Mata dengan iris warna coklat itu perlahan terbuka. Suara ringisan terdengar kala merasakan pening pada kepalanya. Dia melirik ke arah tangannya yang terpasang alat infus. Rashelyna meyakini bahwa dirinya kini tengah berada di rumah sakit. Namun, dirinya terkejut begitu melihat anggota keluarganya juga berada disini. Mereka menatap ke arahnya dengan wajah berseri-seri.
"Rashel, apa ada yang sakit Nak?" tanya Fira dan Adira berbarengan. Mereka berdua menghampiri lebih dekat ke arah wanita yang tengah terbaring lemah itu.
Rashelyna mencoba bangun dibantu oleh kedua wanita paruh baya itu. "Mengapa aku bisa ada di sini?" tanyanya bingung. Adira melirik ke arah Fira sembari menahan senyum. Rashelyna merasa aneh dengan sikap mereka.
Ceklek
Arkielga datang dengan wajah datar seperti biasa. Saat tatapannya bertemu dengan Rashelyna, sudut bibirnya sedikit terangkat. Dengan langkah tegap dia menghampiri sang istri. Pria itu menangkup wajah Rashelyna dan mengecup keningnya lembut.
Melihat Arkielga sudah datang, Fira dan Adira keluar ruangan memberi mereka berdua ruang untuk bicara begitupun yang lainnya.
"Kau baik-baik saja, hm?" tanya Arkielga menyelipkan anak rambut Rashelyna yang menjuntai. Wanita itu mengangguk kemudian meminta Arkielga untuk membawakannya air minum. Kerongkongannya terasa kering.
Rashelyna meneguk air itu dengan pelan. Setelahnya dia serahkan kembali gelas kosong itu pada suaminya. Arkielga mengusap sudut bibir wanita itu dengan telaten. "Apa ada masalah?" tanya Rashelyna di sela keheningan.
"Baby, look at me," titah Arkielga berhasil membuat Rashelyna menatap wajah tampan itu. "Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu. Karena kau telah mewujudkan mimpiku sejak dulu. Sayang, saat ini---" Arkielga sengaja menggantungkan kalimatnya ingin membuat sang istri penasaran. Rashelyna memperlihatkan ekspresi serius sekaligus gereget ketika pria itu tak melanjutkan ucapannya dan hanya tersenyum.
"Katakan, Kiel," rengek wanita itu menggoyangkan lengan Arkielga. Pria itu terkekeh gemas menggigit pipi gembul Rashelyna.
"You're pregnant." Kalimat yang dilontarkan oleh Arkielga membuat Rashelyna terkejut bukan main. Selama beberapa detik dia menatap wajah suaminya dengan tak percaya kemudian matanya berkaca-kaca.
"A-apa?" tanya wanita itu menatap perutnya yang datar. Dia mendongak dan langsung memeluk Arkielga dengan tangis haru. Bibir pucatnya terisak kecil. Dia menangis karena bahagia. Saat ini ia masih tidak menyangka bahwa terdapat mahkluk kecil bernyawa di dalam perutnya. "Kiel, aku hamil?" tanyanya lagi memastikan.
Arkielga mengangguk mengelus puncak kepala istrinya. "Iya, Sayang. Di sini ada baby kecil kita," tunjuknya pada perut Rashelyna sembari tersenyum. Wanita itu mengarahkan tangannya pada perut kemudian diusapnya dengan lembut. Dia terus menangis membenamkan wajahnya di dada bidang Arkielga. Pria itu mengusap punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...