Masih ingat dengan Claris?
Gadis itu masih terkurung di penjara bawah tanah. Tubuh lusuhnya menjadi kurus tak berdaya. Dirinya sudah tidak bisa melakukan apapun lagi untuk berusaha keluar dari tempat yang ia anggap sebagai neraka ini.
"Zidan sialan!" desisnya.
Claris benar-benar membenci Rashelyna. Menurutnya gadis itu hanyalah pembawa sial. Semua kebahagiaannya telah di rebut. Dia berjanji akan membalas semua perbuatan Rashelyna.
"Kau pikir aku akan menyerah begitu saja? Cih! Bersenang-senang lah dulu Rashel. Suatu saat nanti aku akan merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milikku!"
Tangannya mencengkeram kuat tali yang mengikat dirinya di sebuah kursi. Matanya menyiratkan akan kebencian dan juga dendam yang mendalam.
"Aku membencimu Rashel! Aku membencimu! Aku—"
Brak
Tubuh Claris menegang mendengar bunyi pintu yang didobrak dengan keras. Apa lagi siksaan kali ini? Dia sudah sangat muak dengan semua ini.
Seseorang berbaju hitam memasuki tempat di mana Claris berada. Claris mengernyit, mengapa sosok itu terlihat berbeda, sepertinya bukan Zidan.
Sosok itu memakai topeng yang menutupi seluruh wajahnya. Dia mendekat membuat Claris memundurkan kursinya. Sungguh, ia takut jika pria di depannya ini orang suruhan Arkielga untuk membunuhnya. Ia tidak ingin mati sebelum dendamnya terbalaskan.
Pria itu melangkah semakin dekat hingga ia mencapai tubuh kurus Claris. Ditatapnya dari atas sampai bawah, kemudian dirinya tersenyum miring. Tangan besarnya mencengkeram dagu Claris hingga mendongak.
"Siapa kau?! Lepaskan!" Claris berusaha memberontak, tetapi langsung meringis karena cengkeraman pria itu sangat kuat.
Pria itu tetap diam. Dia merogoh saku jaket hitamnya menampilkan sebuah benda tajam. Pisau kecil itu ia arahkan tepat di depan mata Claris.
Claris melotot, ia semakin bergerak gelisah. Dirinya mengumpat dalam hati. Apa ini akhir hidupnya? Ia tertawa miris. Tapi, ia tidak mau mati sia-sia sebelum Rashelyna juga merasakan penderitaannya. Dengan sekuat tenaga ia menendang pria itu alhasil pisau tersebut jatuh.
Pria bertopeng itu menarik sudut bibirnya.
"Calm down, Honey."
Claris menegang mendengar suara pria itu.
"K-kau..."
"Yeah, merindukanku?"
"S-sev?"
Pria itu mendekat membawa pisau yang tadi terjatuh. Dengan gerak cepat pisau itu memotong tali yang mengikat Claris. Dirinya menarik wanita itu ke dalam pelukannya.
"Akhirnya kau datang, selamatkan aku Sev! Aku takut disini, aku tidak mau mati, aku—"
"Ssttt, aku tidak berniat menyelamatkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
RASHELYNA
General FictionSeorang gadis cantik penuh ceria memiliki nasib yang malang setelah ibunya meninggal. Dirinya selalu mendapat kekerasan dan berakhir meregang nyawa akibat perbuatan ayahnya sendiri. Di saat-saat terakhirnya dia berharap diberikan sebuah kesempatan...