Hari ini Rashelyna tengah asik menonton film drama kesukaannya di ruang tamu. Tak lupa berbagai macam camilan sudah tersedia di sana.
"Ya ampun, kasihan banget!"
"Eh, ehh! Kok gitu sih! Ih jahat!" seru wanita itu dengan mata berkaca-kaca. Di mana dalam drama tersebut menunjukkan scene seorang ayah menelantarkan anaknya. Seketika Rashelyna teringat dengan dirinya di masa lalu.
Rena menatap khawatir saat melihat raut wajah sedih Rashelyna. Pelayan itu senantiasa menemani sang nona atas permintaan Rashelyna sendiri. Katanya wanita itu tak mau menonton film sendirian.
"Rena, menurutmu dia jahat tidak sih?" tanya Rashelyna mengusap air mata menggunakan tisu.
"E-eh, menurut saya i-iya Nona," jawab Rena seadanya padahal sedari tadi dia tak benar-benar fokus menonton film. Pelayan itu duduk dengan perasaan tak enak ketika pelayan lain menatapnya iri.
Rashelyna diam tak menanggapi jawaban Rena. Dia memakan camilan dengan mata terus tertuju pada layar televisi. Tiba-tiba dirinya tertawa melihat sebuah adegan lucu.
"Rena! Lihat ada badut! Lucu sekali," ucapnya menunjuk aksi seseorang yang berperan sebagai badut di dalam film tersebut. Rena pun tersenyum kecil melihat nonanya kembali tertawa. Lebih baik seperti ini daripada melihatnya bersedih.
Tiba-tiba wanita itu terdiam, dia melirik sedikit ke arah Rena dengan pandangan tak terbaca. Rashelyna menatap pada layar televisi dan juga Rena secara bergantian.
"Apa ada sesuatu, Nona?" tanya Rena tersenyum lebar.
"R-rena, maukah kau—Emm—K-kau seperti badut itu?" ucapnya berhasil membuat beberapa pelayan yang tak sengaja mendengar itu membekap mulut.
"Iya Nona saya mau!" Tanpa diduga pelayan itu menjawab dengan semangat. Pelayan yang sedang menguping tentu heran. Raut wajah Rena pun berbinar, sama sekali tidak menunjukkan keberatan atas permintaan nonanya.
"Benarkah?" pekik Rashelyna senang.
"Akan saya lakukan untuk Nona!"
Rena tak ingin Rashelyna bersedih, ia akan melakukan apa pun untuk nonanya agar tetap terus tersenyum. Walaupun ia jadi badut sekalipun ia tak apa-apa.
"Tunggu sebentar, Nona," katanya beranjak dari sana. Dia buru-buru menghampiri Bi Weni meminta bantuan. Bi Weni tentu saja terkejut, tetapi setelah mendengar penjelasan dari Rena, pelayan tua itu pun mengangguk cepat.
Rena benar-benar didandani seperti permintaan Rashelyna yaitu menjadi badut. Wajah dipenuhi bedak putih, hidung beserta pipi merah, tak lupa kedua kelopak matanya menghitam seperti panda.
Dibantu Bi Weni, Rena mulai memakai pakaian badut. Rambutnya pun kini sudah berganti dengan rambut yang terbuat dari tali rapia. Rina yang baru saja datang tertawa kencang melihat penampilan kembarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...