CHAPTER 50 [REVISI]

43.2K 3.7K 163
                                    

DORR!!

Harus kaget!

Siapa yang nungguin Rashelyna cung!

Btw, selama nulis sampe chap ini ice belum kenalan sama kalian huhu

Kalian dari planet mana aja nihh??

Slebeww

4 bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 bulan kemudian

Sebuah senyuman terus terbit di wajah cantik seorang wanita yang tengah hamil itu. Dia mengusap perut yang sudah lumayan membuncit. Mulutnya terbuka menerima suapan buah apel dari suaminya. Sesekali dia menatap Arkielga penuh cinta. Pria itu semakin hari semakin tampan saja.

Rashelyna jadi teringat beberapa bulan yang lalu. Di mana dia mengalami ngidam yang berakhir membuat suaminya itu marah dan mengabaikannya. Setelah itu Rashelyna tidak pernah meminta apa pun pada Arkielga. Dia takut merepotkan dan membebani pria itu. Walaupun Arkielga selalu berulang kali meminta maaf karena dia telah marah dan mengabaikannya.

Akan tetapi tetap saja, Rashelyna trauma. Dia sangat benci ketika dirinya diabaikan oleh seseorang. Karena saat itulah dia mulai menyalahkan dirinya sendiri.

Tentang Zidan, sekretaris Arkielga hanya tersenyum saat Rashelyna minta maaf padanya. Pria itu berkata bahwa itu sangat wajar karena ibu-ibu hamil akan mengalami masa ngidamnya. Zidan bahkan sudah bersikap seperti biasa pada Arkielga. Hanya saja sekarang ia menjadi lebih santai dan tidak melulu bersikap formal pada bosnya.

Arkielga menatap istrinya yang tengah melamun. Alis wanita itu mengkerut seperti tengah memikirkan sesuatu. "Mikirin apa?" tanya pria itu memecah lamunan Rashelyna.

Wanita itu tersenyum tipis. Dia menggeleng pelan. "Tidak."

Arkielga menghela napas, sikap Rashelyna sedikit berubah. Rashelyna selalu menyembunyikan apa yang dia rasa. Istrinya itu tak pernah lagi meminta apa pun padanya. Terakhir kali saat dia diminta untuk berdansa.

"Menginginkan sesuatu?" tanyanya mengelus puncak kepala wanita itu. Rashelyna menggeleng lagi.

"Sayang, katakan apa yang kau mau. Aku akan mengabulkannya. Jangan dipendam, aku tahu kau sedang menginginkan sesuatu. Maaf karena aku telah mengabaikanmu, sekarang tidak akan pernah terjadi lagi," ujar Arkielga menatap dalam mata coklat indah milik istrinya itu.

"Tidak, Kiel. Aku tidak menginginkan apa-apa," jawab wanita itu. Padahal dalam hati dia sangat ingin memakan sate. Entahlah tiba-tiba dia terpikirkan oleh makanan itu.

"Kau sedang berbohong," ucapnya membuat Rashelyna gelagapan. Lantas wanita itu menggaruk pipi chubbynya.

"Emm... Itu... Aku ingin..."

RASHELYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang