38. ThirtyEight

2.3K 224 5
                                    

Pagi ini aku bangun dengan penuh senyum. Aku berada dalam pelukan dara. Aku ingat ia memelukku sebelum tidur, kami berpelukan sepanjang malam. Aku memebiarkannya tidur lebih lama, sebelum aku membangunkannya dengan mencium bibirnya. Ia menggeliat dan mengerjapkan matanya, aku selalu suka wajah bangun tidurnya, ia selalu imut seperti anak kecil.

"Hai sayang" sapanya. Aku tersenyum malu. Baru sehari pacaran, rasanya canggung mendengar panggilan itu.

"Hai" jawabku. Dara menciumku.

"Kamu udah bangun dari tadi?" Tanyanya. Aku tertawa geli mendengar panggilan "kamu". Hmm, sepertinya kita emang harus merubah beberapa hal, termasuk panggilan.

"Sudah, kita harus kuliah" ucapku. Dara kembali menggeliat, ia menenggelamkan wajahnya di dadaku.

"Kita bolos aja ya" pintanya.

"Kenapa?, kamu sakit?, atau capek?" Tanyaku. Dara menggeleng.

"Aku mau seharian sama kamu" ujarnya sembari memelukku erat. Ya tuhan, cobaan apa ini. Kenapa ia manis sekali.

"Aku ada kelas penting hari ini, kamu kerja gak?" Tanyaku. Dara mengangguk.

"Kalau gitu pulang kuliah aku ke tempat kerja kamu" kataku. Dara mendongak menatapku.

"Benarkah?" Tanyanya. Aku mengangguk dan mencium keningnya.

"Aku mandi dulu" ucapku.

Hari kedua menjadi pacar dara. Kami tidak perlu berjauhan lagi ketika berangkat kuliah. Aku merangkul lengannya sepanjang jalan. Sesekali ia mencuri waktu menggenggam tanganku.

"Aku ke kelas dulu ya" kataku ketika kami sudah berada di depan gedung kampus. Dara memajukan bibirnya, aku mengerutkan keningku.

"Hey, ini di luar" kataku. Dara kembali menarik bibirnya. Aku menepuk ujung kepala dara.

"Nanti aku ke tempat kerja kamu" kataku sebelum pergi. Aku menoleh ke belakang sesekali, dara masih disana. Aku tersenyum lebar sejak bangun tidur, aku rasa pipiku akan terasa pegal jika terus seperti ini.

Aku buru-buru keluar kelas meninggalkan sarah dan emily. Mereka berlari mengejarku.

"Ada apa?" Tanya emily, aku menggeleng. Mereka akan ikut denganku nongkrong di cafe tempat dara kerja.

"Gua aja yang pesan" kataku menawarkan diri. Aku segera berdiri di depan kasir. Dara menyadari kehadiranku, ia tersenyum manis padaku.

"Ini kembaliannya" dara memberi sisa uang padaku. Aku mengambil uang itu dengan menggenggam tangannya. Aku menggodanya, dara menahan senyumnya hingga hidungnya kembang kempis. Aku puas membuatnya seperti itu.

Aku mengobrol dengan sarah dan emily, namun sesekali mataku mencari dara yang masih menjadi kasir. Aku mengalihkan pandanganku ketika dara memergokiku dengan mengedipkan matanya padaku. Kami seperti anak sekolah yang baru jatuh cinta.

Aku pulang lebih dulu. Lebih baik menunggunya di apart. Ia mengirimiku pesan ketika ia jalan pulang.

"Hai sayang" sapanya setelah masuk apart. Aku tersenyum. Dara meletakkan kopi dan cake yang selalu ia bawa tiap pulang kerja.

"Mandi dulu gih" kataku ketika ia akan duduk disampingku. Ia menurut pergi mandi.

Usai mandi dara kembali, ia berbaring di sofa, meletakkan kepalanya di pangkuanku. Ia menarikku menunduk menciumnya.

"Capek?" Tanyaku

"Tadinya iya, tapi udah gak karena kamu cium" katanya. Ia kembali membuatku menunduk agar ia leluasa menciumku.

"Hmm, leherku bisa sakit ini" keluhku. Dara menyeringai. Ia berbalik miring menghadap tv, ia menarik tanganku melingkari tubuhnya.

"Kamu mau kerja sampai kapan?, uang yang dikirim papa kurang?" Tanyaku.

Don't Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang