Rashelyna bersama pelayan kembar tengah berada di kolam ikan. Mereka berdua sedang balap mancing ikan. Tentunya, pelayan kembar itu dipaksa oleh nonanya.
Rena melirik ke arah Rina kembarannya. Mereka berdua sudah terdiam cukup lama tetapi tak ada satupun ikan yang didapat. Tidak seperti Rashelyna, wanita itu sepertinya sudah ahli dalam memancing.
Lihat saja, bahkan ikan yang dia dapat sekitar sepuluh ekor yang sudah berada dalam ember.
"Sayang, aku pergi ke kantor dulu ya," ucap seseorang yang tak lain adalah suaminya. Arkielga menghampiri Rashelyna dan mengecup pipi wanita itu.
Rashelyna meletakkan alat pancingnya lalu berbalik menampilkan senyum manis yang mengembang. Dia merentangkan tangan ingin dipeluk. Arkielga yang peka pun memeluk istrinya.
Rena dan Rina memalingkan wajah menghormati privasi mereka. Walaupun dalam hati mereka iri dengan pasangan tersebut. Jika melihat Arkielga entah mengapa Rena jadi terbayang dengan sosok pria yang ditemuinya pada hari itu.
Rena menggelengkan kepala. Apa yang sudah dia pikirkan?! Rina yang melihat itu sedikit menyenggol lengan Rena. Dia menaikkan sebelah alis, Rena pun hanya bisa nyengir melihat tatapan tajam kembarannya.
"Apakah kau akan pulang cepat?" tanya Rashelyna disela-sela pelukannya.
"Kenapa?"
Rashelyna melepas pelukan, dia menatap wajah Arkielga sendu. Entah kenapa dirinya menginginkan agar Arkielga tidak pergi. Hatinya merasa gelisah. Takut seolah sesuatu akan terjadi.
"Jangan memancing lama-lama," katanya mengecup bibir Rashelyna.
"Iya, bacil akan sangat merindukan Daddy," ujarnya membuat Arkielga menarik sudut bibirnya.
"Daddy usahakan agar pulang cepat dan memeluk bacil seharian. Okay?" bujuk Arkielga ketika wajah Rashelyna sedikit murung. Sebenarnya dia bisa saja tidak pergi ke kantor. Tetapi Zidan melaporkan bahwa perusahaannya tengah ada masalah. Banyak beberapa karyawan yang tiba-tiba ingin berhenti bekerja.
Para bajingan itu, gumamnya.
Arkielga pastikan mereka akan mendapat hukuman darinya. Bukan hanya itu, beberapa dari mereka juga telah berkhianat. Dia tahu siapa dalang dibalik semua ini.
Pria itu sedikit berjongkok menarik dagu istrinya. Dia menatap dalam netra coklat itu. Kemudian berbisik, "Aku akan membelikan boneka beruang untukmu, bagaimana?" tanyanya berhasil membuat Rashelyna berbinar cerah.
"Benarkah?" pekiknya senang.
"Of course, Baby. Jangan menampilkan ekspresi sedih seperti itu lagi atau aku akan mencium bibirmu hingga kehabisan napas," bisiknya di telinga Rashelyna.
Wanita itu menggigit bibir sembari melirik pelayan kembar yang tengah sibuk memancing. Dia mendorong bahu Arkielga pelan. "Memangnya kenapa? Apa aku terlihat jelek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...