Aku meregangkan tubuhku. Matematika adalah pelajaran yang melelahkan. Badanku yang terasa tegang ini pun perlu peregangan. Aku bergerak berdiri, berbalik ke kanan kiri, meluruskan pinggang dan merilekskan otot leherku.
"Aduh cakep banget, mampus" celetuk rina. Teman-teman sekelasku tampak heboh berlarian ke depan kelas. Rina sudah lebih dulu berlari ke arah pintu disusul amel yang jalan masih sedikit pincang.
"Kenapa woy?" Tanyaku berteriak pada amel, amel manaikkan pundaknya tanda ia pun tak tahu apa yang menyebabkan keributan ini. Aku berjalan menyusul mereka. Aku mendongak menekan bahu rina. Pandanganku tertutup dengan kepala teman-teman.
"Dara... mana dara woy?" Teriak orang paling depan. Aku mengerutkan keningku. Rina menarikku dan mendorongku memecah kerumunan dengan kasar, aku hampir terjatuh. Namun tangan bersih, lembut dan putih ini menahan tubuhku.
Harum parfum ini aku kenal, jam tangan alexander ini juga aku sangat paham siapa yang punya. Aku segera memperbaiki posisiku dan menatap auri.
"Kenapa?..." aku melirik teman-temanku yang berbisik-bisik. Aku tersadar dengan ucapanku yang tak sopan dengan senior
"Kenapa kak?" Tanyaku lagi dengan nada yang lebih lembut tentunya.
"Mau ke perpustakaan" ucapnya singkat, aku menaikkan alisku menunggu lanjutan ucapannya.
"Temani gua" Auri menarik tanganku. Aku menutup wajahku yang malu karena suara teman-teman sekitarku semakin berisik. Aku masih heran kenapa mereka heboh melihat auri. Emang sih dia cakep, tapi aku juga cakep.
"Lo gak punya temen di kelas?" Tanyaku berbisik ketika mengekori auri di rak-rak buku.
"Gua cuma satu tahun disini" jawabnya
"Karena lo cuma satu tahun, lo perlu cepat beradaptasi dan punya teman. punya teman itu asik" ujarku. Aku khawatir jika auri tetap seperti ini, ia tak akan merasakan waktu SMA yang seru.
"Buang-buang waktu" jawab auri lagi. Aku menghela napas berat. Aku mengikuti auri menuju kursi. Ia meletakkan buku-buku sains disana.
"Banyak banget, mau dipelajari semua?" Tanyaku ngeri melihat tumpukan buku yang diambil auri.
"Gua harus mengejar beberapa ketinggalan gua. Mereka sangat aktif dan pintar. Gua tertinggal dengan mereka" kata auri dengan ambisi. Aku tertegun melihat auri yang bertekad. Aku tak membalas ucapannya. Aku paham auri homeschooling, mungkin ia merasa ilmu yang ia dapat tak sesuai dengan teman sekelasny.
Aku duduk di hadapannya. Memperhatikan auri membaca buku di depannya. Mataku mulai mengantuk. Aku menutup mataku.
Aku membuka mataku perlahan. Pandangan yang pertama aku lihat adalah jendela perpus dengan langitnya yang redup. Aku mengerjapkan mataku lalu tersadar.
"Jam berapa ini??" Tanyaku pada auri yang masih duduk membaca bukunya. Auri menutup bukunya, ia beranjak menuju rak dan mengembalikan bukunya.
"Ayo pulang" ajaknya.
"Hah??"
"Udah jam pulang nih" auri melihat arlojinya sambil berjalan melewatiku. Aku bergegas mengikuti auri. Benar saja, tak ada orang di luar perpus. Auri memasuki kelasnya, mengambil barang-barangnya sedangkan aku menunggu di depan pintu.
"Gua gak masuk jam terakhir dong tadi, aduh pelajaran pak rangga lagi" keluhku menatap auri tajam.
"Gua udah ijinin lo ke rina dan amel"
"Ijin, maksudnya?"
"Lo sakit kepala, lagi di UKS"
"Hah??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me Alone
Pertualangan(GxG) kamu tidak akan tahu, bagaimana kehidupanmu ke depan. siapa yang akan kamu temui & kamu tinggalkan. siapa yang akan kamu cintai dan kamu benci. aku bahkan tidak menyangka, ketika aku iri dengan temanku yang punya orang spesial, tuhan pertemuka...