah, ia tertangkap basah! Lagipula kegeeran sekali, siapa juga yang terpesona pada wajah datar Arkielga.
"Bisa kau singkirkan lenganmu ini? Berat tahu!" ucap Rashelyna mengangkat lengan Arkielga dengan kesusahan.
Bukan Arkielga namanya jika ia langsung menurut. Bahkan lelaki menyebalkan itu malah semakin mendekat dan mengeratkan pelukannya.
"Aku rindu."
"Aku tidak."
"Katakan sekali lagi," sinis Arkielga.
Rashelyna menghela napas, "Kau gila kerja sekali hingga tak pulang."
Arkielga tersenyum smirk, "Jadi benar, kau merindukanku?"
"Enak saja! Aku bosan hanya berdiam di rumah. Kau tidak peka sekali."
"Bukankah pergi memancing tak cukup untuk mengurangi kebosananmu?"
Gadis itu membalikkan tubuh menjadi terlentang. Ia menatap langit-langit kamar. Bibirnya mengerucut sebal. Memangnya tidak ada hal lain apa selain memancing dan bermain bersama Witi.
"Berhenti memasang ekspresi seperti itu," bisik Arkielga rendah.
Rashelyna tak menjawab, lebih baik diam saja daripada salah lagi. Lelaki itu menarik wajah Rashelyna agar menatapnya. Ia mengelus pelan kening gadis itu lalu menciumnya dengan lembut.
Mendapat perlakuan seperti itu membuat jantung Rashelyna berdebar. Tidak! Ia tidak boleh jatuh cinta pada lelaki tidak punya perasaan dan berwajah datar.
"Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu hari ini."
Entah mengapa hati Rashelyna menjadi senang. Itu artinya ia tidak sendirian lagi. Baiklah, tidak apa-apa. Rashelyna sepertinya bisa menganggap lelaki itu sebagai teman.
"Benarkah?" tanyanya dengan senyum cerah.
Arkielga menatap aneh pada reaksi gadis itu. Apakah Rashelyna memang bosan jika tidak ada dirinya? Atau tidak ada seseorang yang bisa menemani istri kecilnya?
"Hm." Arkielga menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Rashelyna. Gadis itu tertawa geli, ia berusaha menjauh.
"Ar—"
"Kiel, panggil aku Kiel."
"Kiel, ayo kita bermain!" seru gadis itu.
"Kau pasti tidak pernah memancing, kan? Bagaimana kalau kita taruhan?"
***
Dan di sinilah mereka berada, kolam ikan. Mereka telah siap dengan peralatan memancing. Rashelyna menatap dengan angkuh. Ia bertekad untuk mengalahkan lelaki itu!
Sedangkan Arkielga hanya memasang wajah datar. Mereka berdua fokus pada kegiatan memancingnya. Rashelyna heran ketika tak ada satupun ikan yang mendekat. Ia melirik lelaki di sampingnya, Arkielga bahkan sudah mendapat satu ekor.
Beberapa menit berlalu, Rashelyna mengusap peluh di dahinya. Ia berdecak sebal, ikan yang sudah ia tangkap hanya lima ekor. Sedangkan Arkielga terlihat sudah banyak. Bisa-bisa kalah taruhan jika seperti ini.
"Kau curang! Mengapa ikan-ikan tidak mau mendekat ke arahku!" kata Rashelyna tak terima.
Arkielga mengedikkan bahu acuh.
"Menyerah, heh?" ledek Arkielga melihat Rashelyna meletakkan alat pancingnya.
"Sudahlah, ikan pilih kasih!"
Rashelyna beranjak pergi meninggalkan Arkielga dengan menghentakkan kaki. Saat melewati kolam renang, gadis itu terpeleset hingga jatuh tercebur.
Mendengar suara air, Arkielga berjalan dengan cepat. Langsung saja ia menceburkan diri melihat gadis itu sudah tenggelam.
Ia menarik tubuh Rashelyna. Wajahnya menampilkan raut khawatir. Tangan kekar lelaki itu menepuk pelan pipi Rashelyna.
"Rashel, wake up!"
Arkielga hendak mendekatkan wajahnya untuk memberikan napas buatan. Tetapi tiba-tiba air menyembur dari mulut Rashelyna mengenai wajahnya.
"Hahahaha, tertipu kau!" Gadis itu tertawa melihat wajah Arkielga. Tak hanya itu, Rashelyna mendorong Arkielga hingga tercebur kembali ke dalam kolam.
Namun, beberapa menit berlalu Rashelyna tak mendapati Arkielga muncul di permukaan air. Ia melihat tubuh lelaki itu yang terdiam di dalam air.
"Aku tidak akan mudah tertipu, Kiel," ledek gadis itu.
"Kiel, sudahlah."
Tidak mendapat respons, Rashelyna semakin cemas. Ia mendekat ke arah kolam, tangannya menyentuh air lalu ia goyang-goyangkan hingga menimbulkan cipratan kecil.
"Jangan bercanda, Kiel."
Rashelyna menggigit bibir, bagaimana jika lelaki itu benar-benar pingsan di dalam air. Oh tidak! Apa mungkin Arkielga keram?
Saat hendak berdiri, tangan Rashelyna sudah lebih dulu ditarik dari dalam kolam. Ia terkejut melihat sang pelaku. Alhasil mereka berdua kini tengah berada di tengah-tengah kolam.
Arkielga tersenyum miring. "Kira-kira hukuman apa untuk gadis nakal yang telah berani menipuku, hm?"
***
𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞
𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡: 𝟒 𝐀𝐩𝐫𝐢𝐥 𝟐𝟎𝟐𝟑
𝐑𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢: 𝟒 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟑
©𝐈𝐜𝐞𝐲𝐧𝐝𝐚, 𝟐𝟎𝟐𝟑
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...