"Please! Aku ingin bertemu dengan Kak Ghev. Aku sangat merindukannya, Kiel," ucap Rashelyna memegang tangan kekar Arkielga sambil memohon.
Gadis itu kini sudah diperbolehkan untuk pulang karena kondisinya mulai membaik. Lain halnya dengan Arkielga, seharusnya ia masih di rawat. Tetapi dengan keras kepala lelaki itu berkata bahwa ia sudah baik-baik saja.
Tak dapat dipungkiri, Rashelyna sangat kesal mendengar itu. Apalagi luka itu bekas tembakan, ia khawatir dengan kondisi Arkielga. Tapi, siapa yang bisa menolak atas perintah suaminya?
"Tidak."
"Mengapa aku tidak boleh bertemu dengan Kak Ghev?"
Arkielga tak menjawab, dirinya masih fokus menatap laptop di meja kerjanya.
"Ada apa dengan Kak Ghev sebenarnya? Aku ingin menemuinya Kiel!" sentak Rashelyna tak sabar.
"Aku bilang tidak."
"Katakan alasannya!" Rashelyna terduduk di sofa dengan tangan melipat di depan dada.
"Diam dan turuti apa yang aku katakan."
"Kau menyebalkan!"
Gadis itu menunduk menahan cairan bening yang mendesak ingin keluar. Dia benar-benar ingin bertemu dengan Ghevani. Setelah sekian lama, bagaimana kabar kakak kesayangannya itu.
Dan Efzy? Ia juga sudah lama tidak menghubungi Efzy. Rashelyna sangat rindu dengan mereka berdua. Dia mengusap sudut matanya. Baiklah, kalau begitu ia akan menghubungi ibu mertuanya saja. Mungkin mama mengetahui bagaimana keadaan Kak Ghev.
Gadis itu berdiri kemudian hendak melangkah keluar ruangan.
"Mau kemana?" tanya Arkielga tanpa mengalihkan pandangan.
"Bukan urusanmu!" jawab ketus Rashelyna. Dirinya kembali berjalan, menutup pintu dengan perasaan kesal.
Rashelyna melangkah menuju kamarnya. Ia mencari handphone untuk menghubungi ibu mertuanya. Saat sudah ditemukan, ia beranjak keluar kamar menuju ruang tamu.
"Halo, iya Mama ini aku Rashel. Ma, bagaimana dengan Kak Ghev? Apakah ia baik-baik saja? Aku ingin bertemu dengannya, Ma."
"Sayang, Kak Ghev baik-baik saja. Ia hanya perlu istirahat yang cukup. Kondisinya masih belum stabil. Jika ia sudah sembuh, kau boleh mengunjunginya, Nak."
"Ah, baiklah. Apakah Efzy juga baik-baik saja, Ma? Aku merindukannya."
"Efzy baik-baik saja, Rashel. Dia sedang bermain bersama papa di taman."
"Begitu..."
"Nak, sudah dulu ya? Mama lupa di dapur sedang memasak. Takutnya gosong!" ucap Mama Adira heboh di seberang sana.
"Astaga, Mama ada-ada saja."
"Bye Sayang, Mama tutup ya."
Sambungan terputus. Helaan napas pun terdengar. Rashelyna tidak bisa apa-apa jika begini. Gadis itu menyandarkan tubuhnya pada sofa. Mengapa dirinya menjadi curiga. Mereka tidak menyembunyikan sesuatu darinya, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...