Zidan tercengang. “N-nona tidak mengingat tuan?” Habislah riwayatnya.
“Aku tidak tahu.”
Rashelyna menunduk takut sembari memainkan jari-jari mungilnya.
“Kau tidak mengingatku?” Sebuah suara berat terdengar memasuki gendang telinga Rashelyna membuatnya mendongak dan terkejut. Siapa lagi dia?
Suasana ruangan menjadi hening kala seorang pria dengan gagahnya memasuki ruangan. Rashelyna sempat melongo melihat wajah sangar dan tegas pria itu. Namun dibuat terpesona oleh wajah dengan pahatan yang nyaris sempurna.
Tatapan tajamnya membuat Rashelyna tersadar.
Pria itu menyisir rambutnya yang tertata rapi ke belakang. Baju kemeja putih yang sedikit kusut dan berantakan, lengan baju yang dilipat membuat ototnya terlihat. Ia melempar jas pada sofa lalu bersidekap dada.
“Tuan.” Zidan dan beberapa orang di belakangnya langsung menunduk.
“Keluar.”
Zidan mengangguk patuh beranjak keluar diikuti beberapa orang di belakangnya. Rashelyna tersentak, ia pun buru-buru duduk sembari menahan ringisan.
Mengapa mereka pergi? Rashelyna bernapas lega, kemudian ia menatap pria jangkung di hadapannya ini. Apa mungkin dia orang baik yang akan menolongnya, tapi mengapa wajahnya terlihat sangat menyeramkan.
“A-apakah kau akan membantuku, Tuan?” ucap Rashelyna takut-takut.
Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya.
“Aku tau kau orang baik, bolehkah bawa aku pergi dari sini?”
Walaupun agak sedikit takut, namun mungkin pria ini bisa membantu gadis itu untuk pergi dari tempat ini. Sungguh sebenarnya ia sangat tidak suka berada di rumah sakit.
Rashelyna menunduk kembali ketika pria itu tak menjawab.
“Mengapa istriku ingin pergi?” Pria itu bersuara membuat Rashelyna membeku.
“Apa?”
Napas gadis itu memburu, matanya berkaca-kaca. Ia tidak mau berada disini.
Ini sangat mengejutkan, semua orang pun pasti akan takut bukan jika tiba-tiba terbangun pada sebuah tempat dan orang-orang asing?Ia mencabut asal alat infus yang menancap di lengannya membuat darah mengalir. Memapakkan kaki di lantai yang dingin. Dengan berpegangan erat pada ranjang gadis itu perlahan berjalan.
Belum sampai pintu, Rashelyna merasakan seseorang mendekap tubuhnya lalu terasa sesuatu menusuk pada lengannya membuat Rashelyna tak sadarkan diri.
“Kau tidak akan pernah bisa pergi dariku,” ucapnya dengan suara berat.
Ia membawa tubuh mungil itu dan membaringkannya di ranjang. Tangan
kekarnya mengelus pipi Rashelyna kemudian beranjak meninggalkan ruangan.“Tuan, informasi yang telah saya dapatkan. Kecelakaan itu bukan tanpa disengaja. Melainkan ada seseorang yang mengincar nona. Saat nona lengah, orang itu menabraknya.”
Rahang pria itu mengetat, tangannya terkepal kuat. Zidan merasakan atmosfer
ruangan menjadi panas dan mencekam. Ia meneguk ludahnya kasar.“Bawa orang itu kehadapanku.”
“Baik, Tuan Arkielga.”
Arkielga Zergant. Seorang Pengusaha Muda Zergant yang terkenal akan kekuatannya dalam persaingan bisnis. Pria yang memiliki wajah tegas dan menyeramkan mampu menaklukan pembisnis lain untuk tunduk kepadanya. Pria yang terkenal akan kebengisannya terhadap para penganggu yang mengusik hidupnya. Selain itu, wajah tampan Arkielga membuat wanita-wanita di luar sana terpesona dan berebut untuk memilikinya. Namun sayang, lelaki itu tak tertarik sama sekali pada beberapa wanita yang berusaha untuk mendekati dirinya.
***
Rashelyna dibuat pusing begitu melihat dirinya tak berada di ruangan penuh dengan alat-alat medis, melainkan di sebuah ruangan yang terlihat begitu luas. Ia terbaring pada kasur berukuran besar. Rashelyna meneliti ruangan itu dengan lirikan mata. Terlihat sangat mewah? Namun, cat pada ruangan itu di dominasi dengan warna abu-abu. Rashelyna mencium aroma mint yang menyeruak pada hidungnya.
“Di mana lagi ini?” lirih gadis itu.
Terdengar bunyi knop pintu terbuka. Menampilkan sosok pelayan yang tak
asing bagi Rashelyna. Apakah ia pernah bertemu dengannya?Pelayan itu membawakan nampan berisikan semangkuk bubur dan segelas susu.
“Nona, Anda makan dulu ya?”
Rashelyna berusaha bangun dari tidurnya.
“Eh, biar saya bantu.” Pelayan itu membantu Rashelyna untuk duduk bersandar dengan alas bantal di belakangnya.
“Saya sangat sedih, mendengar kabar bahwa Nona amnesia,” celetuk pelayan.
“Siapa kau?” Lagi-lagi Rashelyna melontarkan kalimat yang sama.
Pelayan semakin menunduk sedih. “Nona, saya pelayan di rumah ini. Sarah.”
“Maaf, aku tidak mengenalmu.”
“Tidak apa-apa, Nona. Mungkin suatu hari Nona akan mengingatnya.”
Sarah menyiapkan bubur, mengaduk bubur itu lalu duduk di tepi ranjang berniat menyuapi Rashelyna.
Rashelyna menatap penuh curiga pada makanan yang dibawa pelayan. Ia takut jika makanan itu terdapat racun.
“Aku tidak la—"
Kruyuk
Sarah tersenyum kecil melihat wajah Rashelyna yang memerah menahan malu. Mau tak mau Rashelyna menerima suapan dari pelayan itu dengan terpaksa.
Satu sendok masuk ke dalam mulut gadis itu. Ia menelan bubur itu pelan. Hening. Mungkin tidak ada racun. Akhirnya Rashelyna memakan bubur itu dengan lahap.
Pikiran Rashelyna melayang kemana-mana memikirkan cara agar pergi dari tempat ini. Ia masih diliputi rasa takut. Sedari tadi tubuhnya tak berhenti untuk terus gemetar. Wajah pucat itu terus mengerutkan kening merasakan sakit kepala. Sial! Ada apa dengan tubuhnya.
***
𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞
𝐃𝐢 𝐚𝐰𝐚𝐥-𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐥𝐮𝐦𝐚𝐲𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐨𝐤 ^^
𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡: 𝟏𝟕 𝐌𝐚𝐫𝐞𝐭 𝟐𝟎𝟐𝟑
𝐑𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢: 𝟑 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟑
©𝐈𝐜𝐞𝐲𝐧𝐝𝐚, 𝟐𝟎𝟐𝟑
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...