CHAPTER 16 [REVISI]

86K 6.5K 7
                                    

Rashelyna membuka mata, ia meringis kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rashelyna membuka mata, ia meringis kecil. Kepalanya terasa sakit lagi. Gadis itu seketika menjadi sebal. Mengapa tubuh Rashelyna sangat lemah sekali.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan Arkielga dengan kemeja hitam yang sudah berantakan. Dua kancing atas terbuka, beserta lengan kemeja yang ia gulung hingga sikut.

"Kita pulang sekarang."

Arkielga menyingkap selimut. Tiba-tiba ia menggendong tubuh mungil istrinya. Rashelyna seketika melotot, ia mengalungkan lengannya pada leher lelaki itu.

"Astaga! Turunkan aku!"

Rashelyna memberontak dengan kaki yang ia goyang-goyangkan. Akan tetapi lelaki itu malah semakin mengeratkan gendongannya tak memedulikan celotehan Rashelyna.

"Turunkan aku, Arkielga! Aku bisa jalan sendiri!"

"Diam atau kurobek mulutmu."

Sontak Rashelyna menutup mulutnya menggunakan tangan kiri. Kejam sekali!

Arkielga berjalan menuruni tangga dengan santai tanpa beban. Ya, menurutnya tubuh Rashelyna sangatlah ringan, jadi itu cukup mudah.

Rashelyna menenggelamkan wajahnya di dada Arkielga begitu mereka telah sampai di ruang tamu. Di sana terlihat Adira dan juga Rega tengah menatap mereka berdua.

"Aku malu," bisik gadis itu.

"Nak, kau akan pulang sekarang?" tanya Adira sedih. Sejak kejadian itu ia menjadi tidak enak pada Rashelyna. Secara, ia yang mengajak menantunya pergi.

"Hm," jawab singkat Arkielga.

"Maaf, kan, Mama Rashel."

"Tidak, Mama. Mengapa Mama minta maaf?" Rashelyna terkejut. Ia mencubit pelan perut Arkielga agar lelaki itu segera menurunkannya. Arkielga pun menurut.

Adira berkaca-kaca melihat sang menantu, ia memeluk erat Rashelyna. Gadis itu pun membalas pelukannya.

"Gara-gara Mama kau jadi terluka," ucap Adira.

"Ini bukan salah Mama, pencopet itulah yang patut disalahkan," jawab Rashelyna membuat mereka terkekeh.

Adira mengurai pelukannya, ia meraih sebuah paperbag yang terletak di atas meja.

"Ini hadiah untukmu, Sayang."

Rashelyna tersenyum haru, sebenarnya ia ingin tinggal lebih lama lagi di sini. Namun apa boleh buat? Si tukang pemaksa seperti Arkielga memang tidak bisa dibantah.

"Terima kasih, Ma." Rashelyna menerimanya dengan senang hati.

"Mommy!!"

Mereka menoleh, di sana Efzy tengah di gendong oleh pelayan. Efzy merentangkan tangan. Arkielga yang melihat itu segera menghampiri lalu mengambil alih Efzy.

RASHELYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang