7. Seven

2.9K 259 4
                                    

Aku melirik auri yang sedang menyetir. Ia masih mendiamkanku. Aku tidak mengerti kesalahanku dimana?. Auri bahkan tak membuat sarapan seperti biasa, ia pun bangun lebih lama. Aku melepas seatbeltku ketika mobil sudah parkir.

"Gua ada kelas tambahan hari ini, lo balik aja duluan" akhirnya auri bersuara. Ia mendahuluiku turun. Aku pun menyusulnya.

"Mau sarapan bareng gua gak?" Aku sedikit berlari hingga sejajar dengan auri. Auri diam

"Ayolah, gua yang teraktir. Jam masuk masih lama" ajakku. Auri menoleh padaku, ia masih belum menjawab. Aku tak sabar langsung menariknya berbelok ke arah kantin.

Aku memesan makanan, meninggalkan auri duduk sendiri. Aku mengawasi auri dari jauh sambil menunggu pesananku beres. Aku mengerutkan keningku ketika hanya selang beberapa menit auri disana, seorang cowok mendekati auri. Aku menyipitkan mataku, menelaah siapa cowok itu.

Aku bergegas membawa makanan di nampan ini ke arah auri. Aku melirik cowok itu yang menatapku.

"Ok ri, gua duluan ya" ucapnya sembari berdiri. Ia melempar senyum padaku, tentu saja aku tak membalas.

"Siapa?" Tanyaku

"Ketua kelas"

"Mau apa dia?"

"Gak penting sih"

"Serius?" Selidikku

"Dia nawarin buat belajar bareng sama kelompok belajarnya"

"Lalu?, lo mau?" Tanyaku

"Belum gua jawab sih, masih mikir. Menurut lo gimana?"

"Perlu gak?, emang mereka bener bisa bantu lo ngejar ketinggalan lo?"

"Gua belum tau, tapi kelompok belajar mereka oke sih anggotanya. Nilai teratas semua, dari 3 kelas" jelas auri. Aku mengangguk. Kita bergegas makan karena jam masuk sudah dekat.

Aku baru saja masuk kelas diiringi dengan bel masuk. Pelajaran dimulai dengan tepat waktu. Waktu berlalu hingga jam istirahat tiba. Aku beserta dua sahabatku membeli cemilan dan kembali ke kelas.

"Dar, tadi anak-anak bilang lo berangkat bareng kak auri" ucap amel. Aku memperlambat kunyahanku, aku melirik amel dan rina yang menatapku. Aku mengangguk pelan.

"Aaa... gua mau dar" amel merengek mengguncang tubuhku.

"Lo pasti dekat banget deh sama kak auri. Gak mungkin cuma sekedar rumah deket" ujar rina

"Temenan gua, sama kayak lo berdua"

"Tapi beda dar, kak auri lengket sama lo. Atau jangan-jangan lo juga suka kak auri ya?" Amel menunjukku curiga. Aku menggeleng dengan cepat.

"Gua juga lengket sama lo berdua"

"Lo gak ada yang disembunyiin kan?" Amel kembali memojokkanku. Aku menyilangkan kedua lenganku di depan dada dengan mantap untuk menutupi kepanikanku.

Jam sekolahpun berlalu. Aku jalan beriringan dengan amel dan rina menuju gerbang.

"Gua sama amel langsung cabut ya dar" ujar rina. Aku mengangguk. Aku menunggu amel dan rina masuk taxi. Setelah mereka pergi aku masih berdiam diri, aku menoleh pada kang ojek. Namun aku berbalik kembali ke sekolah.

Aku menelusuri kelas tiga hingga sampai ke depan kelas auri. Aku mengintip auri yang serius dengan buku di mejanya, begitu juga yang lain. Aku berbalik menjauhi kelas auri.

"Gua tunggu dibawah ya, jangan lo tinggal gua" aku mengirim pesan singkat pada auri. Aku bisa saja pulang naik ojek, karena auri juga akan membawa mobil. Namun hatiku berat meninggalkan auri sendiri.

Don't Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang