CHAPTER 7 [REVISI]

111K 7.9K 15
                                    

Pria itu membuang pentung rokok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu membuang pentung rokok. Ia meludah tepat pada wajah orang yang tengah ia cekik. “Kau sangat bodoh!”

Ia melepas dan melempar tubuh itu dengan tak berperasaan. Orang bertopi hitam langsung meraup udara dengan rakus.

“T-tuan dia... Uhuk! M-masih hidup.”

“Apa kau berusaha membohongiku?” tajam pria itu menendang keras kepalanya hingga mengeluarkan darah.

“Ampun, Tuan, sa-ya t-tidak be-rani ber-bohong.”

Seketika ia tertawa keras membuat orang bertopi hitam menatap dengan ngeri.

***

Keesokan harinya Rashelyna dibuat terkejut ketika bangun dari tidurnya terdapat seorang anak prempuan tengah menatap dirinya dengan lucu. “Yeay! Kakak Lashel sudah bangun!” teriak anak itu dengan gembira.

Rashelyna seperti pernah melihat anak itu.

“Kau siapa gadis manis?” tanya Rashelyna merubah posisi tidurnya menjadi duduk.

Yahh, Kakak lupa ya? Aku Lala.”

“Ah, Kakak ingat. Jadi gadis manis ini namanya Lala?” Rashelyna tersenyum lembut.

Gadis kecil itu menggelengkan kepala, “Aku Lala! Bukan Lala.”

Rashelyna bingung, “Eh? Iya, kan, benar Lala?”

“Namanya Rara,” ucap seseorang datang dari arah pintu.

“Apa kau ingat aku siapa?” tanya wanita cantik yang ia yakini ibu dari Rara.

“Kau yang mengaku sebagai kakakku, kan? Darlina?” jawab Rashelyna.

Darlina memutar bola mata, “Cih! Mengaku kau bilang?

“Apa aku salah? Memang kau ngaku-ngaku,” ucap Rashelyna judes.

“Adik durhaka kau! Tidak mengingatku sama sekali.”

Rashelyna memalingkan wajahnya tidak tahu harus berekspresi seperti apa pada kakaknya. Ia masih sangat canggung ketika harus berinteraksi dengan keluarganya. Namun, melihat itu Darlina tersenyum sendu kala sang adik tidak mengingatnya.

Sedangkan Rara memandang mereka dengan ekspresi bingung. Rashelyna mencubit gemas pipi gembul gadis kecil itu.

“Kau lucu sekali.”

“Jelas dong, apalagi Mamanya,” celetuk Darlina sombong. Rashelyna menatap dengan malas. Bagaimana bisa Rashelyna mempunyai kakak yang sangat kepedean tingkat tinggi seperti Darlina.

“Sudah bangun, Nak?” tanya seorang wanita paruh baya memasuki kamar dengan membawa dua buah toples berisi kue.

Rashelyna menatap dengan sedih, bukankah dia wanita saat di rumah sakit yang mengaku sebagai orang tuanya? Jika benar, apa boleh jiwa Shelyn yang terperangkap dalam tubuh Rashelyna menganggap dia sebagai ibu kandung? Walaupun belum pasti. Tetapi Rashelyna ingin merasakan kasih sayang seorang ibu.

Di masa itu, Rashelyna atau Shelyn telah ditinggal pergi oleh ibu kandungnya pada saat umur delapan tahun. Ibu meninggal karena sakit jantung. Rashelyna dengan sang ayah sangat terpukul atas kematian ibu. Ia selalu sedih kala teman-teman di bangku sekolah selalu membahas tentang ibu mereka.

Mereka yang selalu disiapkan bekal oleh ibu mereka. Di peluk dan disayangi oleh kedua orang tuanya membuat Shelyn iri sekaligus sedih. Ayah yang awalnya selalu tersenyum dan mengusap kepala Rashelyna dengan penuh sayang, berubah menjadi sebuah pukulan.

Ayah menatap dirinya dengan senyum menyeramkan, sepulang sekolah Rashelyna akan disiksa ketika tak mendapatkan uang. Ia di paksa untuk bekerja melihat ayah yang selalu menghamburkan uang untuk berjudi. Ketika tak ada makanan, Rashelyna akan diseret lalu dicambuk beberapa kali.

“Hei, mengapa kau menangis?” ucap wanita paruh baya. Tanpa sadar Rashelyna mengusap air mata yang terjatuh.

“M-ama?” ucap Rashelyna lirih.

Fira menegang, ia tersenyum haru langsung memeluk anaknya. Jantung Rashelyna berdegup kencang merasakan pelukan hangat dari sang ibu. Ia semakin terisak. Entah mengapa terasa seperti deja vu.

“Anak mama kok nangis, biasanya ngerecokin tetangga,” sindir Darlina melihat adik dan mama berpelukan.

Mama Fira terkekeh, “Iya nih, Mama kangen Rashel yang nakal,” katanya menjawil hidung Rashelyna yang merah.

“Mama kenapa baru kesini?” tanya Rashelyna.

“Itu kelakuan suamimu, Mama sama papa tidak boleh ganggu Rashel dulu katanya.”

“Oh iya papa mana?”

“Papa lagi ngobrol sama Arkielga.”

“Oma, Lala mau kue itu.” Tunjuk Rara ke arah toples. Fira langsung teringat, ia membuka toples, kemudian mengambil satu kue berbentuk kupu-kupu pada Rara.

“Mama membuat ini untukmu, kau dulu sangat menyukai kue kupu-kupu,” ucap Fira.

“Mengapa Mama bisa tahu aku suka kue kupu-kupu?” tanya Rashelyna dengan tak sadar kemudian ia terdiam menyadari perkataannya barusan.

***

𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞

𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡: 𝟐𝟐 𝐌𝐚𝐫𝐞𝐭 𝟐𝟎𝟐𝟑
𝐑𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢: 𝟑 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟑
©𝐈𝐜𝐞𝐲𝐧𝐝𝐚, 𝟐𝟎𝟐𝟑

RASHELYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang