CHAPTER 56 [REVISI]

65.8K 3.2K 335
                                    

Ghevani terus menggenggam tangan Rashelyna dengan erat menelusuri gedung tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ghevani terus menggenggam tangan Rashelyna dengan erat menelusuri gedung tua. Sebenarnya Rashelyna bingung dan sedikit takut. Mengapa Ghevani membawanya kemari?

"Kak Ghev, kenapa kita kemari?" tanya Rashelyna.

"Maafkan aku, Rashel," lirih wanita itu membuat alis Rashelyna terangkat.

"Apa yang kau katakan Kak?" ucap Rashelyna tak mengerti.

Ghevani tak menjawab. Dia membawa Rashelyna pada salah satu ruangan penuh debu. Rashelyna menutup hidung dan mulutnya tak kuat dengan debu-debu itu.

Saat sudah memasuki ruangan gelap itu. Tiba-tiba Ghevani melepas pegangannya. Rashelyna gemetar ketakutan, dia mencoba mencari tangan Ghevani tetapi tidak ada. Seolah Ghevani pergi meninggalkannya.

"Kak Ghev?"

"Kak!"

"Jangan tinggalkan aku. Aku takut!"

"Kak Ghev!" teriak Rashelyna.

Tak

Lampu ruangan menyala bersamaan dengan suara tepuk tangan. Rashelyna terbatuk saat seseorang menepuk debu tepat di depan wajahnya.

"Wah, tak kusangka. Ghevani, kau sangat penurut sekali," ucap seseorang. Tubuh Rashelyna seketika bergetar kala mendengar suara itu. Suara yang sangat ia kenal.

Dia mendongak dan terkejut melihat dua orang wanita menatapnya dengan pandangan sinis. Dan juga entah bagaimana Ghevani sudah duduk di kursi dengan tubuh terikat.

Claris dan seorang wanita berbaju merah.

Mereka berdua mengelilingi kursi tempat Ghevani duduk. Kemudian wanita baju merah itu dengan tak berperasaan menjambak rambut Ghevani hingga wanita itu memekik kesakitan.

"Sialan! Lepaskan!" ringis Ghevani.

"Tutup mulutmu jalang!" bentak Claris menendang perut Ghevani.

"Berani-beraninya kau berkata seperti itu hah! Ingat, dirimu hanya wanita sampah!"

Belum sampai situ, Ghevani kembali berteriak saat Claris menginjak paha wanita itu dengan ujung heels yang tajam. Pun darah mengucur membasahi lantai.

"Arghh!"

Rashelyna yang melihat itu menutup mulut dengan mata membelalak kaget. Tubuhnya gemetar mundur perlahan ke belakang hingga punggungnya membentur tembok.

"Kau tahu? Anak kesayanganmu sekarang tengah sekarat," bisik wanita berbaju merah itu di telinga Ghevani.

Ghevani mendongak dengan wajah merah menahan amarah. "Lepaskan anakku sialan!" teriaknya.

"Lepaskan? Oh tidak mudah," desis Claris.

Air mata meluncur begitu saja membasahi pipi Rashelyna. Dia masih sangat ingat. Siapa wanita di sebelah Claris. Wanita itu adalah Sarah. Pelayannya dulu di luar negeri. Dia menggelengkan kepala tak percaya. Mengapa Sarah bisa ada di sini?

RASHELYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang