53. fifty three

1.5K 173 14
                                    

Papa menarik napas dalam. Ia menatapku dan memintaku kembali duduk di sisi ranjang.

"Papa dan mama kamu adalah sahabat. Kita sahabatan sejak kecil, kita tinggal di panti asuhan yang sama"

"Panti asuhan?" Tanyaku kaget. Papa mengangguk. Ah pantas saja mama tidak pernah bercerita tentang siapapun, ya karna mama tidak punya keluarga.

"Kita tumbuh bareng, karena sering bareng itu yang buat mama kamu suka ke papa, menganggap papa lebih dari sahabat. Waktu itu papa tidak punya perasaan apapun ke mama, ketika sudah dewasa dan bisa hidup mandiri, kita keluar dari panti dan hidup berpisah. Papa mendapat pekerjaan, mama juga. Tapi papa dan mama masih berhubungan baik, masih sering bertemu dan main bareng"

"... sampai suatu hari papa dan mama kamu mencoba hal baru. Kita mencoba minum, bersenang-senang, yah menikmati masa muda karena punya penghasilan sendiri. Tapi itu awal mula masalah besar dihidup papa dan mama kamu. Kita berdua mabuk dan melakukan hal yang tak seharusnya"

"Papa putus asa. Mama kamu hamil, papa kalut. Awalnya papa berat menerima kenyataan, tapi melihat kamu dalam foto hitam putih tak berbentuk, papa jatuh cinta dengan kamu"

Aku tersenyum mendengar kenyataan bahwa papa mencintaiku.

"Seperti yang papa bilang, papa gak punya perasaan lebih ke mama. Papa gak bisa nikahin mama, kalaupun papa menikah, itu hanya sebuah status"

"Kenapa pa?, bukannya cinta akan tumbuh seiring waktu?, karena papa kan sudah lama dekat dengan mama"

"Iya, papa juga pikir begitu. Tapi hati papa gak bisa bohong" papa menggenggam kedua tanganku.

"Dar, papa sama seperti kamu. Papa menyukai berjenis kelamin sama. Papa.." suara papa terhenti, aku menatap papa yang mendesah berat. Aku merasakan kesedihannya. Aku tidak kaget dengan kejujuran papa.

"Zack, apa dia orang yang sekarang bersama papa?" Tanyaku. Papa menatapku dan menggeleng

"Zack temen papa. Maafin papa, papa merasa bersalah. Papa takut kamu terluka. Papa gak bisa bayangin bagaimana orang-orang akan perlakuin kamu dan auri. Dulu, papa berjuang buat hidup dar. Mama mu membenci papa saat tahu papa berbeda, dan meminta papa menjauhi kalian. Papa hancur harus ninggalin kamu yang masih dalam kandungan. Setelah kamu lahir, papa kembali. Tapi mama masih membenci papa. Papa juga paham bagaimana kondisi mama kamu, papa yang salah. Akhirnya papa memutuskan untuk pergi dan tidak akan berhubungan dengan kalian. Lihat, papa masih punya foto kamu waktu bayi. Papa hanya punya ini" papa mengeluarkan selembar foto dari dompetnya.

"Papa gak pernah lupain kamu, tapi papa gak pernah cari tahu tentang kamu. Kamu selalu ada di hati papa. Kamu anak papa. Sekarang kamu menghadapi masalah yang sama seperti papa dulu, waktu itu papa gak punya siapapun tempat berpegang. Tapi sekarang kamu punya papa" ujar papa membelai rambutku. Aku terenyuh mendengar cerita papa.

"So, papa jemmy atau suhan?" Kataku tersenyum dibalik haruku.

"Ah, itu orang yang sama. Papa mengganti nama ketika memutuskan jadi warga negara sini, negara ini menerima orang seperti papa. Papa cocok hidup disini, walau baru 10 tahun. Rasanya papa sudah lama tinggal disini"

"Papa happy?"

"Yeah, papa berjuang mati-matian buat cari hidup papa. Rasanya semakin sempurna ketika kamu ada di dekat papa"

"Kamu tahu, saat kamu hubungin papa dengan sebut "suhan". Papa bahagia sekali, karena anak yang papa rindukan mencari papa. Hanya orang tertentu yang panggil papa dengan nama itu, ya mama kamu" jelasnya. Papa mulai tersenyum mengenang sedikit kehidupannya. Aku bernapas lega, akhirnya aku mengetahui asalku, cerita mama papaku.

Don't Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang