CHAPTER 41 [REVISI]

48.4K 4K 228
                                    

Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

Ghevani pov

Tiada hari tanpa gadis cantik yang selalu menemaniku ke mana pun. Rashelyna terkadang selalu merengek jika Arkielga melarangnya bermain denganku. Ya, adikku melarangnya karena takut aku kelelahan. Aku tersenyum memaklumi sepasang suami istri yang kini sedang marah-marahan. Aku terkekeh geli.

"Sudahlah, Kiel. Lagipula aku tidak apa-apa."

Arkielga menatapku dengan tatapan datar. Sejak dulu lelaki itu tak pernah berubah. Aku heran. Aku mendengar helaan napas darinya. Lalu Arkielga mendekat ke arahku dan mencium keningku dengan lembut.

"Jaga kesehatanmu."

Aku mengangguk dan tersenyum kecil. Tak sengaja aku melihat ke arah Rashelyna yang sedang menunduk sembari memainkan jari-jarinya yang mungil.

"Kiel, kau tidak ingin mencium istrimu juga?" tanyaku mengedipkan sebelah mata pada adikku.

Aku melihat Rashelyna langsung mendongak dengan pipi yang menampakkan kemerahan. Aku menggigit bibir tak tahan dengan tingkah menggemaskan gadis itu.

Arkielga tanpa kata langsung mendekat ke arah istrinya. Tangan besarnya mengangkat dagu Rashelyna agar menatapnya. Arkielga mengelus pipinya dengan pelan. Lalu tiba-tiba aku terkejut begitu adikku mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Rashelyna.

Bibirku berkedut menahan tawa. Ternyata adikku tidak seperti yang aku kira. Aku mengira bahwa dia bersikap sama datarnya pada istrinya.

"A-aku malu," gumam gadis itu.

"Malu kenapa?" tanya adikku berjongkok di hadapan Rashelyna.

"Bibirku dicium di depan kak Ghev..."

Aku terperangah ketika sudut bibir Arkielga sedikit tertarik ke atas. Aku baru melihat adikku memberikan sebuah senyuman pada seorang gadis. Setahuku Arkielga sama sekali tak pernah tertarik dengan yang namanya wanita. Aku bernapas lega, sepertinya adikku sangat mencintai istrinya.

"Pergilah bermain," titah Arkielga mengelus puncak kepala Rashelyna. Dia berdiri lalu melangkah pergi.

Rashelyna bersorak senang, dia menghampiriku dan memeluk diriku dengan kencang. Aku tertawa dan membalas pelukannya.

"Kak Ghev! Ke taman yuk?"

"Taman?"

Rashelyna mengangguk semangat.

"Iya! Di sana banyak sekali bunga. Aku akan memetik bunga untuk Kakak!"

"Baiklah, Tuan Putri."

RASHELYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang