"Bi, ini sudah hampir selesai. Biar aku saja yang selesaikan," ucap Rashelyna agar Bi Weni meninggalkan dirinya. Gadis itu sudah tidak sabar memberikan banyak garam pada nasi goreng khusus Arkielga.
Bi Weni mengangguk, pelayan itu menuruti ucapan Rashelyna.
"Akhirnya selesai, pasti suamiku itu sangat suka, secara, kan, aku istri yang baik." Rashelyna terkekeh geli saat mengucapkan kalimat itu. Ia menambahkan garam sedikit lagi. Gadis itu menepuk tangannya. Ia mencium bau harum nasi goreng buatannya.
Rashelyna memisahkan nasi goreng asin dengan nasi goreng biasa pada dua piring. Gadis itu meletakkan satu potongan tomat di atas piring nasi goreng khusus Arkielga.
Setelah selesai, gadis itu mencuci tangannya di wastafel. Ia terkejut begitu mendengar suara seseorang yang menggelegar. Buru-buru gadis itu beranjak menuju asal suara.
Rashelyna melihat Arkielga sudah pulang bersama Zidan. Tetapi wajah lelaki itu memerah. Saat tatapannya dengan Arkielga bertemu, lelaki itu mengubah raut wajahnya.
Arkielga menghampiri Rashelyna. Tangan besar lelaki itu menangkup pipi Rashelyna. Mata Arkielga menelisik setiap inci wajah gadis itu.
"Kau baik-baik saja, hm?" tanyanya mengelus pipi tembem itu.
Rashelyna mengernyit bingung. "Kau punya mata, kan? Aku baik-baik saja. Ada apa denganmu?"
Tak menjawab, lelaki itu menarik gadisnya ke dalam pelukan. Arkielga menenggelamkan wajah pada ceruk leher Rashelyna. Ia merasa tenang saat menghirup aroma kesukaannya.
"Ekhem!" Suara seseorang menginterupsi kegiatan mereka. Rashelyna yang tersadar melepas pelukan dengan paksa. Pipinya bersemu merah saat melihat Zidan masih berada di sana menyaksikan mereka berdua.
"Kau sudah membuka kotak itu?" tanya Arkielga dengan sorot mata tak terbaca. Rashelyna menggaruk pipi, sebenarnya kenapa dengan Arkielga.
"Belum, aku lupa."
Mendengar ucapan Rashelyna membuat lelaki itu bernapas lega. Ia menyelipkan rambut Rashelyna ke belakang telinga.
"Kau memasak?" tanyanya. Rashelyna seketika teringat, ia langsung saja menampilkan wajah cerah. "Sudah kubilang pada pelayan itu untuk melarangmu, dia tidak mendengarkanku hah?! Akan kuseret dia!"
Arkielga hendak melangkah, namun buru-buru Rashelyna memegang lengannya. Bisa gawat nih! Padahal Rashelyna yang memaksa Bi Weni.
"Kiel! Aku yang memaksa Bi Weni, aku ingin memasak untukmu. Aku—aku..." Tiba-tiba mulut gadis itu kelu. Mengapa ia menjadi salah tingkah dengan tatapan intens Arkielga?
"Untukku?"
Rashelyna memalingkan wajah. Kebetulan langsung bertatapan dengan Zidan.
"Eh, Zidan. Kebetulan sekali kau ada di sini. Mari kita makan bersama-sama," ajaknya sembari menarik tangan Arkielga.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...