CHAPTER 49 [REVISI]

40K 3.8K 87
                                    

Rashelyna menghela napas pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rashelyna menghela napas pelan. Pria itu sama sekali tidak mau bicara dengannya semenjak pulang. Dia terduduk di atas kasur sembari menunggu Arkielga selesai mandi. Perasaannya menjadi tak karuan, ia terus mengigit bibir.

Ceklek

Wanita itu berdiri saat suaminya keluar dari kamar mandi. Ia melihat Arkielga hanya memakai handuk sepinggang, sedangkan bagian atas ia biarkan telanjang dada. Rashelyna memalingkan wajah dengan pipi memerah. Pria itu berjalan menuju lemari tanpa menghiraukan seseorang yang tengah menunggunya.

Ekspresi wajahnya terlihat datar. Setelah selesai berpakaian, Arkielga melewati Rashelyna begitu saja. Dia meraih ponsel di atas nakas.

“Kiel,” panggilnya. Pria itu masih diam tak menjawab. Dia berdiri membelakangi dirinya. Rashelyna menunduk memainkan jemarinya. Dia tidak tahu bahwa permintaan konyolnya akan berakhir seperti ini. Arkielga pasti sangat marah padanya.

Saat mendengar langkah kaki, Rashelyna langsung mendongak melihat Arkielga hendak keluar kamar. Buru-buru ia menghampiri Arkielga dan memegang lengannya. "Kiel, apa kau lapar? Bi Weni sudah menyiapkan makanan. Kita makan dulu yuk?" ajaknya.

Namun tanpa diduga Arkielga melepaskan pegangannya. Pria itu berlalu begitu saja meninggalkan Rashelyna yang terdiam kaku. Entah mengapa mendapat penolakan dari suaminya membuat dirinya tak biasa. Baru kali ini Arkielga bersikap seperti itu.

Rashelyna menunduk lagi mengusap pelan perutnya. "Baby kecil, Daddy marah pada Mommy. Mommy tidak tahu harus bagaimana," ucapnya. Wanita itu kemudian melangkah ingin menyusul suaminya. Dia berjalan amat jauh di belakang Arkielga.

Bibirnya tersenyum tipis kala pria itu melangkah menuju dapur. Apa Arkielga menuruti perkataannya? Dengan perasaan senang, wanita itu pun melanjutkan langkah menghampirinya.

"Kiel, kau ingin makan apa? Biar aku siapkan!" serunya mengambil piring untuk Arkielga. Pria itu menaikkan sebelah alis, dia meraih piring lain mengabaikan ucapan istrinya. Rashelyna terdiam menatap pergerakan suaminya yang tengah mengambil nasi beserta lauk pauk. Arkielga mulai makan dengan lahap.

Perlahan tangan yang tengah memegang piring itu turun pada meja. Senyumnya luntur seketika, dia duduk di depan Arkielga dengan lesu. Biasanya Arkielga akan makan jika disuapi oleh dirinya. Ia pun lebih memilih menemani dan mengamati suaminya dalam diam.

Apa mungkin semalam dia sudah keterlaluan sehingga Arkielga mengabaikannya? Mata Rashelyna sedikit berkaca-kaca. Ia sangat menyesal telah membuat pria itu marah. Arkielga pasti merasa bahwa Rashelyna telah menginjak harga dirinya. Apalagi Zidan, pasti pria itu juga sangat kesal. Rashelyna telah membebani seseorang.

Rashelyna meneguk ludah ketika Arkielga telah selesai makan. Pria itu berdiri dan meninggalkan wanita itu seorang diri di sana. Rashelyna mengusap air di sudut matanya. Dia membawa bekas piring Arkielga dan mulai mencucinya.

RASHELYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang