Rashelyna terbangun dari tidurnya. Ia menoleh ke samping tempat tidur yang kosong. Gadis itu termenung sebentar mencoba mengingat sesuatu yang ia lupakan.
Semalam dirinya dan Arkielga tengah berbincang. Tetapi gadis itu malah tertidur dan tak mendengar cerita Arkielga sampai selesai.
Ia menepuk kening dengan keras. Astaga bisa-bisanya ia ketiduran. Tubuhnya terbangun dengan cepat kala ia ingat cerita tentang bagaimana awal pertemuan Rashelyna dan Arkielga.
Kepalanya seketika berdenyut sakit. Tangan gadis itu mencoba menekan pelipisnya berharap rasa sakit itu hilang. Namun nihil, rasa sakit itu malah makin bertambah.
Potongan-potongan ingatan hadir dalam pikirannya. Ya, Rashelyna mendengar apa yang diucapkan oleh lelaki itu walaupun tidak semuanya.
Ia segera beranjak dari tempat tidur menghiraukan rasa sakit pada kepalanya. Gadis itu ingin mencari di mana keberadaan Arkielga. Ia ingin memastikan sesuatu, semoga dugaannya benar.
Mungkinkah Rashelyna ini sebenarnya adalah Shelyn? Gadis itu menutup mulut tak percaya. Jika benar, mengapa ia tidak mengingat semuanya sama sekali. Dan mengapa ia hanya mengingat hal-hal menyakitkan yang dialaminya dulu.
Dan ayah? Di mana ayahnya itu berada. Ia dibuat pusing kembali kala mengingat keluarganya. Jadi mereka telah berbohong kepadanya? Siapa mereka sebenarnya?
Arkielga, apakah memang benar lelaki itu telah menyelamatkannya dari kejaran para pria berbaju hitam di malam itu?
Gadis itu melangkah keluar kamar. Ia akan bertanya langsung pada lelaki itu. Mungkin Arkielga sedang berada di ruang kerja. Saat sudah sampai, ia mengetuk pelan pintu itu.
Tidak mendengar respons apapun, dengan nekat Rashelyna membuka knop pintu. Tetapi ternyata ruangan itu kosong, tidak ada Arkielga di sana.
Rashelyna melangkah masuk. Ia meneliti setiap sudut ruangan. Gadis itu menghampiri meja kerja Arkielga. Matanya tak sengaja melihat salah satu bingkai foto. Tangan gadis itu terangkat membawa bingkai foto itu lebih dekat.
Terlihat dalam foto tersebut, Arkielga dan juga seorang gadis tengah bergandengan tangan dengan memakai gaun pernikahan. Tampak gadis itu menampilkan sebuah senyum manis.
"A-aku?"
Rashelyna memegang meja kala tubuhnya tiba-tiba oleng. Bingkai foto itu terlepas begitu saja dari tangannya hingga jatuh dan pecah.
Gadis itu mengerjabkan mata ketika pandangannya memburam. Tidak! ia harus mencari tahu sekarang juga! Salahnya sendiri karena tidak mendengarkan perkataan Arkielga semalam. Ia sungguh bodoh!
Rashelyna mengobrak-abrik meja tersebut. Saat dirinya membuka sebuah laci. Matanya bergetar mendapati sebuah benda tersimpan rapi di dalamnya.
Lelehan air mata menetes membasahi pipi. Itu kalung pemberian mendiang ibunya. Dengan bergetar tangan mungil Rashelyna mengambil kalung tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...