[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***Al diambang kebosanan yang amat besar. Helaan napas terus keluar dari mulutnya itu, menatap langit-langit kamar sang Daddy yang sangat minim akan cahaya. Hanya lampu tidur yang menerangi ruangan yang luas ini.
Hari sudah malam, tapi dirinya tak mengantuk. Membuatnya berpikir apa yang akan ia lakukan sekarang. Kepalanya menoleh menatap wajah damai sang Daddy yang terpejam erat.
"Daddy~" Al membuka suaranya dengan pelan. "Daddy sudah tidur?" Pertanyaan terlontar darinya, ia pun menghela napasnya panjang saat tidak ada jawaban. Jari telunjuknya terulur menyentuh pipi tirus Daddynya itu tapi, tidak ada respon sedikitpun membuat dirinya hanya bisa pasrah.
Dengan perlahan ia menyingkirkan tangan sang Daddy yang memeluk tubuhnya. Dirinya segera bangkit. Diam-diam ia mencoba untuk turun dari ranjangnya, baru saja tubuhnya itu akan bergerak, ia langsung dibuat terkejut karena tarikan dari arah belakang.
"Aaa!" Al langsung terjatuh didalam dekapan sang Daddy.
Al mengangkat kepalanya dengan kesal."Ihh..., Daddy! Al kaget tahu!" Menatap kesal sang Daddy yang sekarang juga menatap dirinya dengan senyum simpulnya.
"Mau kemana hm?" tanya sang Daddy dengan suara beratnya. Rafa sebenarnya sudah tersadar sedari Putranya itu memanggil namanya, hanya saja ia sengaja tetap setia menutup matanya. Melihat seberapa jauh apa yang akan dilakukan Putranya itu.
"Al mau keluar, mau jalan-jalan diluar. Lihat langit malam."
Al mencoba melepaskan tangan Daddynya itu yang menahan tubuhnya, tapi ia tak bisa."Daddy lepas!"
Rafa menatap tertarik pada wajah Putranya ini, hingga satu kecupan ia lakukan pada pipi berisi Putranya secara singkat. Senyuman terukir pada wajahnya itu melihat Putranya yang langsung terdiam membeku.
Al membolakkan matanya menatap sang Daddy, pikiran seketika kosong untuk sementara. Hingga setelah ia sadar, wajahnya memerah dengan kesal."Huuuwaaa, Daddy nakal! Kenapa Al dicium?!" dengan kuat ia memukul bahu Daddynya itu. Tangannya dengan kasar mengusap pipinya mencoba menghapus sisa kecupan sang Daddy.
"Jangan dihapus!" Rafa mencoba menahan tangan kecil Putranya itu, dirinya terkekeh kecil melihat tingkah laku yang menggemaskan pada Putranya ini.
Ia tahu Putranya tak suka kontak fisik seperti itu, jadi selain kecupan dipucuk kepala, usapan di kepala, dan pelukan untuk Putranya. Tidak ada lagi kontak yang berlebihan. Bahkan ia pernah ingin memandikan Putranya ini tapi dengan tegas anak itu menolak.
"Daddy Al sudah besar!" Al berteriak marah.
Rafa mengelus pipi Putranya."Apakah, kalau Putra Daddy sudah besar tidak ada kecupan?" Al menganggukkan kepalanya dengan tegas.
"Jangan marah oke? Daddy tidak akan mengulanginya lagi." Dirinya menatap lekat kearah Putranya itu.
Al menatap dingin Daddynya itu, helaan napas berat terdengar. Matanya segera terpejam, mengatur emosinya. Sepertinya ia terlalu berlebihan tadi. Ia hanya tak terbiasa dilakukan seperti ini. Walaupun ia sudah sangat dekat dengan Daddynya itu. Tapi ia tak pernah membiarkan siapapun mengecup pipinya.
"Berbaringlah." Rafa melepaskan pelukannya dan membiarkan Putranya itu berbaring disebelahnya."Jangan keluar, kau hanya akan masuk angin. Tetaplah disini!"
"Tapi, Al bosan_" lirihnya terendam karena Al langsung menarik selimut menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu.
Rafa mengelus rambut Putranya itu."Selain keluar, apa yang harus Daddy lakukan supaya Putra Daddy ini tidak bosan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/342439360-288-k252097.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIN ✓
أدب المراهقين~ Familyship, Brothership, Bromance dan Friendship *** Kisah seorang remaja yang meninggal akibat kecelakaan dan bertransmigrasi ke tubuh seorang anak berumur empat tahun yang hidup di jalanan. Disaat meratapi nasibnya remaja itu di kejar-kejar pre...