Aku meletakkan ramen di depan auri yang sudah siap untuk menikmati makan malam kami. Aku melirik kertas yang tergeletak disudut meja bersama beberapa buku auri. Auri tadi menungguku masak dengan belajar.
"Ketua kelas lo namanya boy?" Tanyaku, auri mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari makanannya.
"Kapan lo mulai belajar sama dia?"
"Waktu tambahan belajar"
"Oh, jadi lo lama gara-gara itu?" Tanyaku. Auri menatapku
"Iya, setelah tambahan kelas. Gua lanjut belajar kelompok dengan mereka"
"Kok lo gak cerita?"
"Emang penting dar?" Auri terlihat kesal, ia meminum airnya.
"Gak sih, tapi tergantung lo juga. Lo rasa perlu gak ngasih tau gua" jawabku. Aku juga mulai kesal, aku tidak tahu pasti kenapa aku harus kesal, apa yang menjadi poin kesalku.
"Hari itu gua cuma mau coba, oke atau gak gabung sama kelompok mereka. Ternyata oke, dan gua milih buat lanjut belajar bareng mereka" jelas auri.
"...."
"Bukannya lo sendiri yang bilang gua harus cari teman, gua harus punya teman, biar masa muda gua gak kaku?" Ucapan auri menyentil hatiku, aku menghentikan makanku dan menatap auri.
"Lo waktu itu tanya gua kesepian?, iya gua akuin. Sekarang gua bakal banyak teman, walau cuma buat belajar"
Aku tak membalas ucapan auri. Aku memilih lanjut makan dengan otak yang tak tahu kenapa jadi kacau. Aku menyelesaikam makanku dengan cepat. Aku mencuci piring dan kembali ke kamar membuka PC memainkan game ku.
Aku di kamar sendirian. Aku membiarkan auri belajar di depan. Aku tahu ia harus fokus belajar. Aku akan membiarkannya belajar kelompok dengan teman sekelasnya, namun aku mengkhawatirkannya.
Pagi ini aku keluar dari mobil dengan lebih hati-hati. Aku khawatir ada yang melihatku lagi datang bareng auri. Kenapa mereka harus mengawasi kami sih, semenarik itukah auri bagi mereka.
"Ntar siang makan bareng gua. Gua tunggu di kantin" ujarku berbisik pada auri, lalu sedikit berlari menuju kelas. Aku kaget melihat amel dan rina sudah duduk di kursi mereka menyambutku dengan senyum menyeringai.
"Kenapa lo?" Tanyaku sambil duduk di kursiku.
"Lo kemaren main basket sama ketua kelas ya?" Goda rina. Teman-teman yang sudah di kelas menoleh padaku. Aku tersenyum canggung pada mereka.
"Tumben lo main sama cowok. Tapi emang menarik sih ya ketua kelas kita, cocok deh sama lo" rina semakin menjadi disambut riuhan teman-teman.
"Tenang woy, gua cuma main basket" jawabku
"Berdua doang loh" sahut amel cekikikan. Aku menghela napas berat. Lagian ini pada dapat info dari mana, gua main basket saat sekolah sepi. Apa mungkin cowok-cowok juga suka gosip.
Kelas dimulai.
Sesuai ucapanku pagi tadi. Saat istirahat siang, Aku mengirim pesan ke auri memgingatkannya untuk bertemu dikantin. Aku, amel dan rina segera beranjak karena kita sudah lapar. Aku tersenyum tipis melihat auri sudah duduk manis di pojokan. Amel kegirangan melihat auri dan segera duduk di sebelahnya. Aku memilih duduk di depan auri, dan rina di sampingku.
"Udah pesen?" Tanyaku. Auri menggeleng.
"Biar gua sama amel aja yang pesan" rina beranjak menarik tangan amel, amel tampak malas dan menggerutu.
"Gua pulang telat hari ini, gua ada belajar kelompok" ucap auri memulai percakapan. Aku mengangguk
"Hai dar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me Alone
Abenteuer(GxG) kamu tidak akan tahu, bagaimana kehidupanmu ke depan. siapa yang akan kamu temui & kamu tinggalkan. siapa yang akan kamu cintai dan kamu benci. aku bahkan tidak menyangka, ketika aku iri dengan temanku yang punya orang spesial, tuhan pertemuka...