46. Forty Six

1.9K 179 4
                                    

Sore ini kami sudah kembali ke apart. Dara kembali diam. Aku akan berbaikan dengannya, aku akan menyelesaikan masalah ini.

Dara duduk di depan tv. Tv menyala namun ia memainkam game di hpnya. Aku baru selesai mandi, aku membawa hair dryer bersama ku dan duduk bersila diantara kaki dara.

"Help me" kataku, dara meletakkan hp nya dan mengambil hair dryer dari tanganku. Setelah mengeringkan rambutku, ia kembali memainkan gamenya. Aku berputar hingga berlutut di depannya.

"Sayang" aku memanggilnya. Aku mencoba mengambil alih perhatiannya dengan menyingkirkan hp dari tangannya. Dara menatapku.

"Kamu masih marah?"

"Untuk apa?" Jawabnya

"Maaf, sampai saat ini pun aku tak ingat kalau ronald menciumku. Emily dan sarah yang cerita ke aku. Aku tidak mencintai siapapun kecuali kamu. Aku sedih kamu diemin aku, aku tahu kamu peduli padaku" aku memeluk pinggangnya, sedikit mendongak mencium bibirnya.

"Tentang hubungan kita, aku akan cerita ke mereka" lanjutku.

"Its ok kalau kamu belum siap"

"Gak dar, aku akan bilang ke mereka secepatnya. Aku gak mau hal ini jadi pemicu salah paham antara kita"
Dara melingkarkan lengannya di leherku, ia menciumku dengan lembut.

"Sorry aku udah diemin kamu, padahal kamu gak salah"

"Hmm, aku sedih. Tapi aku senang juga"

"Kenapa"

"Karena kamu marah, itu tandanya kamu cemburu" jawabku. Wajah dara memerah, ia mengalihkan wajahnya ke samping.

"A..a..aku gak cemburu" bisiknya. Aku tertawa renyah, ku peluk erat wanitaku ini dan kuciumi sampai puas.

Dara kembali bersikap manis dan cerewet seperti biasa. Seperti hari ini, ia terus mengirimiku pesan. Aku akan makan malam di luar bersama emily dan sarah.

"Guys, aku punya pacar" kataku setelah memesan makanan.

"Ha?, jadian sama ronald?" Suara emily mengundang perhatian orang sekitar.

"Ssttt... gak" jawabku

"Lalu siapa?"

"Permisi!!" Pramusaji mengantarkan makanan ke meja kami. Obrolan terhenti sampai meja kami terisi penuh.

"Ini banyak banget, bagaimana habisinnya" ujar sarah menatap semua makanan.

"Dara!" Aku tersenyum melambaikan tangan ke dara. Ia menghampiriku dengan sedikit berlari.

"Kamu kehujanan?" Tanyaku melihat blazer bagian bahunya yang basah.

"Sedikit" jawabnya. "Hai emily, sarah" dara menyapa mereka.

"Hai, pantes auri pesan makanan banyak begini" kata sarah, ia mulai makan.

" lalu siapa pacar kamu?, jangan setengah-sstengah kasih info" emily penasaran. Aku melihat kedua temanku bergantian, lalu menoleh ke dara yang bingung.

"Ini" kataku menunjuk wanita disebelahku. Emily dan sarah terkejut tak percaya. Dara juga tampak kaget.

"Ini pacarku, sekaligus adikku" aku tersenyum malu mengatakan ini. Dara menegakkan bahunya, ia menatap emily dan sarah.

"Maaf kami baru kasih tahu, kami pacaran baru satu bulan. Maaf kalau hubungan kami nantinya buat kalian gak nyaman. Aku harap kalian tetap mau berteman dengan auri" dara menggenggam erat tanganku di bawah meja.

"Kalian gak bercanda kan?" Emily masih tak percaya.

" serius, nih" aku mengangkat ke atas tangan kami yang bergandengan. Emily dan sarah melihatnya.

Don't Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang