Tak pernah wanita itu bayangkan, seumur hidup ia tidak pernah berada di dalam tempat mengerikan seperti ini. Menangis dan menangis itulah yang bisa ia lakukan sekarang.
Claris tidak bisa melihat apapun sebab tempat ini sangat gelap, tidak ada pencahayaan sedikit pun. Ia mencium bau anyir yang menyeruak ke dalam hidung. Duduk di atas tanah yang lembab membuatnya jijik. Bajunya sudah lusuh dan kotor. Ia meringkuk ketakutan. Bukan ini yang dia mau!
Ia tidak tahu dirinya berada di mana. Tetapi, wanita itu sangat yakin bahwa ia tengah disekap. Mengingat kejadian tadi, ia menggelengkan kepala. Claris tidak menyangka Arkielga akan sekasar itu terhadap dirinya.
Isakan kecil lolos dari bibirnya. Perlakuan lelaki itu sangat menyakitkan. Mengapa Arkielga berubah? Lelaki itu bahkan tidak pernah menyadari bahwa wanita yang ia sakiti merupakan teman masa kecilnya.
Semua ini karena Rashelyna! Jika saja gadis itu tidak ada di dunia ini, pasti Claris sudah hidup bahagia bersama lelaki yang ia cintai. Sekarang wanita itu sangat menyesal. Menyesal karena pernah menjadi sahabat Rashelyna.
Gadis bodoh itu bahkan telah merebut cintanya, teman masa kecilnya. Claris mengepalkan tangan. Wajahnya memerah menahan segala amarah dan dendam. Mata wanita itu berkobar menyiratkan kebencian yang mendalam.
Claris tidak akan membiarkan Rashelyna hidup dengan tenang. Ia akan membuat gadis itu sengsara, merasakan penderitaan yang lebih menyakitkan.
Tubuh wanita itu bergetar kala mendengar suara pintu yang didobrak dengan keras. ia menghapus kasar sisa air mata di pipinya.
"H-halo? Siapa di sana?" ucap Claris, suaranya menggema.
Ketika lampu menyala, akhirnya Claris bisa melihat dengan jelas ruangan yang kini ia tempati. Tiba-tiba perutnya bergejolak menahan rasa mual. Ia menutup mulut menggunakan tangan kiri.
Tembok pada ruangan itu dipenuhi dengan bekas darah. Tulang belulang berceceran di tanah. Entah itu tulang apa tetapi yang pasti Claris ngeri melihatnya.
Sebuah tangan kekar dengan kasar menarik dagunya hingga wanita itu mendongak. Seorang lelaki mencengkeram kuat dagu Claris membuat wanita itu meringis kesakitan.
Lelaki itu tersenyum smirk. "Kita bertemu lagi, Claris Devona."
Claris terbelalak saat tahu siapa orang yang berada di hadapannya ini. Zidan, Tangan Kanan Arkielga. Sosok lelaki itu bisa dibilang sebelas duabelas dengan Arkielga. Menyiksa dan membunuh bukanlah hal yang sulit bagi mereka. Claris menangis dengan keras. Ia tidak mau mati!
"Hei, tenanglah. Aku tidak akan membunuhmu sekarang," ucap Zidan santai, menghempaskan dagu Claris.
Lelaki itu menaikkan sebelah alis ketika Claris beringsut mundur. Terlihat sekali jika wanita itu sedang ketakutan. Zidan terkekeh geli. "Apakah aku menyeramkan?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...