Ghevani mengurung dirinya sendiri di dalam kamar. Dia butuh menenangkan pikiran. Rasa bersalah dan penyesalannya membuat dia malu untuk sekedar melihat orang tuanya. Apalagi pada Arkielga dan Rashelyna. Dia sadar sekarang, bahwa perkataannya sangat keterlaluan. Bahkan dia lebih memercayai orang lain ketimbang keluarganya sendiri.
"Maafkan aku, Rashel..."
Adik kesayangannya sudah ia sakiti. Apa sekarang ia masih pantas mendapatkan maaf dari Rashelyna? Ghevani sangat bersyukur Rashelyna masih bisa selamat dari kecelakaan itu. Jika tidak, mungkin Ghevani akan sangat terpuruk dan membawa penyesalan itu seumur hidupnya.
"Aku memang bodoh! Aku yang telah dibutakan cinta. Jika saja aku bisa memutar waktu, aku tidak akan mau terjerumus dengan Sev. Pria jahat itu yang telah merusak keluargaku. Efzy, maafkan Mommy."
Mengingat tentang Efzy. Ghevani memeluk lutut. Mungkin ini balasan yang dia terima. Sekarang Efzy tidak mau tinggal di sini lagi bersamanya. Mama bilang, Efzy menangis jika dibawa pulang. Sekali lagi Ghevani menyesal. Dia yang telah menyusahkan keluarganya lagi. Air mata meluncur, dia menghapusnya dengan cepat.
"Claris..."
Ya, ia ingat wanita itu. Claris ternyata ada hubungannya dengan Sev. Gila! Rencana Sev semulus itu. Pria bajingan itu telah berhasil memecah belah keluarganya. Ghevani mengepalkan tangan emosi. Wajahnya memerah.
"Sev aku sangat membencimu."
***
Rashelyna tersenyum senang saat Efzy dengan lahap menerima suapan demi suapan darinya. Anak kecil dengan pipi gembul itu sangat aktif. Ketika mama dan papa akan pulang membawanya. Efzy menangis sembari memukul kecil lengan Arkielga.
"Ezyy gak au ulang!"
Bibirnya mengerucut, hidung memerah dengan isak tangis semakin keras. Saat ini pun Efzy masih terlihat sesenggukan. Rashelyna mengusap pipi Efzy lembut.
"Mommy! Ainn ayo ainn!"
"Main apa Sayang?"
Tangan Efzy menunjuk pada Arkielga yang tengah sibuk berkutat dengan laptop. Rashelyna mengerutkan kening tak mengerti.
"Papa! Ain Papa!"
"No, papa sedang bekerja. Main sama Mommy saja ya?"
Efzy memasang wajah hendak menangis. Wanita itu seketika panik dan menenangkan Efzy. Arkielga melirik sedikit melihat Rashelyna yang tengah menggendong Efzy sembari membawanya ke luar kamar.
Ketika sudah di ruang tengah, Rashelyna menurunkan Efzy di atas karpet bulu. Kebetulan dia menemukan mainan mobil-mobilan di bawah meja belajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...