[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***Di hari Minggu Aska, terus saja meminta kakak tersayangnya itu untuk mengajaknya jalan-jalan, entah apa yang terjadi dengan Aska hari ini. Sifatnya yang tiba-tiba manja, kata-kata manis yang diucapkannya itu selalu mencoba mencari perhatian kakak satu-satunya itu.
"Kak__ayo dong kita pergi!"
"Ih_Om kenapa sih?" Heran Al menatap Omnya itu. Sedari pagi Omnya itu terus saja menempeli Daddynya. Al menatap julid terhadap Omnya itu.
"Diam dulu ya Al! Om mau ajak Daddy kamu jalan-jalan!"
"Kak, ada pasar malam yang baru buka Kak! Ayo kita kesana!" Ungkap Aska kepada kakaknya itu. Tapi tetap saja tidak dihiraukan oleh kakaknya yang terlalu sibuk dengan bukunya.
Itulah alasan Aska terus saja mengajak kakaknya itu, karena ia baru saja mendapat kan info dari teman-temannya bahwa ada pasar malam yang baru saja buka, entah kenapa ia menjadi tertarik dan ingin pergi bersama kakaknya itu.
Sekarang mereka bertiga berada dikamarnya Rafa. Sedangkan Oma dan Opa sedang pergi, Om dan Tante yang lain sedang bersantai ditaman Mansion. Untuk Papanya, ia sedang pergi berkunjung menemui adiknya, karena keinginannya Xifer sendiri.
Mata Al langsung berbinar senang mendengarkan pasar malam itu, ia juga ingin pergi." Daddy! Al juga mau pergi!" Ujarnya antusias.
"Kak ayo pergi Kak!" Sambung Aska.
Rafa yang mendengar suara heboh dari kedua makhluk itu, segera menyudahi kegiatannya. Matanya menatap tajam mereka berdua. Tapi, segera diabaikan oleh Aska dan Al, karena yang sekarang mereka pikirkan hanyalah pasar malam.
"Daddy ayo pergi!" Al menggoyangkan lengan panjang Daddynya itu.
Aska pun melakukan hal yang sama ikut menggoyang salah satu lengan kakaknya juga, jadilah Al yang disebelah kanan dan Aska yang disebelah kiri.
Rafa hanya bisa menghela nafas pasrah." Baiklah," jawabnya, Aska dan Al pun langsung melepaskan lengannya Rafa, berakhir mereka berdua dengan cepat memeluk tubuh Rafa dengan gembira. Bahkan dapat dilihat kedua mata mereka berdua berbinar senang akan jawaban Rafa itu.
Mereka pun segera bersiap dan pergi bertiga kepasar malam. Awalnya Para sepupunya Aska itu juga mau ikut tapi, karena tolakan keras yang Aska layangkan membuat mereka mengurungkan niatnya.
Aska hanya ingin berduaan saja dengan kakaknya itu, tapi sepertinya tidak untuk sekarang. Karena, keponakannya juga akan ikut bersama mereka.
Sebenarnya Aska ingin menyuruh Al untuk tinggal tapi, ia takut keponakannya itu dekat-dekat dengan sepupunya yang dimana membuat nya tidak rela. Akhirnya ia hanya bisa membiarkan Al untuk ikut. Lagi pula anak itu sudah membantunya membujuk kakaknya itu.
Mereka pun sampai di sebuah pasar malam yang baru-baru ini dibuka. Dengan Al yang berada digendongannya sang Daddy.
Mereka berjalan berkeliling melihat banyaknya wahana hiburan yang ada disana."Kak aku mau main ke sana!" Tunjuk Aska melihat salah satu wahana yang menarik perhatiannya. Ia menarik tangan kakaknya itu.
"Daddy Al mau yang sana saja." Al menunjuk tempat diarah berlawanan.
"Kak disana aja ya_"
"Al, Om duluan! Nanti baru giliran Al." Ucap Aska menolak keinginan Al.
"Gak mau_Daddy disana saja!" Kekeh Al tidak mau mengalah.
"Al, Om lebih tua, jadi harus ngalah ya!"
"Tapi Al lebih muda! Yang tua harus ngalah sama yang muda."
"Kak, kesana aja ya." Aska menatap kakaknya itu memohon.
"Jangan maksa ya Om." Al menatap julid Omnya itu.
"Daddy mu itu, Kakaknya Om. Bebas dong Om mau ajak kemanapun." Aska menatap Al tajam. Wajahnya sedikit cemberut karena kesal.
"Daddy punya Al." Al memeluk Daddynya itu posesive tanda kepemilikan.
Aska yang melihat itu terkejut. Iapun dengan cepat memeluk kakaknya itu juga." Ini kakaknya Om, jadi kak Rafa punya Om." Aska dan Al saling menatap tajam tak mau kalah. Al mencoba melepaskan tangan Omnya itu dari tubuh Daddynya. Tapi karena pelukan yang cukup erat membuatnya sedikit kesulitan.
Sepertinya mereka berdua tidak menyadari bahwa ada banyak sekali tatapan para pengunjung yang juga berada disana. Melihat mereka dengan berbagai tatapan yang sulit diartikan. Ada yang merasa lucu, ada juga yang merasa aneh. Bahkan ada salah satu pengunjung tertawa melihat tingkah mereka berdua.
"Lucu banget mereka."
"Manis banget deh."
"Kasihan abangnya sangat tertekan sepertinya.
"Aaaaa_sweet banget. Gak tahan terlalu manis." Itulah berbagai teriakan para orang-orang yang ada disana.
"Bisakah kalian berdua diam?" Tanya Rafa dingin, ia sudah tak tahan melihat dirinya ditatap oleh banyaknya orang-orang.
Aska dan Al yang mendengar suara yang dingin itupun segera menghentikan perdebatan mereka. Aska melepaskan pelukannya dari sang kakak. Ia melirik sekeliling, begitu banyaknya tatap mata yang memperhatikan mereka.
Wajahnya langsung bersemu merah. Kembali dipeluknya tubuh kakaknya itu menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah malu, bahkan Al yang berada diperlukan kakaknya itu juga ikut terpeluk oleh tubuhnya."Iihh_Om Aska! Al sesak kalau dipeluk gini. Lepas!" Al mencoba mendorong tubuh Omnya itu.
Tapi seolah tuli, Aska tak mengindahkan peringatan itu.Rafa pun mencoba melepaskan adiknya itu, takut putranya itu akan kehabisan nafas. Setelah itu mereka pergi dari sana mencari tempat yang sedikit tertutup dan sepi. Selama perjalanan Aska tak berhenti bersembunyi dibalik tubuh kakaknya itu, mencoba menghindari tatapan para orang yang ada disana.
Aska sudah terlanjur malu, jadi apa boleh buat ia hanya bisa bersembunyi dibalik punggung lebar kakaknya itu.
Mereka mencoba satu persatu permainan yang ada disana. Kadang-kadang Aska dan Al akan kembali berdebat memperebutkan Rafa. Aska menjadi menyesal mengajak keponakannya itu, seharusnya tadi ia tinggal saja, jadi ia tak akan mendapat gangguan untuk berduaan dengan sang kakak.
Keponakannya itu, walaupun kecil tapi, julidnya sudah seperti sepupu perempuannya itu, Selina. Membuatnya sedikit kesal dibuatnya.
.
.
.
.
.
~Next
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIN ✓
Teen Fiction~ Familyship, Brothership, Bromance dan Friendship *** Kisah seorang remaja yang meninggal akibat kecelakaan dan bertransmigrasi ke tubuh seorang anak berumur empat tahun yang hidup di jalanan. Disaat meratapi nasibnya remaja itu di kejar-kejar pre...