S~2 Bab 18

9.1K 942 11
                                        

[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***

***

"Vero Al pulang dulu ya."

"Iya."

Al segera berjalan menuju mobil Daddynya yang sudah datang menjemput, begitu juga dengan Vero yang langsung menghampiri mobil ayahnya karena supirnya itu baru saja datang menjemputnya.

Selama perjalanan berbagai macam hal yang diceritakan Al entah itu tentang teman-teman sekelasnya atau apa saja yang ia lakukan disekolah. Rafa yang mengemudikan mobilnya itu, mendengarkan semua yang diceritakan Putranya itu dengan baik.

Setelah beberapa hari kejadian yang menimpa Putranya itu, Putranya sudah kembali ceria dan beraktivitas seperti semula. Membuat semua keluarganya begitu senang melihatnya.

"Daddy_Daddy berhenti!" ucap Al yang tiba-tiba membuat Rafa segera menepi kan mobilnya.

Rafa menatap Putranya itu."Ada apa?" tanyanya khawatir.

Al terkekeh lucu melihatnya."Maaf Daddy, Al mau beli itu." tunjuk Al dibalik jendela mobil depannya.

Rafa mengehela napasnya, ia pun menatap kearah apa yang Putranya itu tunjuk. Disana ada seorang ibu-ibu tua yang sedang menawarkan bunganya yang ditanam didalam pot kepada orang-orang yang berlalu-lalang ditepi jalan sana.

"Kau mau bunga?" tanya Rafa menatap Putranya itu dengan heran.

Al menganggukkan kepalanya semangat."Daddy_beli untuk Oma, Oma pasti suka!" Al menatap Daddynya itu dengan mata bulatnya yang bersinar.

Rafa kembali menatap kedepan sana. Ia pun menganggukkan kepalanya.
"Baiklah." Rafa dan Al segera keluar dari mobil mereka dan menghampiri ibu penjual bunga itu.

"Permisi, saya ingin membeli bunganya." ucap Rafa dengan suara datarnya.

Ibu tua itu segera tersenyum senang, saat menyadari ada yang mau membeli bunganya ini."Silahkan tuan, bunga mana yang ingin anda beli?" tanya Ibu itu ramah. Ada enam bunga yang ia jual disini.

Rafa menatap bunga-bunga itu dengan tatapan sulitnya, sampai tarikan pada jas yang ia kenakan segera membuat dirinya itu menatap Putranya.

"Daddy beli semuanya saja." ujar Al dengan pelan.

Rafa mengelus rambut Putranya itu.
"Saya beli semuanya."

Rafa segera mengambil uangnya dan langsung diserahkan kepada Ibu didepannya.

"Maaf tuan, harganya hanya dua ratus ribu." ucap ibu itu meyerahkan tiga lembar berwarna merah kembali kepada Rafa.

"Nenek, sisanya ambil saja." timpal Al dengan lembut.

Sedangkan Rafa, dirinya hanya diam menatap Putranya.

Ibu penjual bunga itupun tersenyum senang menatap Al dan Daddynya.
"Terimakasih nak." ucapnya.

Al menampilkan senyum manisnya, kepalanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah itu mereka pun segera pergi, memasukan keenam bunga pot itu di bagasi mobil mereka dengan dibantu si Ibu penjual bunga.

Setelah mobil berjalan, Al begitu tenang tak banyak bicara. Anak itu begitu asik dengan kegiatannya memperhatikan jalanan dengan banyaknya orang-orang yang berlalu-lalang disana. Sedangkan Rafa, dirinya melirik sekilas Putranya itu sebelum kembali fokus menatap jalanan didepannya. Tetapi isi kepalanya sekarang sedang memikirkan Putranya itu. Seharusnya ia senang bahwa Putranya itu sangat baik, ia tahu Putranya itu sebenarnya ingin menolong Ibu-ibu tadi. Tapi entah kenapa membuatnya sedikit khawatir, semakin lama mereka hidup bersama, semakin membuatnya tahu bahwa Putranya itu sangat baik terhadap semua orang. Membuatnya begitu takut Putranya itu akan begitu dengan mudahnya dimanfaatkan oleh orang-orang sekitarnya.

ALVIN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang