S~2 Bab 3

10.7K 1.2K 40
                                    

.
.
.
***

***
Hari libur kembali tiba, Al sekarang sedang bermain diruang tamu, diatas karpet lembut dengan kucing kesayangannya. Alfa, kucing hitam itu sangat gemuk sekarang. Membuat Al sangat menyukai mengelus perut dan bulu lembutnya itu dengan gemas.

Al sekarang sedang berbicara dengan kucingnya itu. Disana ia hanya bersama Alfa. Karena yang lainnya sedang sibuk dengan urusan mereka.
Al yang tidak memiliki pekerjaan rumah pun membuatnya sangat bersantai-santai di Mansionnya itu.

"Alfa, Alfa tau nggak?" tanya Al menatap kucingnya itu.

"Meong!" ngeongan dari sikucing terdengar. Al kembali melanjutkan pembicaraannya.

"Disekolah, ada anak nakal, nakal banget malahan. Selama Al sekolah, dia selalu gangguin Al! Al sengaja biarin dia ganggu Al."

"Karena Apa? Masa baru masuk sekolah sudah buat masalah." jelasnya kepada sang kucing, ia terus berbicara seolah-olah sang kucing dapat mendengar keluh-kesahnya.

"Al gak mau bilang sama Daddy, nanti Al gak boleh sekolah lagi!" Bibirnya mengerucut sebal. Mengingat kelakuan Melvin dan temannya itu yang sangat menguji kesabarannya.
Bukannya ia takut atau apa, tapi mengingat betapa susahnya ia ingin bersekolah umum. Membuatnya harus berpikir dua kali untuk membuat masalah.

"Tapi, Alfa tenang saja! Al gak akan biarin mereka berbuat sesukanya."

Matanya segera berbinar saat sebuah ide muncul diotaknya." Al akan balas perbuatan mereka, gak masalah mau anak kecil atau apa. Siapa suruh main-main sama Al." ujarnya dengan senyum anehnya.

"Tapi, jangan sampai Daddy tau." ujarnya sedikit berbisik.

Alfa, kucing itu hanya mengeluskan kepalanya ditangan Al, tak mengerti apa yang diucapkan tuannya itu, yang ia tahu bahwa elusan yang diberikan padanya sangat ia sukai.

Saat sedang asik berbincang dengan kucingnya itu, suara langkah kaki sepatu terdengar cukup keras. Al menoleh menatap arah tangga dimana Papanya itu turun dari sana.

"Papa mau kemana?" tanyanya dengan lantang saat melihat Papanya menggunakan pakaian yang sangat rapi.

"Papa mau pergi dulu sebentar."

"Al mau ikut!" Al segera berdiri berlari menghampiri Papanya itu.

"Jangan ya, Papa cuman sebentar kok." Felix membungkuk mengelus kepala Al lembut.

"Enggak mau! Al mau ikut!"

"Papa ajak Al ya? Al gak nakal kok, jadi enggak akan ganggu." Al menatap Papanya itu dengan tatapan memelas.

Felix menghela nafasnya pasrah. Diangkatnya Al ke gendongnya." Kalau gitu ganti baju dulu." Felix pun berjalan menuju lift, menuju kekamar Al, untuk berganti baju. Karena putranya itu menggenakan baju kaos dan celana pendek saja. Ia harus mencari jaket panjang dan sepatu untuk putranya itu.

"Papa jangan gendong! Al kan berat!" pinta Al saat Papanya itu menggendongnya.

"Tidak berat." jawab Felix santai. Al hanya bisa pasrah, Papanya sama saja seperti yang lainnya. Padahal kan ia sudah besar, gak perlu digendong lagi. Tapi keluarganya itu masih saja tetap memperlakukannya seperti anak kecil. Untung saja saat makan, ia sudah memiliki kesempatan untuk duduk sendiri, karena ia sudah sampai pada meja makan itu. Tapi soal tinggi badan, jangan ditanyakan. Al tetap kalah saing sama keluarganya itu. Bahkan tingginya hanya sampai pada pinggang Daddynya saja.

Sebelum mereka pergi, Felix sudah memberitahukan keluarganya itu. Supaya mereka tidak mencari Al kemana-mana.

*

ALVIN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang