S~2 Bab 22

7.1K 741 79
                                    

[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***

Rafa tak tahu bagaimana Ia harus meluapkan emosinya sekarang, saat sang mama memberi tahu dirinya bahwa ada seseorang yang mengaku sebagai orang tua kandung dari anak yang telah menjadi Putranya selama ini dan mereka sekarang sedang berada dikediaman mereka. Tidak! Bukankah Putranya seorang yatim piatu? Bagaimana bisa orang itu mengaku-ngaku. Apakah Ia begitu lalai dalam menyelidiki semuanya? Sekarang bagaimana Ia harus menghadapinya. Kedua tangannya mencengkram erat pada setir mobilnya saat sebuah pikiran buruk menghantui kepalanya. Apakah mereka akan memisahkan dirinya pada Putranya ini?

Matanya menatap kaca spion mobil melihat Putranya yang tertidur dikursi belakang dipangkuan adik sepupunya itu.

"Daddy tidak akan membiarkan mereka mengambil diri-Mu Al. Tak akan pernah!" Perlahan Ia memejamkan matanya untuk menyingkirkan pikiran buruk itu.

Marsel menyadari ada yang aneh pada kakaknya."Kak, ada apa?"

Rafa tersadar, ia segera menatap jalanan didepannya."Suatu hal buruk telah terjadi." Helaan napas berat Ia lakukan.

Marsel mengerutkan dahinya bingung. Baru saja ia akan membuka suaranya untuk bertanya, pergerakan pada sang keponakan yang berada di pangkuannya itu segera membuat dirinya berhenti."Shuutt_tidurlah." Suaranya amat menenangkan, tangannya dengan lembut menepuk kepala Al dan mengusapnya pelan. Baru saja Al akan tersadar tadi tapi saat mendapatkan usapan lembut dikepalanya membuat ia tidur kembali dengan nyaman.

Mobil segera berhenti saat perjalanan mereka telah sampai pada Mansion yang mereka tempati.

Al menggeliat kecil, tangannya terulur untuk mengusap matanya. Tapi langsung ditahan oleh Om kecilnya itu.

"Sudah sampai ya?" Suaranya terdengar lirih, matanya tampak sayu menandakan anak itu sebenarnya masih mengantuk.

Rafa segera keluar dari mobilnya, segera ia mengambil Putranya itu dan menggendongnya. Al tak menolak kepalanya ia sandarkan pada dada bidang Daddynya itu dengan nyaman.

"Daddy_Al masih ngantuk." ucapnya seolah mengadu dengan lemah.

"Tidurlah_Daddy akan membawa mu kekamar." Mendengar suara lembut sang Daddy, Al memejamkan matanya kembali untuk melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.

Rafa menatap Putranya itu dengan rasa takut yang terlukis diwajahnya. Setelah itu Ia menatap Mansion nya, rasa enggan untuk melangkahkan kakinya kesana. Tapi, para keluarganya sudah menunggu kedatangan dirinya dan Putranya ini.

Sebenarnya Marsel ingin sekali bertanya pada Kakak sepupunya itu, tapi ia segera mengurungkan niatnya saat melihat sang kakak yang terlihat begitu gelisah disana.

Rafa pun melangkahkan kakinya dengan berat memasuki kediaman mereka dengan Marsel yang berjalan berdampingan.

Pintu terbuka, Rafa melangkahkan kakinya itu berencana membawa Putranya itu terlebih dahulu ke kamarnya tak ingin menatap mereka yang berada diruang tamu sana.

Baru saja kakinya akan menijak anak tangga, hingga suara yang cukup keras dari arah belakang segera membuat langkahnya terhenti dan membeku ditempat, dadanya seketika bergemuruh. Hingga tanpa sadar tangannya memeluk Putranya itu dengan erat.

Al tersentak kecil didalam pelukan Daddynya itu. Di tambah tubuhnya yang terasa sesak, membuat dirinya tak nyaman. Matanya yang terpejam erat segera terbuka menatap Daddynya itu dengan wajah sayu nya.

"Daddy?" Al mencoba melonggarkan pelukan Daddynya itu. Ekspresi seketika sedih saat tak berhasil melakukannya.

"Daddy sesak_" Suaranya terdengar lemah. Membuat Rafa segera tersadar dan merutuki kebodohan yang ia lakukan.

ALVIN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang