"Dara lagi?" Tanyaku ke emily. Ia mengangguk memberiku script untuk iklan baru.
"Sepertinya dara cocok di layar, klien suka" ujarnya. Aku mendesah pelan, aku merasa terbebani jika harus bekerja sama lagi dengan dara. Karena aku harus terus melihat pemandangan yang membuat aku uring-uringan.
Lihat saja, baru tiba di tempat shoot. Dua manusia ini terlihat lengket seperti perangko. Alice emang asisten dara saat ini, tapi ntah kenapa aku lebih menyukai dara bersama agatha. Agatha tidak pernah melakukan skinship berlebihan, ia berlaku selayaknya seorang teman. Lagi pula kenapa harus alice yang jadi asistennya, agatha kemana?. Selama ini juga hanya agatha yang selalu bersamanya.
"Hai ri, bagaimana penampilanku?. Udah oke?"
Lamunanku buyar, aku memperhatikan dara dari atas ke bawah, ia selalu cantik mempesona.
"Udah" jawabku singkat.
"Kamu sakit?" Tanyanya menyentuh keningku, aku sontak menepis tangannya.
"Gak"
"Tapi kamu pucat" ujarnya, aku melihat diriku di depan cermin. Aku hanya kurang tidur tadi malam, jadi masih ngantuk dan tak semangat.
"Kamu perlu istirahat lebih ri" ujar dara, ia duduk bersender di atas meja. Aku hanya mengangguk tanpa ekspresi
"Mau ke pantai?" Tanyanya, aku menoleh padanya. Auri tersenyum tipis menunggu jawabanku, aku menggeleng pelan. Aku tak ada waktu untuk bersantai.
"Ayolah, setelah film kamu tayang. Mau?" Ajaknya lagi. Aku mempertimbangkannya kali ini, wajah auri berharap aku mau.
"Berdua?" Tanyaku, aku mengutuk diriku bertanya ini. Dara pasti berpikir aku hanya ingin pergi jika berdua saja
"Iya, berdua" jawabnya. Aku teringat brosur pantai yang agatha beritahu.
"Ok" jawabku, auri sumringah.
Shooting pun mulai, aku memperhatikan dara seksama di layar kecil ini. Aku tidak tahu apakah ini bakat terpendam dara, ia terlihat lihai dan menyelesaikan shoot dengan baik. Aku tak banyak memperbaiki, dara melakukan kerja bagus.
"Ayo ganti baju dulu" ujar alice. Aku melihat mereka berdua yang memasuki ruang ganti. Huft, aku menenangkan pikiranku, mereka hanya artis dan asisten. Alice hanya membantu dara di kerjaan. Tapi, apakah para asisten tinggal serumah dengan artisnya. Look alice tidak menunjukkan bahwa ia hanya sekedar asisten, ia cantik dan menarik.
"Bu auri kita duluan ya!" Pamit beberapa kru yang akan pulang, aku melambai ke mereka. Seperti biasa aku selalu yang terakhir pulang setelah memastikan semuanya beres.
Sebelum pulang aku mengecek lagi apakah ada yang tertinggal, dan..
"Kyaaaaaa" teriakku. Aku segera berbalik, memejamkan mataku.
"Sorry" ucapku sebelum pergi. Aku tak begitu jelas melihat apa yang mereka lakukan, hanya saja mereka terlalu dekat. Jemari alice selalu menyentuh tengkuk leher dara, aku mengira mereka ciuman dan gerakan itu selalu membuatku gerah.
Aku mempercepat langkahku, mengambil barangku dan bergegas oergi dari lokasi shoot.
"Auri!" Aku mendengar suara dara di belakang, aku malah semakin percepat langkah. Aku tak ingin berbicara dengannya sekarang.
"Hei kamu kenapa?" Dara menarikku hingga aku berbalik ke arahnya. Dara sudah berganti baju dengan pakaian yang lebih santai, kaos putih dan celana hitam panjang.
Aku memalingkan wajahku yang kusut, dara bergeser berusaha melihat wajahku. Dara tak sabar, ia memegang daguku dan menarik ke arahnya.
"Kamu kenapa?" Tanyanya, aku menepis tangannya dari daguku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me Alone
Pertualangan(GxG) kamu tidak akan tahu, bagaimana kehidupanmu ke depan. siapa yang akan kamu temui & kamu tinggalkan. siapa yang akan kamu cintai dan kamu benci. aku bahkan tidak menyangka, ketika aku iri dengan temanku yang punya orang spesial, tuhan pertemuka...