Bab 4

44.8K 3.7K 7
                                        

[Typo tandai]
.
.
.

***

Tak terasa sudah tiga hari Alvin tinggal di keluarga Groston, selama tiga hari juga segala tingkah laku ajaib yang Alvin lakukan, seolah lupa umur ia bertindak selayaknya anak balita. Mungkin karena tubuh yang di tempati nya, naluri anak kecilnya masih melekat dalam dirinya.

Hari ini Alvin sedang berada diruang tamu, ia berguling-guling di lantai dimana membuat karpet yang berada dilantai marmer itu sedikit berantakan.

Tidak ada siapapun di sana hanya dirinya sendiri dan juga beberapa bodyguard yang berdiri tidak jauh dari sana. Alasannya karena sang Oma sedang berada di kebun bunganya, mengurus bunga-bunga kesayangannya. Sedang kan sang Opa sedang berada di kantor mengurus berkas-berkas penting, untuk Daddy dan Om nya itu belum pulang sekolah.
Padahal jam sudah menunjukkan jam tiga sore tapi mereka belum saja pulang.

Membuat Alvin sangat bosan, karena biasanya si Aska  Om nya itu akan menggangunya, tak lupa Daddy nya yang cerewet selalu memarahi dirinya, sekarang tidak ada.

"Bosan..." keluh Alvin yang masih berguling-guling tidak jelas.

"Al, Om mu yang tampan ini sudah pulang!" Teriak Aska menggelegar, bahkan Alvin yang berguling-guling itu berhenti mendengar teriakkan narsis itu.

Aska pun segera mendekat dimana keponakannya itu berada, dapat ia lihat  Alvin yang terbaring terlentang tidak bergerak.

"Narsis banget tau." Ujar Alvin dengan mengambil posisi duduk, melirik Om nya itu yang sekarang berjongkok di depannya.

"Gak boleh ngomong gitu, Om bisa sakit hati ni." ujar Aska sok sedih.

"Lebai!" balas Alvin dingin.

"Daddy mana Aska?" tanya Alvin yang tidak melihat Daddy mudanya itu.

"Om Al, Om... Panggil Om dong, gak sopan ngomong gitu." jelas Aska lembut, sudah tiga hari ia memaksa keponakannya itu memanggil nya dengan sebutan Om, tapi keponakan kecilnya ini selalu saja memanggilnya dengan sebutan nama.

"Biarin huh." dengus Alvin, ia mana mau memanggil orang yang berstatus Om nya itu dengan panggilan Om. Hanya untuk situasi tertentu ia akan menggunakan panggilan Om itu, tapi bukan sekarang.

Aska hanya mengehela nafas lelah, sangat sulit membujuk keponakannya ini."Daddy kamu lagi ada urusan di sekolah, jadi pulangnya agak lama." ungkap Aska, Rafa pulang terlambat karena ia yang menjabat sebagai ketua OSIS itu memiliki sedikit urusan.

"Ohh ...,"

"Om gak di tanyain?" Iri Aska yang tidak di tanya oleh Al.

"Gak perlu, kan udah pulang." jawab Al ketus.

Mendengar jawaban Alvin membuat Aska pergi meninggalkan Alvin dengan raut wajah kecewa, menuju kamarnya untuk mengganti seragam sekolahnya.

Melihat raut wajah om nya itu membuat Alvin tersenyum senang, ia sangat suka mengerjai Om nya itu.

Alvin pun melangkahkan kakinya menyusul Om nya itu. Di lantai atas menggunakan lift, kenapa tidak menggunakan tangga, ia hanya takut ketahuan karena, pernah suatu hari ia turun menggunakan tangga sendirian membuat keluarganya itu marah besar, bahkan sang Oma yang terkenal lembut pun juga akan menyeramkan saat marah. Untuk saat ini ia akan mencari amannya dulu.

Saat sudah sampai Alvin mengetuk pintu kamar Aska, membuat sang pemilik kamar itu membukakan pintunya.

"Halo Om." Sapa Alvin lembut.

Aska yang mendengar itu tersenyum senang akhirnya yang ia tunggu tunggu tersampaikan juga.

"Gak di suruh masuk dulu ni." ujar Alvin tersenyum.

ALVIN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang