[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***
***"Kamu jangan dekat-dekat sama Vero!"
"Iya, kita jadi susah mau dekat sama dia kalau kamu selalu sama dia terus."
Al hanya menatap malas mendengar ocehan dari ketiga siswi yang sekarang berdiri didepannya dengan raut kesal mereka. Padahal baru saja ia datang ke sekolah dan duduk dikursinya dengan tenang tapi, ketiga orang ini sudah menganggu ketenangan dirinya.
Tak terasa sudah satu minggu Vero bersekolah disini, tapi selama bersekolah Vero selalu bersamanya, mungkin ini sebabnya membuat keirian pada murid-murid dikelas ini apalagi yang perempuannya.
"Salah aku? Itukan hak Vero mau temenan sama siapa aja!"
Mungkin karena Vero belum datang makanya mereka berani mengatakan ini kepadanya.
"Kalau bukan karena kamu, kami udah temenan sama dia dari awal. Tapi dia selalu sama kamu terus! Kami kan susah mau deketin dia!"
"Apa-apaan ini!" Suara dingin terdengar dari arah belakang. Ketiga siswi itu segera berbalik dengan terkejut saat melihat keberadaan Vero disana.
Vero baru saja masuk ke kelasnya, saat ia melihat ada ketiga siswi yang berdiri memenuhi meja dirinya dan Al, membuatnya segera berjalan menghampiri mereka dengan aura tak sedap.
"Eh Vero, kita gak ngapa-ngapain kok disini."
"I_iya, teman-teman ayo kita kembali kebangku kita masing-masing."
Setelah mengatakan itu mereka bertiga segera pergi dari bangku Al.
Al menghela napasnya lelah melihat mereka semua. Ditatapnya Vero yang sekarang berjalan mendekatinya dan duduk dikursi sebelahnya.
"Mereka ngapain?" tanya Vero dengan raut dinginnya, entah apa yang anak itu pikirkan.
"Gak ngapa-ngapain." Dengan nada malasnya, Al hanya menjawab seperti itu. Vero yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas beratnya, bukan jawaban ini yang ia inginkan. Tapi, saat melihat bahwa Al tak ingin membahas hal ini ia tak bisa memaksanya.
Vero segera meletakkan tasnya dilaci meja. Saat akan menarik tangannya, gerakannya terhenti saat mendengar bisikan dari teman-teman sekelasnya.
"Kok dia mau sih temenan sama anak sombong itu?"
"Sama-sama sombong, makanya mereka temenan."
"Bener juga sih, entah kenapa cewek-cewek sini suka sama anak itu."
"Cuman menang tampang doang juga."
Bisikan dari para anak laki-laki terdengar ditelinga Vero. Vero yang mendengar itu segera berbalik menatap tajam mereka. Baru saja ia akan berdiri menghampiri mereka tapi, pergerakan langsung ditahan oleh Al.
"Sebentar lagi mau masuk!" ucap Al kepada dirinya membuatnya harus menahan kemarahannya.
Memang benar, tak lama setelah Al mengatakan itu bel masuk segera berbunyi. Disusul seorang guru yang masuk kekelas mereka.
Matanya menatap Al dengan pandangan yang sangat sulit diartikan, sedangkan Al hanya memfokuskan dirinya kearah depan.
Seketika ia teringat kata-kata yang pernah Al ucapkan waktu itu saat ia baru masuk kesekolah ini.
Pembelajaran segera dimulai, tak terasa waktu istirahat sudah datang. Al segera mengemas buku-bukunya dan disimpannya, setelah itu barulah ia mengambil tempat bekalnya. Ia hanya membawa satu, tapi dengan porsi yang lebih banyak. Ia pikir lebih enak membagi makanan ditempat yang sama saja. Terlalu banyak bekal tasnya jadi besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIN ✓
Teen Fiction~ Familyship, Brothership, Bromance dan Friendship *** Kisah seorang remaja yang meninggal akibat kecelakaan dan bertransmigrasi ke tubuh seorang anak berumur empat tahun yang hidup di jalanan. Disaat meratapi nasibnya remaja itu di kejar-kejar pre...