61. Sixty one

1.6K 167 10
                                    

Wakru pres conference series akan dimulai dalam waktu dekat. Tentu saja aku gugup, namun aku tetap bekerja seperti biasanya.

Hari ini emily memberiku sebuah produk iklan baru. Aku sedang membaca ulang script sambil mengatur set.

"Artisnya udah datang?" Tanyaku ke salah satu kru.

"Sudah buk, nah itu disana"

Aku mengikuti arah yang ia tunjuk.

"Dara?"

"Iya bu, ternyata dara anaknya pak jemmy" ujarnya.

"Dara terlihat cocok sama ibuk" celetuknya, aku menoleh dan menatapnya tajam.

"Saya serius buk, teman yang lain juga berpikir sama" ujarnya mengacungkan kedua jempol.

"Serius kalian mikir gitu?" Tanyaku. Pria ini mengangguk.

"Tapi, siapa wanita itu?" Tunjuknya

Aku melihat wanita disamping dara. Ia tampak mengurusi penampilan dara, mungkin asistennya. Aku berjalan menghampiri mereka.

"Hai ri, aku cariin kamu dari tadi" Dara mendekatiku.

"Kamu artisnya?" Tanyaku, aku ragu apakah dia bisa acting untuk produk ini. Sejak kapan ia berkecimpung dipekerjaan ini.

"Papa yang minta, ini produk baru papa" jelasnya. Aku mengangguk mengerti, aku tak pernah memeriksa pemilik produk.

"Shootingnya udah bisa mulai?" Tanyanya

"Hmm, kamu udah bisa masuk set" ujarku. Dara kembali merapikan penampilannya dibantu wanita ini, mataku terpaku pada jari wanita ini yang berulang kali menyentuh dara, mataku sakit memihatnya. Aku segera pergi dari sana dan duduk di balik layar.

Kemampuan dara boleh juga, aku tidak perlu bolak balik dan emosi seperti emily waktu itu, walau dara terbilang baru ia tampil cukup baik. Satu script selesai, dara keluar set dan bersiap mengganti pakaian untuk script kedua.

"Kamu bagus" pujiku. Dara tersenyum, ia menatapku dari cermin di depannya

"Apa aku harus alih profesi?"

"Pekerjaan kamu juga belum jelas" kataku, dara memicingkan matanya.

"Aku freelance" balasnya

"Yang ini bagaimana?, cantik kan?" Wanita tadi menyela percakapan kami. Aku melirik wanita itu.

"Auri, bagusan aku pakai yang mana?" Dara memegang dua kalung. Sesuai kata wanita ini, kalung di tangan kanan dara terlihat lebih cantik. Aku dan wanita ini bertatap beberapa detik.

"Ini bagus" kataku menunjuk kalung yang kiri. Dara mempertimbangkan kedua kalung itu karena dua pendapat yang berbeda.

"Buk, set nya udah siap" seorang kru memanggilku.

"Langsung ke set kalau udah siap ya" kataku sambil beranjak kembali ke balik layar. Shooting kembali mulai, saat proses mataku terpaku pada kalung yang dara pakai. Ia memakai kalung yang di tangan kanannya. Aku merasa panas, ada rasa kecewa di hatiku.

"Cut" teriakku. Semuanya menoleh ke arahku.

"Kenapa buk?, ada yang salah?" Bisik kru tadi. Aku menarik napas dalam.

"Perbaiki make upnya" kataku asal. Kru pun kembali menyiapkan auri. Aku mengambil air mineral dan meneguk habis air itu.

Usai shooting aku hendak pulang. Aku melihat dara berdiri tak jauh disamping mobilnya.

"Ayo aku anter pulang"

"Aku pulang sendiri aja" kataku

"Udah ayok!" Dara menarikku masuk mobilnya.

Don't Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang