6. Six

3.5K 311 5
                                        

Aku menguap lebar, menggeliat. Berputar ke kanan dan kiri hingga selimut menutupiku seperti lontong dalam balutan daun pisang. Aku bermalas-malasan. Hari ini hari libur, mama dan om andrea sedang ada acara kantor. Tinggallah aku dengan auri dirumah. Auri, kemana dia?.

Aku keluar kamar. Aku tak melihat auri, aku bejalan mengelilingi apart ini juga tak melihat auri. Aku meraih ponselku.

"Guys ada film baru" rina memulai percakapan grup

"Ayok!, gua free" sahut amel. Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal. Aku tidak mungkin meninggalkan auri.

"Ok, jam berapa?" Tanyaku

"3 jam lagi ketemu di tempat biasa" balas rina.

Aku segera menelpon auri. Telponku langsung disambut.

"Gua baru beres olahraga, lo ada mau nitip sesuatu?, selagi gua dibawah" auri langsung banyak omong.

"Gak, ayo ikut gua nonton"

"Ha?, nonton apa?"

"Udah naik aja dulu, ntar dijelasin" aku menutup telpon dan segera mandi

"Ok, see you mel"
Aku menoleh pada auri yang baru saja menutup telponny.

"Pergi sama amel dan rina kan?, barusan amel telpon ngajak gua" jelas auri.

"Mereka naksir lo deh" ujarku. Auri tersenyum tipis. Ia segera mandi. Aku menggelengkan kepala. Bener-bener kedua temenku, senekat itu ingin dekat dengan auri.

Aku duduk di depan tv menunggu auri. Aku memainkan game di hpku. Tak lama parfum auri tercium, aku melirik auri. Aku menatap wajah auri, aku merasa gerakan auri melambat membuat rambut auri berkibas perlahan menambah kecantikannya. Hah, cantik?. Aku mengerjapkan mata dan menggelengkan kepalaku.

"Ayo!" Ajak auri. Aku segera bangkit dan jalan mendahului auri.

Aku melihat lambaian tangan amel dan rina dari kejauhan. Aku mempercepat langkahku menghampiri mereka, auri sedikit tertinggal dibelakang.

"Hai kak auri" amel menyapa auri dengan manis. Aku sedikit mual mendengar nadanya.

"Kok bisa bareng sama dara kak?" Tanya rina. Auri menatapku. Aku teringat ucapan auri saat pertama ke sekolah, ia tak ingin ada yang tau tentang kita yang kakak adik.

"Rumah kita deket, cuma beda komplek" jawabku. Auri diam sejenak lalu mengangguk. Amel dan rina tak lanjut bertanya. Kita langsung saja naik ke lantai teratas menuju bioskop. Amel dan rina sudah memesan tiket online dan segera menukarnya. Sedangkan aku dan auri memilih cemilan dan minuman kita.

"Lo minum air mineral aja ya" ucapku menyebut pesanan. Auri tak menolak. Aku memberinya botol mineral dan cemilan khusus untuknya.

"Loh kak auri gak bisa minum soda?" Amel mendekat

"Lagi gak enak perutnya" jawabku.

"Perhatian banget lo" celetuk amel. Mataku dan auri bertemu. Aku segera berpaling, berbalik berjalan menuju studio 3 tempat kita akan nonton.

"Film apa sih?" Tanya auri berbisik padaku.

"Horor kak" jawab amel. Auri duduk diantara aku dan amel, sedangkan rina ada diujung disebelah amel. Auri tertegun, aku melirik auri dan tersenyum jahil.

"Lo takut ya?" Bisikku. Auri tak menjawab, ia melipat kedua tangannya di depan dada, menyilangkan kakinya dan bersender.

"Kalau takut teriak aja, jangan nangis loh" godaku. Auri menatapku sinis, aku cekikikan melihat ekspresi auri.

Don't Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang