S~2 Bab 20

7.8K 753 19
                                    

[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***


***

"Daddy, Daddy mau susu kotak tidak?"

Suara dari Al terdengar, ia membuka tas kesekolah itu, mengeluarkan dua susu kotak coklat untuk dirinya satu, dan satunya lagi ia tawarkan untuk Daddynya.

Rafa yang sedang mengemudi melirik Putranya itu sekilas."Tidak, untukmu saja." ujarnya.

Tangannya terulur mengelus kepala Putranya itu.

"Enak loh Daddy, Al masih punya banyak. Daddy yakin tidak mau?" Al terus mencoba menawarkan kepada Daddynya itu.

"Jangan terlalu banyak meminumnya." Bukannya menjawab, Rafa malah menasehati Putranya itu.

Al menganggukkan kepalanya."Susunya Vero dan Om Marsel yang beliin. Al gak bisa nolak. Tapi, Daddy tenang saja, Al minumnya gak sekaligus kok." ucapnya memberi tahu kepada Daddynya itu dengan senyum manisnya.

Marsel yang mendengar nama Vero terucap dari mulut Al, seketika berubah masam."Kak, Marsel pikir anak yang bernama Vero itu memanfaatkan Al kak." ucapnya seolah mengadu pada kakaknya.

Al menoleh menatap Om Marselnya yang duduk di kursi belakang itu dengan tatapan tajamnya."Om gak boleh berprasangka buruk sama Vero. Vero itu sahabat Al dari kecil!" ujarnya kesal.

Rafa hanya diam mendengarkan penuturan Putranya itu.

"Kok Om Marsel gak tahu kamu temenan sama dia?" Marsel menatap malas Al.

"Om gak harus tahu semuanya, pokoknya Vero itu baik. Om Marsel harus temenan baik sama dia!"

"Gak mau, siapa juga yang mau temenan sama anak itu." Marsel menggeleng kepalanya menolak penuturan Al.

Al yang mendengar itu mendengus kesal, dirinya memilih menatap jalanan saja. Dari pada harus berdebat panjang pada Omnya itu. Tak lupa meminum susu kotaknya.

***

Disebuah kamar bernuansa biru muda, diatas karpet lembut seorang anak sedang berbaring tengkurap, dengan kedua tangannya menahan kepalanya.
Anak itu adalah Al, sekarang ia sedang berada dikamarnya menatap si Alfa yang sedang berguling-guling disana.

Bibirnya mengukir senyuman, melihat betapa lucunya kucingnya itu.

"Al!" suara dari Marsel yang baru saja datang tak membuat Al bergeming.

Al, anak itu seketika menampilkan wajah masamnya. Tak ingin memandangi Omnya itu yang berjalan menghampirinya.

"Kenapa kesini?!" tanyanya julid, dirinya masih kesal terhadap Omnya itu. Marsel yang melihat itu mengehela napasnya lelah. Ia pun mendudukkan dirinya didekat Al, keponakannya itu.

"Masih marah?" Marsel memandangi wajah cemberut keponakannya itu.

Al menganggukkan kepalanya mengiyakan."Ya sudah, Om Marsel minta maaf, kalau gitu." ucap Marsel mengelus rambut lembut Al.

Al yang sedari tadi menatap kucingnya, kini beralih menatap Omnya itu."Gak boleh berprasangka buruk lagi sama Vero!" ujarnya seakan menuntut.

Marsel hanya bisa mengangguk pasrah mendengarnya."Om, hanya tidak suka Al lebih dekat dengan dia." jelasnya memberi tahu. Tatapannya berubah sendu.

Al segera bangun dan duduk bersila menghadap Omnya itu."Vero temannya Al, Om Marsel_Omnya Al. Keluarganya Al. Semuanya memiliki tempatnya masing-masing dihati Al."

"Jadi Om_jangan pernah berpikir Al hanya mau sama Vero terus." Al menepuk bahu Omnya itu, ia mencoba menasehati Omnya sekarang.

Marsel menatap lekat kepada Al yang sekarang sudah menampilkan senyum manisnya."Siapapun tak rela kalau kau bersikap seperti itu kepada orang lain." ucapnya amat sangat pelan.

ALVIN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang