52. fifty two

1.4K 161 7
                                    

Aku meremas jari-jariku yang mulai berkeringat. Aku gelisah menunggu auri di depan kampus. Auri memintaku untuk pergi bersamanya menemui papa dan mama. Iya, mama baru tiba tadi malam. Tepatnya setelah aku bilang tinggal dengan papa suhan.

"Kamu ada nelpon mama?" Tanya auri ketika ia sudah di mobil.

"Ya, aku udah balikin uang mama"

"Huft, mereka akan marah ke kita" ujar auri, aku membelai kepala auri.

"Its ok, kita hadapin bareng" kataku dengan nada ceria, auri tersenyum tipis. Aku juga tersenyum, namun jantungku berdegup tak karuan, aku memikirkan kalimat yang akan aku ucapkan nanti.

Kami sampai di depan apart. Aku menarik napas dalam sebelum masuk. Mama dan papa sudah duduk di sofa menunggu kami, wajah mereka tampak tegang. Sepertinya mereka baru saja berbicara berdua. Mereka serempak menatap ke arah kami.

Aku dan auri duduk bersila di lantai. Aku menatap mama papa.

"Sejak kapan kalian seperti ini?" Tanya papa.

"Kita paca..."

" 6 bulan lebih pa" jawab auri, aku terdiam karena auri menyelaku.

"Berarti sejak dara disini kan?, kenapa? Sudah aku bilang, dara yang memulai ma" papa menaikkan nada suaranya ke mama.

"Gak pa.."

"Iya pa" kini aku menyela auri, auri menggeleng menatapku.

"Emang aku yang mulai, tapi bukan sejak tinggal disini. Aku mulai sejak sekolah, aku yang mencium auri pertama kali" jawabku. Papa sontak berdiri, berjalan mondar mandir berkacak pinggang.

"Kenapa dar?" Tanya mama lirih.

"Aku gak tahu ma, bagaimana perasaan itu muncul. Aku gak bisa jelasin, sama dengan papa dan mama jatuh cinta, bagaimana cara menjelaskan perasaan itu?" Ujarku. Mama menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Ini jelas beda dar" ucap mama

"Ini gak bisa di lanjutin. Kalian harus berpisah, bukan hanya tinggal terpisah. Tapi kalian tidak boleh saling berhubungan lagi" papa menatap tajam pada kami. Aku jelas tak terima dengan ucapannya, aku berdiri dan membalas tatapannya.

"Gak, aku gak akan lakuin itu" kataku. Auri berdiri menahan lenganku.

"Dara!" Bentak mama.

"Aku udah pergi dari apart ini sesuai kemauan mama papa, itu udah cukup" lanjutku.

"Tidak, kalian tidak boleh berhubungan lagi, bahkan untuk ketemu secara tak sengaja pun tidak boleh" papa menegaskan ucapannya.

"Gak, aku gak bisa!" Kataku juga dengan penekanan. Aku beralih menatap mama yang diam terpaku.

"Sorry ma, aku cinta auri" kataku. Aku berbalik keluar dari apart. Aku mendengar suara auri memanggilku, tapi sepertinya papa menahan auri. Aku tidak menoleh ke belakang, aku terus saja berjalan menuju basement. Aku bersandar di kursi mobil, aku menatap kosong keluar.

*****

Aku berbaring gelisah di kasur, menunggu pesan dari auri. Seharian ia tak mengabariku.

"Dar, mama mau ketemu kamu. Mama tunggu"

Pesan mama membuatku segera bangkit. Aku meluncur dengan cepat ke alamat yang mama kirim. Sesampainya disana, aku melihat mama hanya sendiri, padahal aku berharap ada auri disana.

"Kamu pakai mobil?" Mama memiringkan kepalanya melihat ke parkiran yang kelihatan dari cafe ini.

"Punya papa" jawabku

Don't Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang