[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***"Tuan kami sudah berhasil menculiknya." Orang yang sudah menculik Al dan Vero sekarang berdiri dihadapan tuan yang memerintahkan mereka. Disana seorang pria duduk dengan angkuhnya seperti seorang raja di singgasana, dengan segelas wine ditangannya.
Matanya menatap tajam para suruhannya itu, dengan senyum smirknya ia melihat anak kecil yang tak sadarkan diri disana." Bagus," Ungkapnya memuji mereka. Tapi, keningnya seketika mengernyit saat melihat ada satu anak kecil yang asing diantara para bawahannya itu.
"Bukan kah aku menyuruh kalian menculik satu anak saja?" Tanyanya dingin. Para bawahan yang mendengar itu menunduk takut.
Salah satu dari mereka memberanikan diri untuk menatap tuanya itu." Maaf tuan! Kami mengalami sedikit masalah, anak ini bersamanya jadi, dengan terpaksa kami harus membawanya juga!" Ucap orang itu.
"Sangat merepotkan, bawa mereka keruangan yang sudah aku siapkan!"
"Baik tuan." Mereka yang ada di sana pun segera pergi meninggalkan Tuannya, dan membawa kedua anak yang sudah mereka culik itu kesuatu tempat.
"Ini lah akibatnya kau bermain-main dengan ku Theo Leighton!" Ucap pria itu menyeringai seperti iblis dengan tatapan yang penuh akan dendam.
*
"Hiks_hiks_huuu_Velo mau Ayah_hiks!" Vero, anak itu sekarang menangis kencang.
Sekarang Al dan Vero baru saja terbangun dari pingsannya, dan saat bangun Vero langsung saja menangis tanpa henti dengan terus-menerus memanggil nama Ayahnya.
Al menatap sekeliling ruangan yang ia tempati, tidak ada siapapun disini. Ruangan yang sangat kotor dan tidak terawat, bahkan dilangit-langit atapnya banyak sekali sarang laba-laba yang menempel.
Ia menatap anak disebelahnya yang berjongkok memeluk kedua lututnya.
"Jangan menangis, anak cowok gak boleh nangis." Al berujar lembut mencoba membujuk anak kecil itu.
Vero menatap Al dengan mata berairnya, hidung kecil dan juga pipi anak itu memerah karena menangis, membuat keimutan pada wajah manisnya itu.
"Hiks_Velo takut!" Ujarnya sedih, anak itu masih saja terus menangis.
"Jangan takut, nanti ayah Vero pasti kesini! Jadi jangan nangis lagi oke!" Al berujar tersenyum. Tangan kecilnya menyentuh wajah Vero itu lembut, dihapusnya air mata anak itu yang terus saja menetes. Bahkan hidungnya juga ikut berair.
Velo menarik air yang keluar di hidungnya, mengelapnya mencoba menghapusnya. Ia membiarkan Al yang menghapus air matanya. Mencoba untuk tersenyum, anak itu berhenti dari tangisnya.
"Ayah Velo pasti akan kesini?" Matanya menatap Al polos.
"Iya, Ayah Vero akan kesini jemput Vero! Daddy Al juga pasti akan kesini!"
"Daddy Al?"
"Iya mereka berdua akan kesini menjemput kita, jadi jangan takut."
Al segera berdiri dan mencoba melangkahkan kakinya. Tapi ujung bajunya seketika ditarik dari belakang.
Kepalanya menoleh menatap kebawah, tangan kecil Vero yang sudah menahannya.Al menaikkan sebelah alisnya." Jangan pelgi!" Ujar Vero menatap Al sedih.
"Al tidak pergi, kita kan lagi dikurung! Bagaimana Al bisa kabur?"
"Al mau lihat apakah ada jalan keluar disini."
"Ohhh!" Vero menganggukkan kepalanya mengerti, ia pun segera berdiri dan mengikuti langkah Al.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIN ✓
Novela Juvenil~ Familyship, Brothership, Bromance dan Friendship *** Kisah seorang remaja yang meninggal akibat kecelakaan dan bertransmigrasi ke tubuh seorang anak berumur empat tahun yang hidup di jalanan. Disaat meratapi nasibnya remaja itu di kejar-kejar pre...