Rashelyna tengah sibuk membuat adonan kue di dapur. Sesekali dia mengusap hidungnya yang gatal, bahkan wajahnya pun sudah dipenuhi oleh tepung.
Bi Weni sedari tadi mondar-mandir. Dia sudah berulangkali mengatakan kepada Rashelyna bahwa ia ingin membantunya. Tetapi gadis itu malah menolak.
Sebenarnya Rashelyna dengan senang hati dibantu oleh Bi Weni. Namun apa daya, ia harus menjalani hukuman yang telah diberikan oleh suami sok galaknya itu.
Dia menjadi teringat kala di kolam renang. Arkielga bahkan tidak dengan mudah melepaskan dirinya dari kungkungan lelaki itu.
Rashelyna mencetak adonan kue itu dengan cetakan berbentuk hewan monyet. Ya, itu termasuk kue spesial yang akan Rashelyna berikan pada Arkielga.
"Hatchim..."
Gadis itu kembali mengusap hidungnya yang sudah memerah. Seketika ia terkejut ketika lengan seseorang memeluk perutnya. Siapa lagi kalau bukan Arkielga?
"Kiel, aku sedang membuat kue. Bisakah kau duduk diam di sana?" tunjuk Rashelyna pada kursi meja makan.
Arkielga tak menjawab. Lelaki itu semakin erat memeluk tubuh Rashelyna dari belakang. Bahkan ia sesekali menghirup aroma Rashelyna hingga gadis itu bisa merasakan napas hangat yang menerpa kulit lehernya.
"Kiel! Lepaskan," ucap Rashelyna mencubit keras lengan kekar lelaki itu.
"Biarkan seperti ini," jawab Arkielga seadanya. Sungguh, lelaki itu ingin berlama-lama dengan Rashelyna. Sebenarnya masih ada hal yang harus ia urus. Namun ia menyerahkan urusan itu pada Zidan, karena tak tahan merindukan Rashelyna.
Karena tahu sifat Arkielga yang tidak bisa dibantah, jadi Rashelyna membiarkannya saja. Ia kembali fokus mencetak adonan.
Kue-kue berbentuk monyet itu tak lupa Rashelyna beri dengan berbagai hiasan. Gadis itu menepuk pelan lengannya ketika semuanya telah selesai tinggal dimasukkan ke dalam oven. Melihat sisa tepung yang berada pada tangannya, Seketika Rashelyna tersenyum jahil.
Gadis itu membalikkan tubuh, kini ia berhadapan langsung dengan Arkielga. Ia melihat wajah tampan suaminya itu lalu tersenyum.
Arkielga yang di tatap seperti itu menaikkan sebelah alis. Bahkan ia tidak sadar jika ada sesuatu yang sedang direncanakan oleh Rashelyna.
Dengan gerakan cepat Rashelyna mengusapkan telapak tangannya pada wajah Arkielga. Begitupun wajah Arkielga yang kini sudah dipenuhi oleh tepung.
Rashelyna seketika tertawa melihat Arkielga. Ini sangat lucu! Jika ada kamera, ia ingin memotret lelaki itu sekarang juga!
"Hahaha kau terlihat lucu..." Tawa Rashelyna mengudara.
Arkielga mengusap wajahnya, ia tersenyum miring. Lelaki itu menarik Rashelyna yang masih sibuk tertawa. Kemudian ia mengambil tepung ke dalam genggamannya lalu ia hamburkan tepat di atas kepala gadis itu.
Seketika Rashelyna tercengang. Ya ampun! Rambutnya jadi putih semua. Padahal baru saja ia keramas!
"Hatchim... Kiel!" seru gadis itu tak terima. Ketika akan membalas perbuatan lelaki itu. Rashelyna terjatuh ke depan karena tersangkut kakinya sendiri.
Bukan hanya Rashelyna, melainkan Arkielga juga. Mereka berdua jatuh dalam posisi berpelukan dengan Arkielga yang tertimpa oleh tubuh Rashelyna.
Rashelyna terkejut. Wajah mereka kini sangat dekat. Bahkan Arkielga bisa merasakan deru napas gadisnya. Lelaki itu mengulurkan tangan menarik ikat rambut Rashelyna.
Rambut panjang gadis itu pun terurai menutupi wajah Rashelyna. Arkielga menyelipkan rambut gadis itu ke belakang telinga.
Rashelyna hendak bangun namun ditahan. Ia meneguk ludah kasar saat Arkielga menatapnya.
"Kiel, ak—" ucapan Rashelyna terpotong ketika merasakan benda kenyal yang menyentuh bibirnya. Rashelyna membulatkan mata. APA?!
Pikiran Rashelyna mendadak kosong. Ia terdiam lama masih mencerna apa yang sedang terjadi, hingga akhirnya ia tersadar. Gadis itu mendorong pelan dada Arkielga kemudian bangun.
"A-aku h-harus pergi," ucapnya gagap langsung buru-buru beranjak pergi.
Melihat tingkah gadisnya, Arkielga terkekeh. "Gadis nakal."
Bi Weni yang tak sengaja melihat interaksi tuan dan nonanya hanya bisa tersenyum kecil. Ia berharap semoga mereka selalu bahagia.
Berbeda dengan Rashelyna. Gadis itu mengatur napasnya setelah sampai di kamar mandi. Dia melihat wajahnya pada cermin. Tangan mungil gadis itu memegang bibirnya pelan.
Arkielga menciumnya tadi?! Bahkan lelaki itu telah lancang mengambil first kiss-nya!
Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Rashelyna memegang dada, Ia menjadi salah tingkah sekarang. Tidak mungkin, kan, ia jatuh pada pesona Arkielga?
Kepala gadis itu menggeleng. "Tidak, mana mungkin aku jatuh cinta pada lelaki seperti itu, huh."
Rashelyna membasuh wajahnya. Bertemu dengan Arkielga rasanya ia sangat malu untuk sekarang. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. KUE?! Ia belum sempat memasukkan kue itu pada oven. Ya ampun!
Akhirnya Rashelyna beranjak keluar untuk pergi menuju dapur. Semoga lelaki itu sudah tidak ada di sana. Dan sialnya, ternyata Arkielga sudah berada di dalam kamar.
Rashelyna masa bodoh, ia terus melangkah hingga pada saat akan mencapai pintu. Suara Arkielga terdengar.
"Kau tidak ingin melihat sesuatu di meja?" tanya lelaki itu membuat langkah Rashelyna terhenti.
Gadis itu mengerutkan kening, ia berbalik. "Apa?"
Dagu Arkielga terangkat menunjuk ke arah meja. Bibir Rashelyna seketika terbuka lebar. Ia membulatkan mata, ia tidak salah lihat kan?!
Di sana terdapat banyak sekali tumpukan buku. Apakah itu novel? Buku kesukaan Rashelyna.
Rashelyna menghampiri meja. Benar saja, itu semua merupakan novel! Ia tersenyum ceria, wahh jika begini diam di rumah pun tidak akan bosan lagi karena gadis itu bisa membaca novel-novel ini.
Ia berjalan cepat ke arah Arkielga yang tengah berkutat dengan laptop. Rashelyna memeluk lengan lelaki itu dengan erat. Tenang saja, ini hanya sebagai ucapan terima kasih.
"Terima kasih, Kiel!" ucap gadis itu senang.
"Hm."
***
𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞
𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡: 𝟓 𝐀𝐩𝐫𝐢𝐥 𝟐𝟎𝟐𝟑
𝐑𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢: 𝟒 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟑
©𝐈𝐜𝐞𝐲𝐧𝐝𝐚, 𝟐𝟎𝟐𝟑
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...