CHAPTER 32 [REVISI]

68.8K 5.6K 105
                                    

"Pah, katakan padaku kalau itu tidak benar, kan?" tanya Rashelyna menuntut menatap penuh pada Rega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pah, katakan padaku kalau itu tidak benar, kan?" tanya Rashelyna menuntut menatap penuh pada Rega.

Rega menatap tajam orang yang dengan lancang berbicara di depan menantunya. Ia menatap ke arah istrinya, Adira pun menganggukkan kepala.

"Arkielga pergi menolong kakaknya, Ghevani. Kau mengingatnya?"

Rashelyna terdiam mendengar nama itu. Ghevani, kakak Arkielga. Ia sudah mengingat semuanya, Ghevani yang selalu ia panggil Kak Ghev dahulu. Kakak yang sangat Rashelyna sayangi. Ia tersentak, bukankah wanita yang gadis itu anggap sebagai istri pertama Arkielga sebenarnya adalah Ghevani? Astaga!

"K-kak Ghev?" Ucapan Rashelyna berhasil membuat pasangan suami istri itu saling tatap.

"Nak, kau sudah mengingatnya? Akhirnya, Sayang..." Adira memeluk menantunya.

"Ada apa dengan Kak Ghev, Mah, Pah? Aku ingin bertemu dengannya," ucap gadis itu hendak turun dari ranjang.

"Rashel, Sayang. Nanti saja ya Nak, Kak Ghev baik-baik saja untuk sekarang. Kau harus istirahat yang cukup, supaya cepat pulih. Sini tidur lagi," cegah Adira panik. Wanita itu menahan lengan Rashelyna.

"Kalau begitu aku ingin bertemu dengan Arkielga."

"Bagaimana keadaanmu sekarang? Kepalamu masih sakit?" tanya Rega berusaha mengalihkan pembicaraan.

Rashelyna seketika menatap mereka dengan berkaca-kaca. "Apa Arkielga telah membenciku? Aku bahkan tidak boleh mengetahui keadaannya," lirih gadis itu memilin jari-jari mungilnya.

"Bukan seperti itu Sayang, hanya saja Arkielga sedang beristirahat."

"Tetapi aku ingin menemuinya."

"Tidur lagi, ya? Lihat, wajahmu sangat pucat."

"Aku ingin Arkielga."

Rashelyna menunduk.

"Baiklah," putus Rega tak tega. Ia dan istrinya membantu Rashelyna untuk turun dan duduk di kursi roda yang sudah disediakan.

Mereka mengantarkan Rashelyna menuju suatu ruangan. Saat membuka pintu, gadis itu membelalak melihat Arkielga tengah terbaring di ranjang. Mata lelaki itu menutup dengan perban yang melilit di bahunya. Sekujur tubuhnya terdapat banyak luka.

Mereka mendekat, Rashelyna langsung terisak kecil. Ia sangat khawatir dengan kondisi lelaki itu. Bagaimana bisa ini terjadi?

Adira menatap anaknya dengan perasaan sakit dan juga sedih. Ia sungguh tak bisa melihat kondisi anak-anaknya seperti ini. Wanita itu segera berlari keluar ruangan disusul oleh Rega.

"Kiel... K-kau kenapa?"

Rashelyna memegang tangan kekar Arkielga.

"Buka matamu, Kiel."

"Jangan bercanda, cepat buka matamu!" Rashelyna menggerakkan tubuh Arkielga dengan brutal disertai isak tangis.

"Jangan seperti ini, katakan padaku. Siapa orang yang berani menyakitimu? Akan kupukul!"

RASHELYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang