S~2 Bab 16

9.6K 885 16
                                        

[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***

***

"Daddy tidak kerja?"

"Hm."

"Papa juga tidak kerja?"

"Tidak."

Al menatap Daddy dan Papanya itu secara bergantian. Pertanyaan yang sama telah terlontar dari mulutnya itu kepada sang Daddy yang sedang duduk disisi kanannya dan sang Papa disisi kirinya. Mereka bertiga sekarang sedang berada diruang tamu. Untuk keluarganya yang lain, Opanya sedang berada di kantor, Omanya, ia berada di kebun bunganya untuk mengurus bunga-bunganya itu secara pribadi, sedangkan Om Aska. Pemuda itu masih tidur, tidak_lebih tepatnya setelah sarapan pagi dan sang Opa yang sudah pergi bekerja. Omnya kembali ke kamarnya dan tidur disana.

Untuk apakah Omnya itu bekerja atau tidak? Omnya tidak bekerja, karena untuk urusan bisnis dan perusahaan Omnya itu sepertinya tidak terlalu berminat atau ahli dalam hal itu. Jadinya selain diam di mansion saja, Omnya hanya akan berkumpul dengan teman-temannya diluar.

Dulu Al pernah bertanya, apakah Omnya itu tidak ingin bekerja atau apa. Tapi, hanya jawaban nyeleneh yang ia dapatkan dari Omnya itu.

"Om sedang memimpin sebuah geng terkenal  Al dan ini bukan geng biasa, karena Om bekerja sama dengan polisi."

Apakah setelah Omnya mengatakan itu, Al akan percaya? Ia lebih memilih pergi meninggalkan Omnya itu sendirian waktu itu karena, tak ingin mendengar penuturan Omnya itu lagi.

Sekarang Al menatap ragu kearah Daddy dan Papanya."Karena Al ya?" ujarnya dengan pelan.

Hari ini hari Senin, tapi menjadi hari libur untuknya. Ia tidak bersekolah lagi karena, keluarganya itu melarangnya. Tapi, Daddy dan Papanya juga tidak pergi kekantor untuk bekerja. Membuat Al berpikir itu karena dirinya.

Rafa memandangi putranya itu dengan tatapan lembutnya."Tidak ada pekerjaan di kantor, makanya Daddy tidak kerja hari ini."

"Ya, Papa juga tidak memiliki kesibukan di kantor." timpal Felix kepada Al.

"Benarkah?" tanya Al memastikan.

"Hm," jawab Rafa dan Felix bersamaan. Tentu saja mereka sedang berbohong. Disaat seperti ini Putranya itu masih membutuhkan mereka disisinya, hingga anak itu bisa melupakan hal buruk yang ia pikirkan.

Felix menatap Putranya itu."Apakah Al mau jalan-jalan?" tawarnya kepada Al.

Al tampak berpikir. Ditatapnya Papanya, setelah itu dirinya pun menganggukkan kepalanya."Sama Daddy juga?" tanyanya.

Felix menatap Rafa dengan sebelah alisnya terangkat seolah bertanya. Rafa yang melihat itupun menjawab dengan deheman singkatnya.

Felix mengangguk."Ya, Daddy mu juga ikut." jawabnya.

Rafa pun segera membawa Putranya itu untuk berganti pakaian. Sedangkan Felix ia segera kembali ke kamarnya juga untuk bersiap-siap.

Setelah ketiganya selesai. Mereka pun segera pergi meninggalkan kediaman Groston setelah berpamitan kepada Omanya Al.

***

Mobil yang ditumpangi Al bersama Daddy dan Papanya itu berhenti, merekapun segera memasuki kawasan Mall yang mereka datangi sekarang. Disaat Rafa yang akan menggendong Putranya Al, anak itu langsung menggeleng menolak apa yang akan dilakukan olehnya itu. Hingga sepanjang jalan, Rafa hanya bisa menggandeng tangan Putranya itu saja.

Al, anak itu sepanjang jalan terus memperhatikan sekitarnya melihat banyaknya hal-hal yang ada disana.

"Mau beli apa?" tanya Felix yang sedari tadi memperhatikan Putranya itu. Al yang mendengar itu segera menggeleng.

ALVIN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang