42. Forty Two

1.8K 186 3
                                    

"Kenzo chan axelle" kataku memanggil lengkap nama adik bayiku. Matanya cantik, bibirnya mungil manyun merespon panggilanku. Adikku tampan dan mirip papa.

"Kalian sehat?" Tanya mama.

"Sehat ma" jawabku.

"Nanti kalau adek udah umur 6 bulan, mama mau ke aussie jenguk kalian"

"Wow, mama bisa bawa kenzo?. Kita gak perlu dijenguk ma, nanti kita usahain liburan semester pulang" kataku. Mama menggeleng.

"Mama mau liburan sayang, mama juga pengen ke sydney" ucap mama. Mama emang jarang pergi-pergi. Kalaupun pergi ya dalam perjalanan dinas, tidak murni untuk liburan.

"Kabarin kalau mama mau kesini, biar kita juga luangin waktu buat mama" sahut auri.

"Ok, kalau gitu udah dulu ya. Mama mau mandiin kenzo"

"Ok ma, bye" ucap auri melambaikan tangan ke kamera.

"Bye bayik, kakak love you" ucapku sebelum mama matikan telpon.

"Duh gemes banget" kataku melihat foto yang aku screenshot dari vidcall barusan. Auri melihat layar hp ku.

"Bibirnya merah, bentuk love" kataku lagi, ku zoom bagian wajah kenzo.

"Like you" Auri mengangkat daguku dan mengecup bibirku.

"Ih kamu" kataku mendorong tubuh auri. Ia tak bergeser, ia merentangkan kedua tangannya hingga aku berada di antaranya. Auri menunduk dan kembali menciumku.

"Ri, aku mau kuliah" kataku menghindari bibir auri.

"Kamu bilang, kamu akan menciumku setiap saat kalau kamu jatuh cinta denganku" ucap auri. Aku mengernyitkan dahiku.

"Sure, tapi kamu tahu kan. Aku bukan hanya sekedar menciummu, aku pikir hubungan kita terlalu lambat dalam keintiman"

"Hah?"

"Aku akan melakukan hal lebih jika kamu terus memancingku" ucapku sambil membalik tubuh auri hingga aku berada di atasnya. Jemariku menyusuri wajahnya, lehernya, dadanya, perutnya dan berhenti tepat dibawahnya. Auri menghentikan tanganku.

"Kamu telat kuliah" lirihnya dengan napas yang mulai naik turun. Aku tertawa melihat wajah auri. Walau kami pernah melakukannya, namun kami masih sama-sama malu.

Aku masih ingat bagaimana kalakuan kami ketika bangun tidur setelah melakukannya.

Flashback

Aku harus masuk kuliah pagi. Syukurnya aku bangun lebih dulu dari auri. Aku mulai malu ketika mengingat apa yang terjadi. Kasur ini berantakan, begitupun lantai. Bajuku dan auri berserakan disana. Aku mengintip tubuhku yang tanpa pakaian, aku bersusah payah berusaha meraih pakaianku di lantai dengan masih menutupi tubuhku pakai ujung selimut.

"Aakkkk" aku berteriak kaget ketika selimut terlepas dari tubuhku. Auri menggeliat berputar membuat selimut tertarik ke arahnya. Aku meringkuk memeluk lututku di lantai berusaha menutupi tubuh bagian depanku.

"Dara, why?" Aku menatap auri kesal, ia masih setengah sadar. Mengucek matanya, menguap lalu membuka matanya perlahan melihatku.

"Aakkk" auri berteriak menutup matanya. Ia berbalik menutup suluruh tubuhnya dengan selimut.

"Kamu ngapain disana?" Teriaknya dari bawah selimut.

"Jangan lihat, tetap seperti itu!" Kataku. Aku segera lari masuk ke kamar mandi. Aku menatap wajahku yang memerah di cermin. Lalu tertawa malu, aduh ini terlalu gemas.

Aku selesai mandi, auri sedang membereskan kamar. Ia memakai handuk ditubuhnya, sambil menyapu ia melirikku sesekali. Auri menyapu melewatiku, aku menahan tawaku dan memeluk auri dari belakang.

Don't Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang