[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***
***
Matahari sudah terbenam di gantikan dengan bulan yang menerangi langit malam. Di meja makan mansion Groston, sudah terdapat lima orang berbeda usia yang akan melakukan kegiatan makan malam disana. Sang Opa, Oma, Daddy, Papa, dan Al. Terkecuali Om Askanya yang tidak ada disana."Om Aska nya masih dihukum ya?" Al bertanya kepada mereka yang ada di sana. Ia duduk dengan tenang menunggu sang Oma yang sedang mempersiapkan makanan diatas meja.
"Iya, om Askanya masih masa hukuman." jawab sang Oma.
"Tapi, Om Askanya kan belum makan?"
"Nanti ada pelayan yang mengantarkannya." jawab sang Oma lagi dengan lembut. Al mengangguk mengerti.
Aska, ia masih dikurung dikamarnya. Karena ketahuan ikut balapan kemungkinan ia akan dihukum tidak boleh keluar selama satu Minggu. Al cukup kasihan dengan nasib omnya itu. Al berencana setelah makan malam, ia akan melihat omnya itu terlebih dahulu.
Chris tersenyum menatap cucunya itu." Al!"panggilnya.
"Iya Oma, kenapa?" tanya Al dengan kepala dimiringkan.
"Gimana sekolahnya tadi, seru nggak?" pertanyaan yang terlontar dari Chris membuat Alex dan Felix menatap Al dengan keingintahuan, bagaimanapun mereka tidak sempat mengantar Al kesekolah tadi.
"Seru banget Oma, Al suka!" jawab Al menatap sang Oma dengan senyum manisnya.
Mendengar jawaban dari Al, membuat mereka semua yang ada disana mengehela nafas lega. Mereka pun melanjutkan makan malamnya dengan tenang.
*
Al berdiri menatap pintu kamar omnya yang terkunci." Gimana mau masuknya?" tanyanya entah kepada siapa.
Salah satu pelayan yang kebetulan lewat, menghampiri Al dengan bingung." Tuan muda, apakah perlu sesuatu?" tanya pelayan wanita itu, Al pun segera menoleh dan menatapnya.
"Bibi, Al mau masuk kedalam tapi, pintunya dikunci." jelasnya kepada wanita itu.
"Maaf tuan muda, tuan besar memang memerintahkan kamar tuan muda Aska untuk dikunci."
Al segera menampilkan raut sedihnya." Al mau masuk, ketemu om Aska!" cicitnya kecil.
Pelayan itu tersenyum lembut." Tuan muda, kebetulan saya yang memegang kuncinya."
Mendengar hal itu, Al langsung menatap pelayan itu dengan matanya yang berbinar senang." Ya sudah, bibi ayo buka pintunya!" pintanya dengan antusias.
"Baik tuan muda." Kunci pintu pun terbuka, wanita itu memutar kenop pintu kamar itu, memudahkan Al untuk masuk.
Al segera masuk kedalam, dapat ia lihat Omnya itu sedang bersandar diatas kasurnya sambil memainkan ponselnya.
Aska yang mendengar suara pintu terbuka, segera menoleh. Ternyata keponakannya itu yang datang. Al sekarang sedang berjalan menghampiri dirinya. Aska pun meletakkan ponselnya diatas meja yang terletak disebelah kasurnya. Senyuman terukir di wajah tampannya itu, menatap sang keponakan yang juga menatap dirinya dengan senyum manisnya. Al segera menutup pintu kamar Omnya itu.
Sedangkan sang pelayan sudah pergi melanjutkan kegiatannya.
"Al, Om rindu banget!" ucap Aska dramatis dengan merentangkan kedua tangannya berharap keponakannya itu akan memberikannya pelukan.
Al berjalan dengan santai, ia pun duduk dikasur empuk milik Omnya itu. Sebelah alisnya naik keatas menatap kedua tangan Omnya yang masih setia merentang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIN ✓
Teen Fiction~ Familyship, Brothership, Bromance dan Friendship *** Kisah seorang remaja yang meninggal akibat kecelakaan dan bertransmigrasi ke tubuh seorang anak berumur empat tahun yang hidup di jalanan. Disaat meratapi nasibnya remaja itu di kejar-kejar pre...