Ghevani menatap Rashelyna dengan terkejut. Dirinya sama sekali tak mengira bahwa ia akan bertemu dengan gadis itu di sini.
Hatinya bergejolak menahan segala rasa rindu yang sudah lama ia pendam. Tetapi berbeda dengan isi pikirannya saat ini. Ekspresi wajah Ghevani sulit diartikan.
"Kak Ghev?" ucap gadis itu lagi melangkah semakin dekat ke arahnya. Sangat terlihat jelas bahwa tubuh Rashelyna bergetar saat melihat dirinya.
Mata Rashelyna berkaca-kaca ketika dirinya ingin memeluk Ghevani tetapi wanita itu malah menghindar dan menatapnya dengan tatapan tajam.
"Berani sekali kau menampakkan wajahmu di depanku!" Suara itu, suara yang Rashelyna rindukan. Ghevani yang biasanya selalu berkata dengan lembut, dan sekarang berubah menjadi kasar.
"K-kak..."
"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu! Aku bukan kakakmu! Sialan!" ucapnya lantang membuat telinga Rashelyna berdengung.
"Apa maksudmu Kak? Aku sangat merindukanmu..." lirih gadis itu ingin memegang lengan Ghevani, namun ditepis dengan kasar.
"Berhenti berpura-pura polos, aku sangat muak dengan sifat busukmu itu! Kemana saja kau selama ini hah? Kau puas dengan penderitaanku?" sentaknya tak memperdulikan Rashelyna yang sudah terisak kecil.
Dia menggelengkan kepala.
"Tidak, Kak! Bagaimana bisa Kakak berpikir begitu? A-aku—"
"Kau senang, kan, saat aku terbaring tak berdaya? Kau bisa dengan bebas memanfaatkan adikku, dan sekarang? Wah, sangat tidak diduga, ternyata kau malah bersenang-senang menghabiskan uang adikku."
Ghevani bertepuk tangan. Dia semakin menatap tajam dan dingin pada Rashelyna. Tatapan itu sama persis seperti tatapan Arkielga padanya. Hati Rashelyna seperti tercubit, ini sakit. Air mata terus mendesak keluar.
"Tidak Kak! Tidak!"
"Dasar wanita tak tahu diri!"
Ghevani berniat melangkah pergi saat terdengar bisik-bisik dari sekitarnya. Secara tak sadar ternyata mereka sudah dikerubungi oleh banyak orang.
Melihat Ghevani ingin pergi, Rashelyna berusaha mencegahnya dengan memegang lengan kanan wanita itu lagi. Karena geram, Ghevani menyentak dan mendorong tubuh gadis itu hingga terjatuh pada lantai yang dingin.
"Ahkk!"
Rashelyna semakin terisak mengabaikan rasa nyeri di pinggangnya yang belum sembuh.
"Rashel!" teriak Viesa dari kejauhan. Wanita yang tengah hamil itu sedikit berlari memecah kerumunan. Dia tak sadar jika Rashelyna tidak mengikutinya pada saat akan melihat baju bayi.
"Apa yang terjadi?" tanya Viesa khawatir. Ia membantu Rashelyna untuk berdiri.
"Kak tunggu! Rashelyna sangat rindu Kakak! Jangan seperti ini!" Dengan cepat Rashelyna mengejar Ghevani yang hendak menjauh dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
Fiksi UmumSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...